Eternal love [47]

323 13 2
                                    

⚠️ 21+ area

Bagian bawah milik haedar yang tadinya tertutup oleh handuk, kini sudah tidak tertutup apapun. Tubuh kekarnya terlihat sangat jelas bahkan benda tumpul yang besar dan panjang dibawah sana juga terlihat sudah mengacung dengan gagahnya, bersiap menerobos masuk kedalam lubang yang sudah menunggu di hadapannya. Beberapa kali haedar mengocok batang miliknya dan mulai menggosokkan perlahan pada area sensitif milik ginela. Laki-laki itu mengambil kaki istrinya dan memposisikan kaki ginela mengangkang dengan lebar agar memudahkannya menusuk lubang merah muda disana. Haedar memasukkan batang miliknya dengan sekali hentak yang membuat ginela meraung kesakitan karena lubang miliknya yang masih cukup sempit. "Ahhhh... Perihh... pelan... pelanhh sayang." Setelah ginela terlihat mulai nyaman dengan posisinya, haedar mulai memaju mundurkan batang miliknya di dalam vagina milik istrinya. Gesekan antar kedua benda itu berhasil menciptakan suara-suara yang khas, tak lupa suara erangan keduanya pun mengisi seluruh ruangan itu.

"Ahhh enakhhh... Lebihh... Cepathhh emmhhh...." Pinta ginela yang terlihat sudah mulai bisa menerima perlakuan haedar saat ini.

"Shhh, ahhh of course honey." Haedar semakin bersemangat dan terus menambah tempo kecepatan dibawah sana.

"Ahhhh... Eummhh..."

"Sshhh... Sempithhh... Nikmathh sekalihhh lubangmu, adik kecilku sangathh suka... ah ahh...."

Haedar menghujam gspot milik istrinya itu tanpa ampun, beberapa kali ginela merintih namun tak dihiraukan oleh haedar yang terus menerus melakukan permainan panas itu. Tak lama setelahnya ginela merasakan benda tumpul milik haedar mulai membesar di dalam rahimnya. Dia juga sudah mulai merasakan sesuatu akan keluar dari vaginanya.

"babe i wanna cum eumhhh..." Ucap ginela dengan suaranya yang mulai melemah.

"Of course honey, let's do it together." Haedar menambah tempo kecepatannya dan tak butuh waktu lama keduanya melakukan pelepasan bersamaan, sesuatu yang hangat memenuhi rahim ginela.

Haedar menjatuhkan tubuhnya disamping ginela, ginela memandang haedar dengan mata yang sayu sembari tersenyum. "Haedar... Am I bad?" Tanya ginela lirih.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun haedar langsung meraih pinggang mungil ginela ke dalam dekapannya, haedar membalut tubuhnya dan tubuh ginela dengan selimut. "You're so pretty, I like it. Tidurlah kamu pasti sangat lelah, kamu sama sekali tidak buruk. Terimakasih untuk malam yang sempurna ini. I love you ginela." Haedar mengecup kening sang istri dengan lembut dan mengusap lembut surai rambut hitam ginela.

"I love you more mr. Haedar." Ginela menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher haedar.

Keduanya mulai terlihat menutup mata dan memasuki alam mimpinya masing-masing.

Waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi, wanita yang berada di dekapan haedar mulai membuka matanya. Dia terlihat cukup resah karena sesuatu yang mengganggu di bawah sana, beberapa kali klitorisnya berdenyut, rasanya seperti ingin dihisap dan di puaskan. Dia menatap wajah haedar dan sesekali meraba area sensitifnya sendiri, benar saja dibawah sana sudah kembali basah. Wanita itu memutuskan untuk duduk sembari menatap wajah haedar yang masih tertidur dengan pulas.

Dia menyingkapkan selimut yang yang menutupi tubuh keduanya. Dia melihat batang yang kini mengacung ke atas dengan tegak, benar-benar besar, panjang, dan berotot terlihat sangat gagah. Ginela mulai melingkarkan jari jemarinya di penis milik haedar dan mulai menaik turunkan tangannya dengan tempo sedang.

Ginela tak menyadari jika sedari tadi haedar sudah terbangun dan memperhatikan permainan dibawah sana yang dilakukan oleh istrinya. "Kulum sayang." Ucap haedar yang membuat ginela terkejut dan segera melepaskan tangannya dari batang milik haedar.

The eternal love of the sun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang