Eternal love [43]

286 15 1
                                    

21+ area!

Terdengar suara petir yang cukup keras hingga membuat ginela semakin mempererat pelukannya pada haedar, haedar bangun karena merasa tidur sang istri kurang nyaman. Dia terus mengusap-usap kepala ginela agar kembali tertidur. Dilihatnya jam yang terpasang di dinding sudah menunjukkan pukul 02.00 . Haedar terus memandangi wajah ginela yang hanya terlihat oleh bantuan cahaya lilin yang menyala, haedar menyelipkan surai rambut ginela yang menutupi wajah yang cantik nan manis itu, sentuhan lembut dari haedar di wajah milik wanita tersebut membuatnya mulai membuka kedua kelopak matanya. Wajah mereka berdua kini benar-benar sangat dekat, manik mata mereka saling bertemu, mereka saling memandang satu sama lain diiringi dengan senyuman dari keduanya. Beberapa kali haedar melayangkan kecupan pada wajah istrinya itu.

"Kenapa bangun?" Tanya ginela dengan mata yang masih terlihat cukup sayu.

"Tidur mu terlihat tidak nyenyak jadi aku menjagamu sampai kamu benar-benar tidur sayang. Kamu mengapa terbangun?" Haedar masih tetap mengusap lembut wajah ginela.

"Sakit..." Eluh ginela yang mulai merasakan ngilu pada bagian bawah miliknya.

"Sakitnya tidak lama sayang, percayalah."

"Kamu ga rasain jadi bisa bilang gitu, ini benar-benar sakit haedar, kamu sedikit kasar tadi." Ucap ginela sambil mengerucutkan bibirnya karena kesal mendengar jawaban dari haedar.

Laki-laki itu kembali melayangkan kecupan pada bibir manis milik ginela. "Maaf, tadi aku terlalu bersemangat hingga lupa bahwa ini pertama kalinya kamu melayaniku. Permainan mu sungguh memuaskan, belajar darimana sayang?" Tanya haedar dengan nada yang sedikit meledek.

"Apaan sih, ngeledek terus."

"Kamu sering lihat kan? Aku tahu sayang jangan berbohong, aku tidak suka jika kamu mencengkeram adikku didalam milikmu, sungguh sangat nakal, ingin rasanya aku bermain kasar denganmu." Cubit haedar pada pipi sang istri yang gembul.

"Tapi aku suka."

"Oh begitu? Masih pukul setengah tiga dan sudah ada yang kembali bangun, mari tidurkan kembali sayang." Ucap haedar sembari melihat ke arah bawah miliknya.

"Sayang punyaku masih sakit."

"Biar sakitnya sekaligus jadi sembuhnya juga lebih cepat, besok aku mengambil cuti demi kamu sayang. Aku mohon." Pinta haedar sambil merasakan sesuatu dibawah sana yang mulai tak tahan ingin menerobos masuk kedalam lubang yang hangat itu.

Wanita itu menghela nafasnya kasar. "Hmm yaudah sekali lagi, mulai darimana?" Tatap ginela.

Haedar menepis selimut yang tadinya menutupi tubuh keduanya, kini terlihat kembali keduanya yang masih tanpa sehelai busana. Ginela bangun dan terduduk di samping haedar sembari menatap haedar yang terlihat sudah mengusap dan mengocok pelan penis miliknya sembari berbaring.

"Blow job sayang, cepatlah!" Pinta haedar.

Ginela mengambil alih untuk memegang batang milik suaminya itu yang kini terasa mulai mengeras, perlahan dia mulai mengocoknya dengan kecepatan sedang dan mulai memasukkannya kedalam mulut kecil miliknya itu, ginela melahap seluruh batang milik haedar. Kini mulutnya hanya penuh dengan penis haedar yang besar dan berotot tersebut, perlahan dia mulai memaju mundurkan mulutnya dengan perlahan agar haedar dapat merasakan sensasi dari pergerakan batangnya didalam mulut sang istri.

Terlihat haedar memejamkan mata sembari menikmati kegiatan istrinya dibawah sana, sesekali dia menjambak rambut ginela saat ginela jahil dengan menggigit ujung penis miliknya. Istrinya benar-benar seperti sudah ahli dalam hal ini namun kenyataannya ini adalah pengalaman pertama bagi ginela.

The eternal love of the sun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang