Hari ini adalah hari yang penting bagi Nidya dan Rendi. Hari dimana mereka akan melangsungkan pertunangan. Pertunangan yang mewah dan diadakan di rumah milik kaidar. Beberapa tamu undangan sudah terlihat mulai berdatangan. Ginela dan Haedar datang lebih awal untuk membantu persiapan acara tersebut. Ginela tentunya membantu Nidya untuk mempercantik diri, dan benar saja, kali ini Nidya terlihat lebih cantik dan anggun dari biasanya. Wajah yang manis sekaligus cantik mampu memukau siapapun yang melihatnya, gaun berwarna merah muda yang dia kenakan juga sangatlah indah.
Tak lama kemudian keluarga dari pihak laki-laki sudah tiba dan mulai memasuki ruangan tempat acara akan di adakan. Tak perlu waktu lama mc mulai mengawali acara dengan doa dan sambutan terlebih dahulu. Namun saat acara telah dimulai, mendadak haedar mendapatkan panggilan dari seseorang, dia langsung kelur dari acara dan menerima panggilan tersebut. Raut wajahnya seketika berubah menjadi gelisah saat menerima panggilan tersebut.
Ginela dikagetkan dengan seseorang yang menarik tangannya keluar dari acara, ternyata itu haedar yang membawa dirinya pergi. "Mau kemana? Acara belum selesai sayang." Ucap ginela yang sudah berada di dalam mobil milik haedar.
"Bukankah kamu penasaran dengan orang yang mengirim pesan anonim kepadamu? Aku sudah menemukan orang itu dan ternyata kamu juga mengenalnya. Untuk acara Nidya, aku sudah meminta izin dan maaf melalui pesan singkat di WhatsApp, jadi kamu tidak perlu khawatir. Nidya juga sudah membaca pesanku dan dia mengizinkannya." Haedar mulai melajukan mobilnya untuk menuju ke suatu tempat yang belum diketahui tepatnya dimana. Dia mengikuti lokasi yang sudah dikirimkan oleh seseorang yang pastinya haedar kenali.
"Beneran kamu udah nemuin orang itu?"
"Tentu saja. Jika belum aku tidak akan membawamu untuk menemui dirinya."
Kini perasaan ginela mulai cukup tenang karena dirinya akan bertemu dengan seseorang yang selalu mengirimkan pesan peringatan untuk dirinya. Dia sudah tidak sabar ingin bercengkerama dan menanyakan beberapa hal pada orang itu. Rasa penasarannya kian memuncak saat mengingat haedar mengatakan bahwa ginela mengenal siapa orang tersebut.
Tak butuh waktu lama, kini dirinya dan Haedar sudah sampai di halaman depan sebuah rumah yang sangat sederhana, sekelilingnya dipenuhi dengan tanaman sayur. Rumah yang tak besar namun nyaman untuk di tinggali. Rumah yang terletak jauh dari keramain kota dan bisingnya kendaraan. Hawa segar masjh sangat terasa di lingkungan rumah tersebut. Entah rumah milik siapa, rasa penasarannya muncul kembali tentang siapa pemilik rumah itu. Mereka berdua segera berjalan ke arah rumah itu dan mengetuk pintu kayu rumah dengan sopan.
Tok... Tok... Tok...
"Siapa?" Tanya seseorang dari dalam rumah itu. Suara seorang wanita yang lembut terdengar menggema dari dalam rumah.
Perlahan sang empunya rumah membukakan pintu, mereka saling menatap karena terkejut akan kedatangan ginela begitupun sebaliknya ginela yang terkejut karena melihat wanita yang dulunya benar-benar cantik kini terlihat tak terawat dan lusuh. Wanita itu dengan cepat ingin menutup pintu rumahnya namun berhasil dicegah oleh tangan kekar milik haedar. Mata wanita itu terlihat berkaca-kaca dari balik pintu rumahnya.
"Yula aku mau bicara sama kamu, tolong sebentar saja. Aku ga akan nyakitin kamu la." Pinta ginela. Mendengar permintaan ginela, perlahan wanita itu membukakan pintu kayu berwarna coklat tua itu.
"Gi aku mohon jangan sakiti aku dan putriku. Tuan Haedar, tolong aku akan membayar semua hutangku dengan segera, beri saya waktu untuk mengumpulkan uang itu tuan." Wanita itu bersimpuh dihadapan haedar dan ginela, dia tertunduk dengan lemah. Ginela tak menyangka jika kehidupan Yula menjadi seperti ini. Dulu yula hidup dengan bergelimang harta, namun apakah yang membuatnya hingga hidup seperti ini, bahkan untuk makan pun dia harus mencari uang dengan usaha yang keras hingga dia meminjam uang kepada suami ginela.
KAMU SEDANG MEMBACA
The eternal love of the sun
RomantizmPerjalan hidup seorang gadis bernama ginela yang sejak kecil sudah di didik untuk menjadi mandiri tanpa rangkulan cinta pertamanya yaitu sang ayah. Ginela tumbuh dewasa dengan caranya sendiri. Kepribadian yang hampir mirip seperti ibunya menjadikan...