Eternal love [33]

221 18 12
                                    

Hari dimana pertemuan antara keluarga haedar dan ginela pun telah tiba. Ginela dan haedar telah sampai lebih dulu di restauran tempat mereka akan mengadakan jamuan malam ini, ginela terlihat anggun saat mengenakan dress berwarna hitam sebatas paha, sedangkan haedar juga terlihat sangat tampan dengan setelan kemeja putih dan jas berwarna hitam. Haedar masih terus memandangi calon istrinya yang duduk di sebelah dirinya. Haedar mengamati ginela mulai dari ujung kaki hingga kepalanya, tanpa disadari oleh sang pemilik tubuh itu. Haedar masih benar-benar tidak percaya jika dia akan menikah dengan seorang wanita yang pernah dia temui dimasa lalu.

Akhirnya ginela tersadar dengan tatapan haedar yang cukup aneh, perlahan dia menjauhkan dirinya dari haedar namun dengan cepat haedar menarik pinggang ginela hingga ginela jatuh didalam pelukannya. Mereka saling memandangi satu sama lain tanpa suara sebelum akhirnya ginela melepaskan tangan haedar dari pinggangnya.

"Gila kamu, nanti ada orang yang lihat gimana." Ucap ginela menjauhkan dirinya dari haedar.

"Kenapa? Kamu malu? Bukankah kita akan segera menikah sayang? Aku hanya ingin mencium mu sebentar saja."

"Tunggu kalau sudah sah." Pipi ginela terlihat memerah saat mendengar haedar yang terus meledeknya.

"Ah masih sangatlah lama."

Tak lama satu persatu keluarga mereka mulai berdatangan, mulai dari orang tua haedar, disusul oleh kamala dan jasver, tak luput kaidar dan jessica pun ikut datang ke jamuan makan malam tersebut. Mereka semua telah duduk di tempat masing-masing yang sudah di sediakan. Terlihat nidya lebih memilih untuk duduk disamping kamala dibandingkan di samping ayahnya sendiri.

Jerome selaku penyelenggara acara tersebut terlihat sudah siap untuk membuka acara pada malam ini, dan topik pembahasan utama adalah pernikahan sang putra bersama keluarga dari pihak wanita.

"Selamat malam, Perkenalkan saya Jerome Bagasditya, dan perkenalkan ini istri saya Yolanda Darmawangsa." Ucap jerome memperkenalkan dirinya dan sang istri. 

"Baik akan saya lanjutkan, terimakasih untuk pihak wanita yang telah datang dalam jamuan makan malam kali ini. Yang tidak lain dan tidak bukan adalah nyonya kamala maheswari dan tuan...." jerome menjeda kalimatnya dan langsung disambung oleh kamala.

"Jasver brataja." Ucap kamala. Kaidar yang mendengar posisinya digantikan oleh jasver hanya terdiam menahan kekesalan, namun dia juga tidak dapat berbuat banyak saat ini.

"Ah ya nyonya kamala dan tuan jasver. Selain untuk saling mengenal dan menikmati jamuan, saya selaku ayah dari haedar ingin membahas tentang pernikahan haedar dan putri dari nyonya maheswari. Saya dan istri saya mengajukan permohonan untuk menyelenggarakan acara pernikahan pada bulan depan, apakah dari pihak nyonya maheswari menyetujuinya?"

"Selamat malam kembali tuan Jerome Bagasditya. Perkenalan saya Kamala Maheswari selaku ibu dari Ginela Maheswari." Mendengar nama ginela, kaidar dan jessica langsung menoleh dan melihat ke arah nama yang disebutkan kamala tadi.

"Ternyata selama ini aku sering bersama dengan putriku? Hahaha sudah ku duga sebelumnya, karena wajah mereka berdua sangatlah mirip. Kamu wanita yang hebat nak." Batin kaidar.

"Saya dan Jasver telah setuju dengan apa yang tuan dan nyonya Bagasditya sampaikan tersebut. Namun apakah dalam waktu dekat semua dokumen untuk syarat pernikahan bisa segera di urus? Bukankah prosesnya cukup lama?"

"Nanti akan saya usahakan agar tepat waktu. Baiklah kalau begitu, acara akan di selenggarakan dengan private dan hanya di hadiri oleh keluarga inti, bukan tanpa sebab, acara ini dilakukan untuk menghindari sesuatu hal yang tidak di inginkan. Saya tidak ingin ada hal yang tidak diinginkan terjadi di pernikahan putra dan putri kita. Apakah tidak masalah tuan jasver?" Tanya jerome kepada jasver yang duduk di samping kamala.

The eternal love of the sun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang