Kamala telah sampai di kantornya tepat pukul 08.00 , dia berangkat dengan menyetir mobil pribadinya sendiri, supir yang biasa mengantarkan dirinya sedang sakit dan tidak bisa masuk kerja untuk hari ini, suasan kantor sudah ramai oleh karyawan yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Mereka menyapa kamala dengan sopan dan terlihat senang dengan kembalinya kamala di kantor tersebut. Kamala di kenal sebagai CEO yang sangat baik, ramah, dan juga sopan terhadap siapapun tanpa membeda-bedakan statusnya. Kamala juga sering melakukan santunan ke panti asuhan dengan jumlah yang tidak sedikit, jika pekerjaan dari karyawannya sangat memuaskan, dia tidak segan-segan memberi uang tambahan dengan jumlah yang cukup besar. Sikap dermawanya kini juga menurun kepada putri sematawayangnya yaitu ginela. Ginela sering mengajak jaya untuk melakukan santunan kepada orang-orang yang membutuhkan.
Kamala sangat di segani oleh partner bisnis dan orang-orang di sekitarnya, beberapa orang sudah tahu bagaimana kehidupan kamala yang pahit tersebut sampai pada titik dimana dia bisa tersenyum kembali.
"Selamat pagi bu kamala." Sapa salah satu karyawan wanita yang berpapasan dengan kamala. Kamala tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Kamala berjalan sedikit lebih cepat menuju ruangan milik jasver, sebelum masuk dia sempatkan untuk mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Masuk." Ucap jasver dari dalam ruangan.
Perlahan kamala mulai membuka pintu dan masuk kedalam ruangan. Terlihat jasver yang tengah sibuk menyiapkan beberapa dokumen yang akan di gunakan untuk meeting hari ini. Kamala tersenyum melihat jasver yang begitu niatnya membantu perusahaan milik kamala yang dulunya sudah hampir jatuh bangkrut.
"Oh kama, dengan siapa kamu datang?" Tanya jasver dengan matanya yang masih tertuju pada laptop yang sedari tadi menyala dihadapannya.
"Sendiri, supir yang biasa mengantarkan ku sedang tidak enak badan, jadi mau tidak mau aku mengendarai mobil sendirian." Ucap kamala sembari duduk di atas sofa yang berada di ruangan jasver.
Mendengar penjelasan kamala, jasver menghentikan kegiatan mengetiknya dan beralih menatap kamala dengan tatapan heran sekaligus kagum, dia terys memandangi kamala yang tengah duduk bersandar pada sofa berwarna coklat muda tersebut. "Sejak kapan kamu pandai mengendarai mobil kam? Aku tidak pernah melihatmu mengendarai mobil Sebelumnya."
"Hei jangan bodoh, aku pernah belajar sewaktu masih duduk di bangku sekolah menengah akhir. Itupun ayahmu yang mengajariku, apa kau benar-benar lupa ja?"
"Ah aku baru ingat, waktu ginela dan jaya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, kamu juga sering mengendarai mobil sendiri untuk ke kantor." Jasver terkekeh pelan karena dirinya sering melupakan beberapa hal, terlalu banyak pekerjaan hingga dia lupa akan hal-hal lainya.
"Hahaha kamu tidak pernah berubah ja, selalu sibuk dengan pekerjaan mu hingga lupa dengan hal lainnya. Oh ya bagaimana untuk meeting hari ini? Apakah sudah selesai semua dokumen yang akan di presentasikan untuk hari ini?"
"Sedikit lagi kam lalu semuanya sudah beres. Mereka akan datang satu jam lagi, harusnya 30 menit lagi mereka sudah sampai, namun tadi asistennya menghubungi ku, jalanan sedang macet karena ada kecelakaan, jadi mereka harus putar arah dan jaraknya lebih jauh dari jalan utama."
"Ah baiklah, aku juga sudah membaca beberapa dokumen yang kamu kirimkan semalam dan aku menambahkan beberapa ide ku agar mereka semakin minat untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan kita ini."
"Tidak masalah kam, lagipula hari ini kamu yang akan mempresentasikan project yang akan kita buat bukan? Dari pengalaman-pengalaman sebelumnya mereka selalu puas dengan project dari perusahaan mu. Dan untuk hari ini sepertinya aku tidak bisa mendampingi mu kam, hari ini aku juga sedang ada meeting di perusahaan ku sendiri. Semoga hari ini meeting kita berjalan dengan lancar." Jasver menghentikan pekerjaannya dan tersenyum ke arah kamala. Kamala juga ikut tersenyum dan menganggukan kepalanya perlahan. "Nah sudah selesai, semuanya aku simpan di flashdisk ini, aku juga menyalin di flashdisk lain untuk berjaga-jaga jika ada hal yang tidak di inginkan terjadi." Jasver menyerahkan flashdisk berwarna hitam tersebut kepada kamala, dia duduk sejenak di sebelah kamal untuk meregangkan otot-ototnya yang beberapa hari belakangan ini sibuk dengan pekerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The eternal love of the sun
RomancePerjalan hidup seorang gadis bernama ginela yang sejak kecil sudah di didik untuk menjadi mandiri tanpa rangkulan cinta pertamanya yaitu sang ayah. Ginela tumbuh dewasa dengan caranya sendiri. Kepribadian yang hampir mirip seperti ibunya menjadikan...