Eternal love [38]

171 14 1
                                    

Hari ini ginela terlihat sangat sibuk dengan kegiatannya untuk membersihkan rumah. Terlihat beberapa maid yang juga sudah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Setiap satu bulan sekali, ginela selalu mengadakan bersih rumah yang tentunya dibantu oleh para maid yang bekerja di rumahnya, kenapa tidak setiap hari? Setiap hari para pembantu hanya membersihkan ruangan-ruangan yang memang selalu digunaka, namun untuk kegiatan kali ini mereka membersihkan seluruh rumah, mulai dari halaman depan hingga belakang. Hari ini juga haedar tidak pulang kerumah karena disibukkan dengan pekerjaan kantor yang cukup banyak, akhir-akhir ini haedar lebih sering lembur dan tidur di kantor karena mengurus dua perusahaan sekaligus, perusahaan milik keluarganya dan tentunya juga perusahaan milik jasver yang sekarang ikut dia kelola.

"Kemarin kavita minta apa ya ke aku." Ucap ginela sembari mengingat-ingat kembali hal yang di ucapkan kavita.

"Oiya baru inget, dia bilang mau pinjem beberapa buku novel, tapi haedar simpan semua bukunya dimana ya, kebiasaan banget dia kalau simpan barang-barang pasti ga bilang, aku jadi susah kan carinya. Duh dimana lagi ini...."

"Nyonya muda cari apa? Biar saya bantu carikan." Tanya salah satu pembantu, sebut saja bu sarmi.

"Ah ibu, ini bu biasanya suami saya simpan buku-bukunya dimana ya? Saya mau ambil beberapa buku bu, kebetulan teman saya mau pinjam."

"Buku? Tuan muda selalu menyimpannya di gudang bawah tanah nyonya, biar saya ambilkan untuk nyonya ya. Mau buku apa saja nya? "

Saat maid itu hendak berjalan menuju gudang yang disebutkannya tadi, ginela langsung menghentikan langkah dari maid itu.

"Tunggu bu, biar saya aja ya yang ambil sendiri, yang pegang kunci gudang ibu kan? Saya pinjam dulu ya? Ibu juga udah capek kan bersih-bersih tadi, jadi biar saya aja gapapa kok."

"Maaf nyonya tapi tuan muda tidak mengizinkan siapapun untuk masuk kedalam gudang itu kecuali orang yang dia percaya untuk memegang kuncinya, saya tidak berani melanggar perintah tuan muda. Biar saya yang ambilkan ya? Saya juga tidak capek nya, ini juga sudah menjadi pekerjaan saya jadi sudah biasa."

"Biar saya yang tanggung resikonya bu, ibu tidak usah khawatir, ibu tidak akan dipecat dari sini saya janji. Saya juga belum tahu mau ambil buku apa, jadi nanti saya bisa pilih buku yang cocok buat temen saya bu. Ibu ada rekomendasi buku yang bagus buat dibaca orang hamil? Kebetulan teman saya lagi hamil." Ucap ginela berusaha meyakinkan bu sarmi agar menyerahkan kunci gudang itu kepada ginela.

"Aduh nya, boro-boro saya ada rekomendasi. Saya aja buta huruf nya hehe." Bu sarmi menuduk malu sembari tertawa kecil. Yah menertawakan dirinya sendiri. Setelah mempertimbangkan hal itu akhirnya bu sarmi menyerahkan kunci tersebut kepada ginela. "Ya sudah nya, daripada saya salah ambil bukunya. Ini kunci gudangnya, tapi saya benar-benar minta tolong ke nyonya, jangan biarkan tuan muda pecat saya."

"Iya bu, tenang. Haedar ga akan berani pecat ibu kalau udah berurusan sama saya. Yaudah saya ke gudang dulu ya bu."

Ginela bergegas menuju gudang yang berada di lantai paling bawah rumah itu, sebelumnya haedar tidak pernah mengizinkan ginela untuk masuk ke dalam gudang itu dan ini kali pertamanya dia menginjakkan kakinya di gudang tersebut. Haedar bilang gudang itu sangat kotor dan berdebu, dia tidak ingin ginela menghirup udara kotor dari gudang itu, selain itu haedar juga sering bilang kepada ginela jika di lantai bawah terdapat hantu yang benar-benar menyeramkan dan tidak segan-segan menerkam ginela jika ginela nekat masuk ke dalam gudang. Namun cerita dari haedar sangatlah tidak meyakinkan, ginela bukanlah wanita bodoh yang bisa ditipu begitu saja.

Ginela mulai memasukkan kunci pada tempat yang semestinya, perlahan dia memutar gagang pintu tersebut dan mulai melangkahkan kakinya masuk kedalam tempat yang cukup luas. Dilihatnya sekeliling ruangan itu, tidak terlihat kotor ataupun berantakan, semua barang tersusun dengan rapi dan sepertinya hampir setiap hari dibersihkan. Debu pun hampir tidak ada di dalam ruangan itu, benar-benar bukan seperti gudang, lebih banyak buku yang usang dibandingkan barang-barang tak terpakai lainnya, seperti perpustakaan yang tua dan sepertinya masih sering di kunjungi. Beberapa rak buku tersusun dengan rapih, rak buku itu hampir semuanya penuh. Apakah dulunya haedar adalah kutu buku? Begitu banyak buku, mulai dari fiksi sampai non-fiksi. Ginela yang dulunya suka membaca saja tidak memiliki buku sebanyak itu, dia lebih suka meminjam dari perpustakaan dibandingkan membelinya.

The eternal love of the sun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang