"gi, gue pulang dulu ya, sandi udah jemput gue soalnya." Ucap widia sembari membereskan buku-bukunya.
"Oh iya sampai lupa waktu, gue anter kedepan ya wid?" Perlahan ginela turun dari ranjangnya.
Tangan widia menghentikan pergerakan ginela agar tidak banyak bergerak."Eh ga usah, lo masih lemes gini gi masa mau anter gue ke depan, lo istirahat aja biar cepet sembuh."
"Hai..." Sapa seseorang yang sudah berdiri di depan pintu kamar milik ginela.
"Loh kamu kok bisa disini san?" Tanya widia yang terkejut melihat kekasihnya sudah berada di kamar ginela.
"Oh tadi tante...." Sandi berusaha mengingat nama seseorang namun sepertinya dia lupa.
"Kamala." Sahut ginela.
"Ah iya, tante kamala yang suruh aku kesini buat nemuin kamu wid."
"Oh gitu, yaudah gi gue pulang duluan ya, cepet sembuh lo. Sepi banget tadi ga ada lo, yaudah see you baby." Widia beranjak dari ranjang ginela dan berjalan menghampiri sandi sang kekasih.
"Cepet sembuh ya gi, gue sama widia pamit dulu."
"Ga mau nemuin jaya dulu san?" Ucap ginela.
"Tadi gue liat kamar jaya, kayanya udah tidur dia, lain kali aja deh kalau kesini lagi gue temuin dia."
"Ah yaudah. Hati-hati ya, udah malem ga usah ngebut-ngebut, awas aja sampai widia kenapa-kenapa, lo orang pertama yang gue hajar san."
"Iya tenang aja kali gi."
Akhirnya widia dan sandi pergi meninggalkan kamar ginela dan bergegas untuk ke tempat tujuan mereka di malam itu.
Hanya tersisa ginela yang berada di ruangan tersebut, dia meraih ponselnya dan berniat melakukan panggilan suara dengan marva."Kak."
"Iya sayang?"
"Cafe rosella, tepat pukul tujuh malam."
"Kamu kan lagi sakit sayang, lain kali aja ya kalau kamu udah bener-bener sehat."
"Ga."
"Kakak malam itu juga ada janji sama yula, kakak ajak yula juga gapapa?"
"Kak... Sekali aja lo ga usah nyebut nama yula bisa? Gue cuma butuh waktu berdua besok malam, CUMA BERDUA. Lo sama yula udah sering bareng di kampus kan? Sehari aja gue mau sama lo kak, sesusah itu lo luangin waktu buat gue tanpa yula? Sebenernya pacar lo itu gue atau yula?"
"Kamu pacar kaka tapi urusan kakak sama yula juga penting sayang, kamu ga boleh egois ya?"
"Terserah lo aja kak, besok gue tunggu lo disana, kalau lo mau dateng sama yula mending lo ga usah dateng sekalian."
"Sayang... Kamu harus ngertiin kakak ya? Kakak sama yula lagi buat tugas dan deadlinenya mepet."
"Udah sering gue ngertiin lo berdua tapi lama kelamaan kalian berdua ngelunjak. Lama-lama gue cape jalin hubungan ga jelas kaya gini. Gue muak harus ngertiin lo terus tapi lo ga pernah ngertiin gue. Kalau besok lo ga dateng, gue pastiin hubungan kita selesai."
"Ga akan aku biarin hubungan kita selesai gitu aja gi."
Ginela langsung mematikan ponselnya dan melemparnya ke sisi ranjang. "Cih."
Ginela memilih untuk tidur dan mengistirahatkan tubuhnya agar lekas membaik dan siap bertemu marva besok malam.
Sementara itu sandi dan widia kini tengah berada di taman yang indah dan ramai pengunjungnya, mereka berdua menghabiskan malam minggu berduaan dan berharap tidak ada sesuatu yang mengangganggu acara mereka namun harapan mereka sepertinya salah. Widia melihat 2 orang laki-laki berpakaian serba hitam seperti sedang mengintai dirinya dan juga sandi dari balik pohon besar yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The eternal love of the sun
RomancePerjalan hidup seorang gadis bernama ginela yang sejak kecil sudah di didik untuk menjadi mandiri tanpa rangkulan cinta pertamanya yaitu sang ayah. Ginela tumbuh dewasa dengan caranya sendiri. Kepribadian yang hampir mirip seperti ibunya menjadikan...