Eternal love [37]

187 18 0
                                    

Matahari mulai menampakkan sinarnya dari ufuk timur. Remang-remang cahayanya mulai masuk kedalam setiap ruangan melalui celah tirai-tirai yang terpasang dengan rapih. Ginela mulai membuka kelopak matanya secara perlahan dan akhirnya terbuka sempurna, dilihatnya sekeliling kamar dan mendapati haedar sedang tertidur dengan pulas di atas perut rata miliknya. Dia pun akhirnya tersadar jika bagian depan piyamanya masih terbuka dan kedua gundukan miliknya masih terlihat dengan jelas. Dengan buru-buru dia membenarkan pakainya dan berusaha bangun dari ranjangnya tanpa menggangu tidur haedar. Perlahan dia mengangkat kepala haedar dengan hati-hati, berniat untuk memindahkannya dia atas bantal. Hampir saja dia berhasil meninggalkan ranjang, namum pergerakannya kalah cepat dengan tangan haedar yang menahannya dengan memeluk erat pinggang ginela.

"Mau kemana?" Tanya haedar dengan nada suara yang masih lesu.

"Aku mau mandi dan siapin sarapan buat kamu sayang."

"Aku semalam sudah makan bukan? Dan aku cukup kenyang hehe." Ucap haedar yang terus mempererat pelukan di pinggang ginela.

"Makan apa? Bukannya semalam kamu cuma tidur?" Tanya ginela bingung.

Haedar langsung melepas pelukannya dan beralih menyandarkan kepalanya di paha milik ginela.

"Cuma? Cuma?" Ginela mengangguk pelan saat mendengar ucapan haedar. "Kamu lupa semalam aku makan apa? Haruskah aku mengulanginya lagi? Jika kamu mau aku tidak masalah untuk mengulanginya lagi." Haedar menatap mata ginela dengan tatapan yang cukup membuat bulu kuduknya berdiri, hingga ginela pun menyadari sesuatu hal yang haedar perbuat pada dirinya semalam.

"Apasih kamu, jangan kaya gini deh. Serem tau, udah ah aku mau mandi. Kamu hari ini ke kantor kan?"

"Hahaha. Iya hari ini ada meeting. Buatkan aku sayur sup yang lezat, aku merindukan sayur sup buatanmu. Oh ya dan satu lagi, ayo mandi bersama." Ledek haedar.

"Jangan aneh-aneh deh kamu, ga biasanya kamu minta kaya gitu. Aneh."

"Loh... Aku suami kamu sayang, bukankah hal itu wajar terjadi di status kita yang sekarang?"

"Iya, tapi aku belum siap. Ingat itu ya aku belum siap. Kamu jangan macem-macem, awas aja kalau kamu sampai macem-macem!" Ginela bangun dari tempat ia duduk dan bergegas menuju kamar mandi.

"INGAT SAYANG, SEMALAM AKU HAMPIR MENERKAM DIRIMU." Teriak haedar, ginela langsung menutup pintu kamar mandinya untuk menghindari ledekan-ledekan lainnya dari haedar.

Haedar kembali membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan menatap langit-langit kamar miliknya sembari memikirkan sesuatu hal yang membuatnya tertawa dengan sendirinya.

"Wajahmu sangat menggemaskan saat  muncul warna merah muda di kedua pipimu, maafkan aku untuk tadi malam. Jujur saja sebenarnya aku masih takut menyentuh dirimu, namun aku juga sangat menginginkan hal itu tadi malam. Aku tidak akan menyentuh dirimu tanpa seizinmu sayang. Mengingat kejadian semalam aku benar-benar senang, aku masih tidak percaya jika dirimu sudah menjadi milikku seutuhnya, bukan seutuhnya namun masih sebagian hehe. Aku menyukai apapun yang ada di kamu. Dan maaf untuk hari-hari lalu, aku akan mencintaimu selalu dan selamanya sell... Ah maksudku ginela." Batin haedar, sudut bibirnya kembali ditariknya, raut wajahnya berubah menjadi gelisah. Sesuatu kembali terputar di pikiranya. "Maafkan aku, aku masih belum bisa berpaling dari wanita itu, wajahnya masih terputar dengan jelas di ingatanku. Aku memang bodoh, menikah saat hatiku masih di orang lain. Aku tahu aku salah, tapi aku benar-benar menginginkan dirimu, wanita itu tidak akan pernah kembali, namun kamu akan selalu disisiku. Entah apa yang aku pikirkan saat itu. Mungkin jika kamu tahu maksud dan tujuanku menikah denganmu, kamu akan marah dan mungkin tidak akan memaafkan diriku gin. Namun jika itu benar, aku tidak akan menyalahkan dirimu, karena ini murni kesalahanku." Dia kembali menutup matanya sejenak sembari menunggu ginela selesai membersihkan dirinya. Tak lama haedar kembali terbangun saat mendengar ponsel ginela berdering, dia meraih ponsel milik istrinya itu dan membaca pesan yang muncul di layar kuncinya.

The eternal love of the sun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang