Eternal love [23]

180 20 0
                                    

Nampak rumah mewah dengan desain yang sederhana namun elegan berdiri dengan kokoh di seberang sana, banyak pepohonan yang membuat rumah tersebut terlihat lebih asri dan sejuk dibandingkan rumah di sekitarnya ketika pagi hari, banyak bunga yang tumbuh dengan subur di rumah tersebut, ketika malam pun tak kalah indahnya, banyak lampu warna-warni yang menghiasi taman di salah satu sudut halaman belakang rumah itu. Di malam yang sama kavita terlihat sedang duduk termenung di atas ayunan yang sering dia gunakan untuk bersantai, dari wajah kavita terlihat dia sedang tidak baik-baik saja, wajahnya lebih murung dari biasanya. Wajah kesedihan kini terpancar dari matanya yang sudah menampung air mata yang masih belum bisa mengalir. Beberapa hari belakangan ini kavita selalu terlihat murung jika sudah berada di lingkungan rumah, hanya sahabat-sahabatnya sajalah yang mampu membuatnya tersenyum dan melupakan segala permasalahan yang dia hadapi. Di rumah tidak ada satu orangpun yang mengerti akan dirinya, semua sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Terkadang hanya kakaknya yang ada di rumah, namun kakanya tetap fokus kepada tugas kuliahnya, apalagi kaleo adalah mahasiswa akhir sedangkan chandra masih maba, mereka benar-benar sibuk dan tidak ada waktu untuk kavita.

Kavita sudah terbiasa dengan keadaan ini, namun kali ini kavita benar-benar sangat kesepian, sekarang kaleo jarang pulang dan lebih memilih menginap di rumah temannya, sedangkan chandra lebih memilih menghabiskan waktunya di dalam kamar bersama gadget kesayangannya. Memainkan game online ataupun menonton.

"Gue kangen suasana rumah ini kaya dulu..." Ucap kavita sambil menghela nafasnya kasar.

Malam itu kaleo pulang lebih cepat dari biasanya, dia pergi ke dapur untuk mengambil segelas air mineral, namun pandangannya teralihkan oleh sosok gadis yang melamun di atas ayunannya. Kaleo mendekat ke arah jendela dan mengamati gadis itu dari balik kaca jendela, gadis itu terlihat begitu lelah dan sedih, perlahan air matanya mulai turun ke pipi dan jatuh ke tanah. Kaleo yang melihat adiknya mulai berlinang air mata lantas meletakkan gelas yang sudah terisi air mineral dan perlahan mendekati kavita. Dia ikut duduk di samping kavita kemudian memeluknya dengan erat, kaleo mengusap lembut rambut adik perempuannya itu dan sesekali mengecup dahinya. Hal yang jarang sekali kaleo lakukan. Terkadang laki-laki bertubuh jenjang itu hanya melirik sekilas pada kavita dan bertanya apa yang terjadi, setelah tahu jika kavita baik-baik saja, lantas dia pergi meninggalkan adiknya. Namun kali ini hati kaleo terketuk untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada adik perempuannya itu. Mata laki-laki yang kini duduk di samping kavita terlihat pebih cemas dari biasanya.

"Kenapa dek? Ada yang mau kamu ceritain ke abang? Atau ada yang nyakitin kamu? Bilang ke abang." Tanya kaleo dengan lembut, mendengar hal tersebut tangisan kavita semakin menjadi-jadi. "Loh kok malah makin sedih, ayo cerita ke abang, dek." Kaleo menangkup kedua pipi gadis itu disertai dengan senyuman.

"Bang ... Kavi kangen sama abang, kangen sama bang chandra, kangen sama mami papi. Aku pengen rasain kasih sayang dari papi sama mami seutuhnya. Pekerjaan mereka lebih penting dari kavita dan abang ya?" Ucap kavita dengan kantung mata yang masih di penuhi dengan air mata.

"Abang ada di sini buat adek, bang chandra juga ada buat adek kan? Papi sama mami pasti nanti pulang."

"Tapi sekarang abang jarang pulang, jarang ada waktu lagi buat kavi, abang masih sibuk sama skripsi abang, bang chandra ga pernah ada waktu buat kavi, gadget bang chandra lebih penting dari kavita. Papi sama mami lebih sayang sama pekerjaannya di bandingkan sama anak-anaknya." Kavita menundukkan kepalanya sambil tetap menangis tak henti.

"Kavita.... Kamu adek abang kan?" Kavita menganggukkan kepalanya saat kaleo bertanya hal tersebut. "Kalau kamu butuh abang buat nemenin kamu, abang akan selalu usahain buat ada di saat kamu butuh abang bahkan disaat seluruh dunia buang kamu, kamu masih ada abang yang bakal tetep nemenin kamu, kamu lebih penting dari tugas-tugas kuliah abang, abang ga mau adek-adek abang jadi anak yang pemurung gini, abang ga suka lihat adek-adek abang nangis. Abang sayang sama kavita, abang sayang sama chandra. Terkadang abang galak dan suka ngancem kamu, itu juga untuk kebaikan kamu sendiri. Abang tau kamu kangen sama papi mami, tapi mereka cari uang buat kita juga kan? Tanpa kerja keras mereka, kita ga akan hidup enak kaya gini kav.... Abang tau perasaan kamu gimana, abang juga bisa rasain, abang juga kangen sama papi mami. Kita harus hargai semua usaha mereka yang berjuang mati-matian untuk memperbaiki ekonomi. Nanti papi sama mami bakal ada waktu luang buat kita, bukan sekarang tapi akan ada waktunya. Papi sama mami itu sayang banget sama kita bertiga termasuk sama kamu, papi sama mami selalu tanyain kamu ke abang, jangan berfikir kalau papi sama mami ga sayang sama kamu dan lebih sayang ke pekerjaan mereka. Mami sama papi selalu minta foto kegiatan kamu kalau kamu lagi sama abang, dek." Jelas kaleo berusaha untuk menenangkan adik perempuannya itu.

The eternal love of the sun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang