Chapter 27

865 68 3
                                    

Setelah perang Konoha dengan Kawaki berakhir, para pekerja Konoha kembali membangun desa dengan lebih baik lagi. Sasuke dan Menma kembali tak terlihat seperti sebelumnya, mereka tiba-tiba tak berada di tempat perang setelah Kawaki kehilangan kesadarannya.

Kawaki sendiri diawasi dengan ketat di tempat penahanan dengan ditemani oleh Sakura yang membantunya memulihkan diri, sementara itu, di rumah sakit tempat Naruto dirawat, banyak orang yang terus berdatangan mengunjungi Naruto.

Terlebih saat orang-orang mengingat panggilan Menma pada Naruto yang terdengar aneh, banyak yang curiga jika Naruto memiliki anak dari orang lain. Tapi siapa? Menma pintar ninjutsu medis dan bahkan mata pria itu menunjukkan rinnegan.

Kekuatan besar darimana itu hingga Menma bisa mengeluarkan jutsu mata yang mengerikan, itu bahkan bisa langsung melumpuhkan Kawaki dalam sekali tatap. Tapi banyak warga yang bersyukur dengan kehadiran Menma, karena hal itu bisa membuat perang berakhir dalam sekejap.

"Sakura-san, apa kau yakin mendengar Menma-kun memanggil Naruto-kun dengan panggilan ayah?"

Sakura mengangguk pelan. "Dia berada tepat di sampingku, aku sangat yakin itu."

"Apakah Naruto-kun berkhianat?" tanya Hinata menatap sendu.

"Hinata..."

Tiba-tiba Hinata merasakan sebuah genggaman tangan yang erat, wanita itu menoleh dengan terkejut dan melihat Naruto yang telah tersadar dari komanya selama berhari-hari. Hinata pun memeluk Naruto dengan erat, melupakan pembicaraannya tadi dengan Sakura.

"Maaf.. maafkan aku..."

Hinata menggeleng. "Semuanya baik-baik saja..."

"Hinata, kalau begitu aku pamit keluar ya."

"Iya, Sakura-san, terimakasih sebelumnya."

Sakura mengangguk sembari tersenyum dan langsung pergi begitu saja, ia tak mungkin mengganggu waktu Hinata dan Naruto untuk berdua. Bagaimana pun Naruto harus menjelaskan semuanya, terlebih tentang Menma.

"Dimana Sasuke?"

"Sasuke-kun menghilang begitu saja bersama Menma-kun setelah Menma-kun menghentikan Kawaki-kun..."

"Be- begitu ya...?"

Naruto berusaha mendudukkan dirinya, sementara Hinata dengan sigap membantu Naruto untuk duduk. Namun Naruto menepis tangan Hinata, bukan karena membenci wanita itu, tapi ia tahu jika Hinata telah menyadari semuanya.

"Jadi kau masih belum mencintaiku juga ya..." lirih Hinata.

"Maaf, Hinata..."

"Lalu siapa ibu dari Menma?" tanya Hinata memaksakan diri untuk tersenyum.

"Hinata..."

"Aku tidak masalah kok, Naruto-kun. Aku.. hiks... selama ini aku telah memaksamu untuk mencintaimu, aku begitu bodoh karena tak menyadari jika ada wanita lain yang benar-benar kau cintai..."

Grep

Hinata terkejut karena Naruto tiba-tiba memeluknya dengan erat dan saat itu juga Hinata menangis mengeluarkan semua keluh kesahnya yang selama ini ia tahan, dari awal pernikahannya Hinata juga sudah menyadarinya.

Naruto tidak tidur di rumah saat malam pertama mereka, Naruto bahkan berbuat kasar padanya dan melarangnya untuk menyentuh pria itu. Tapi disaat Naruto benar-benar mabuk dan kehilangan kendali, baru saat itu Naruto menidurinya tanpa dosa.

Hinata merasa begitu menyedihkan sebagai seorang istri, tapi kini Hinata menyadarinya, ia sadar jika ternyata Naruto lebih mementingkan wanita lain. Mungkin wanita itu sama kuatnya seperti Naruto, hingga anaknya begitu kuat.

"Sasuke yang melahirkan Menma."

Mata Hinata melebar setelah ia merasa tenang, wanita itu tak percaya dengan pengakuan Naruto. Ia tertawa mencoba meyakinkan dirinya jika itu tak benar, tapi Naruto sama sekali tidak mengeluarkan suara apapun setelah mengatakan itu.

"Itu.. tidak mungkin, kan?"

Naruto melepaskan pelukannya dan membuat Hinata mundur, Naruto menatap lekat mata Hinata yang mulai bimbang dengan pikirannya sendiri. Sementara Naruto menepuk bahu Hinata, menyadarkan wanita itu.

"Di desa Hare, aku melakukannya bersama Sasuke di sana secara sadar dan.. Hinata, aku masih berhubungan dengan Sasuke sampai saat ini," tukas Naruto penuh penekanan.

Mendengar semua itu, Hinata langsung pingsan karena tak percaya membuat Naruto panik dan langsung memanggil perawat untuk membawa Hinata ke ruang pasien yang lain. Namun tanpa mereka sadari, ternyata ada seseorang yang mendengar pembicaraan mereka dan menyebar hal ini.

Hubungan Sasuke dan Naruto langsung tersebar luas dan Naruto terus dibicarakan ke seluruh desa, orang-orang mulai memandang rendah pada Naruto dan Hinata. Bahkan ada yang tak segan mengatakan jika ingin jabatan Naruto sebagai Hokage digantikan.

Orang-orang dari desa pun menyebar luaskan berita ini ke desa dan bahkan ke negara lain, membuat keadaan menjadi gempar. Hanabi yang sudah mendengarnya, pergi ke kediaman Uzumaki dan menyeret Hinata kembali ke mansion Hyuuga.

Sementara di rumah sakit, Sakura yang mendengar desas desus itu mencoba terus membantahnya, wanita itu masih belum mempercayai berita yang menyebar sangat cepat. Hingga beberapa hari kemudian setelah Naruto benar-benar pulih, wanita itu memasuki ruang pasien Naruto untuk meminta penjelasan darinya.

"Boruto-nii! Hentikan!"

"Jangan menahan ku, Himawari! Orang tua brengsek ini memang harus diberi pelajaran!"

"Boruto.. Himawari..."

"Kau.. sialan! Bagaimana bisa kau mengkhianati kaasan!"

"Tousan..." lirih Himawari.

"Aku benar-benar kecewa padamu! Selama ini.. selama ini kami sudah sangat mempercayaimu! Ibu begitu mencintaimu tanpa tahu kau seperti ini! Hah.. hah.. aku harus bagaimana sekarang! Apa.. apa yang harus ku lakukan?! Ibu.. perasaannya benar-benar terluka, kau puas? hah?!"

"Maafkan ayah, Boruto."

"Kau bukan ayahku..!"

Naruto dan Sakura terkejut mendengar ucapan Boruto, sementara pria itu keluar dari ruang pasien sembari menarik tangan Himawari untuk mengikutinya.

"Naruto..."

"Sa.. sakura-chan..."

Sakura menunduk. "Jadi selama ini.. begitu ya?"

"Maafkan aku, Sakura-chan.. aku..."

"Sasuke-kun kini tak terlihat bersama Menma, mereka pergi bersama rupanya. Apakah.. Sasuke-kun sangat menyayangi Menma?"

"Sakura-chan..."

"Hah.. tidak perlu kau jawab pun aku sudah tahu. Jadi, Naruto, panggil Sasuke-kun kemari dan katakan padanya untuk menyelesaikan masalah ini denganku, agar aku mengerti..."

"Saku-"

"Baiklah, aku permisi, masih banyak pekerjaan yang ingin ku kerjakan..."

Blam

"Sakura.. maaf..."




.




.




.




TBC

Rahasia ~ Ninja Misterius{✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang