Eternal love [34]

196 17 5
                                    

Sebuah butik terlihat berdiri dengan kokoh di salah satu sudut kota, hari ini butik tersebut terlihat tidak terlalu ramai, hanya beberapa orang berpakaian formal dan beberapa remaja yang mengunjungi butik tersebut untuk membeli busana ataupun hanya sekedar melihat-lihat saja. Haedar mempercayai butik tersebut untuk membuat gaun pengantin milik ginela, kebetulan hari ini gaun dan jas yang dia pesan sudah selesai dikerjakan. Haedar dan ginela pergi ke butik tersebut untuk melihat dan mencoba gaun pernikahan miliknya

Haedar dan ginela terlihat sedang duduk di sebuah sofa sembari menunggu jas dan gaunnya dipersiapkan. Terlihat senyum bahagia yang terpancar dari keduanya, perkenalan yang singkat namun cukup mengesankan untuk mereka berdua. Ginela yang berusaha mencintai haedar, dan haedar yang berusaha mempertahankan cintanya untuk ginela. Mungkin hal tersebut terlihat aneh bagi sebagian orang, menikah tanpa rasa cinta di salah satunya. Ginela tidak menolak haedar yang memaksa masuk di kehidupannya, justru ginela akan berusaha menerima haedar di kehidupannya. Ginela melihat haedar sebagai seorang laki-laki yang sangat baik, bukan seseorang kejam yang selalu dia dengar dari orang-orang disekitarnya.

"Setelah ini kamu ikut denganku untuk mengunjungi adikku yang baru saja melahirkan." Pinta haedar.

"Aku ga bisa, teman ku hari ini juga baru saja melahirkan, aku akan pergi menjenguknya bersama nidya dan rendi." Ucap ginela dengan rasa bersalah.

"Sayang sekali. Padahal aku ingin memperkenalkan kalian berdua, sebenarnya kamu sudah mengenal dia."

"Yayaya aku sudah tahu, sejak aku masih duduk di bangku sma, kamu sudah mengirim mata-mata untukku bukan?"

"Bagaimana kamu tahu sayang?"

"Mama mu yang bilang."

"Ahh sial, mama sangat tidak bisa menjaga rahasia."

"Permisi tuan, ini jasnya silahkan bisa di coba di kamar ganti. Untuk gaun milik nona sudah kami siapkan. Mari ikut saya." Ucap salah satu pegawai butik tersebut.

Haedar bergegas menuju kamar ganti dan mencoba jasnya, begitu juga dengan ginela yang berjalan bersama pegawai wanita itu dan menuju ke kamar ganti yang lain untuk mencoba gaun pengantin miliknya itu.

Tak butuh waktu lama, gaun putih yang cantik sudah terpasang ditubuh indah milik ginela. Perlahan ginela berjalan menghampiri haedar yang sedang bercermin sembari mengancingkan jasnya, dari cermin terlihat ginela yang sudah berdiri di belakangnya dengan senyum yang lebar. Sangat cantik dan menawan batinnya.

Haedar membalikkan tubuhnya secara perlahan ke arah ginela, dia terus memandangi calon istrinya tersebut tanpa bosan. Gaun berwarna putih yang dihiasi payet di beberapa bagian menambah suasana hidup pada gaun tersebut, desain yang ginela buat sendiri dan ingin dia pakai di hari pernikahannya pun kini sudah menjadi nyata.

"Sangat indah, bisakah kita percepat hari pernikahan itu sayang?"

"Gak! Ga boleh di ubah lagi, itu udah terlalu cepat." Tolak ginela dengan kesal.

"Lucu sekali wanita ini." Dengan gemas haedar mencubit pipi tembem milik ginela.

"Aw... Sakit loh, kamu tampan tapi ga jadi tampan karena kamu nakal ke aku."

"Kenapa begitu? Aku hanya mencubit mu, kamu sangat menggemaskan, aku tak tahan mencubit pipi mu bahkan aku ingin mengigitnya."

"Apasih ga jelas, jas kamu tuh kancingnya ga bener." Ginela memajukan dagunya ke arah haedar.

"Seharusnya calon istriku yang merapihkannya, sayang sekali dia sangat menyebalkan."

"Ck." Decak kesal ginela.

Ginela meraih kancing jas haedar dan menempatkannya di lubang yang benar. Jas berwarna putih tersebut sangat cocok dikenakan oleh haedar. Sangat serasi dengan gaun pengantin yang dikenakan oleh ginela.

The eternal love of the sun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang