Belajar dari kesalahan itu harus, agar tidak terulang kembali, bahkan jauh lebih hati-hati juga itu harus, karena betrand tidak mau kejadian kemarin terulang kembali.
Untuk saat ini Anneth masih tetap dalam pengawasan, betrand tidak ingin kecelakaan kemarin terjadi lagi, lebih lagi dia masih mencari-cari siapa orang yang mencoba untuk membuat Anneth celaka.
Betrand tengah duduk berbicara dengan kedua orang tua Anneth, berbicara mengenai kejadian yang menimpa mereka selama ini.
"Apa papih sebelumnya memiliki musuh selain Deven?" Tanya betrand pada Amir.
"Tidak, papih rasa tidak ada nak, karena kerja sama papih dengan orang lain itu tertutup, hanya dengan ayah Deven saja papih terbuka."
"Anehnya keberadaan orang ini masih tersembunyi." Kata betrand masih menerka-nerka.
Tap... tap.....
Betrand dan Amir mengalihkan pandangannya mendengar suara langkah kaki.
"Kenapa tidak istirahat?" Tanya betrand dia berdiri membantu Anneth untuk duduk.
"Aku bosan."
"Tangan kamu masih cedera."
"Yang cedera tangan, lagian tinggal pemulihan." Kata Anneth.
"Puluh dulu sayang, betrand juga gak akan larang kalau kamu sudah sembuh, betul kan nak?" Betrand mengangguk menyetujui ucapan Amir.
"Udah enakan kok pih, cuman agak kaku aja."
"Itu namanya belum pulih." Sahut betrand.
"Iss! Ngeselin banget." Gerutuk Anneth.
Dia mengambil ponselnya kemudin menghubungi seseorang yang membuat betrand cemburu tidak suka.
"Halo dav."
"iya kenapa neth?"
"Lo dimana?"
"Di kantor lah Bu bos, dimana lagi?"
"Gue pengen nasi uduk yang di sebrang, Lo beliin ya."
"Sekarang nih?"
"Iya, mau keluar tapi gak diizin jadi gue minta tolong sama Lo." Ucap Anneth sambil melirik kearah betrand.
"Yaudah gue anterin sekarang."
"A!! Thanks God banget pokoknya, Lo emang paling bisa ngertiin gue."
"Iya iya dah, kalau ada maunya pasti gitu."
"Bye! Gue tunggu ya."
Tutt
Mungkin sengaja Anneth mengaktifkan loard speaker nya, agar bisa didengar betrand.
"Ayo kita pergi sekarang." Ucap betrand langsung berdiri.
"Loh? Kemana?" Tanya Anneth pura-pura bingung.
"Beli nasi uduk."
"Udah dibeliin sama dav-"
"Kita beli dan kamu bebas mau makan dimana pun." Anneth tersenyum penuh kemenangan.
Amir yang melihat kelakuan putrinya itu hanya geleng-geleng kepala, dia percaya pada betrand jika putrinya akan bahagia bersamanya, meskipun betrand cenderung monoton tapi Amir yakin dia bisa membahagiakan Anneth dengan caranya.
"Yaudah bentar aku batal-"
"Tidak perlu hubungi dia lagi." Ucap betrand.
"Loh kenapa?"
"Aku tidak suka."
"Cemburu?" Betrand tidak menjawab.
"Gengsi banget mau bilang cemburu, yaudah ayo." Kata Anneth merentangkan tangannya ingin menggandeng betrand.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Only You
FanfictionKelanjutan dari My Love Nona An Jika dulu kamu yang memperjuangkan aku, maka izinkan aku untuk memperjuangkan mu juga. Tolong! Jangan berubah disaat hati ini sudah menetapkan namamu, aku tidak mau ana nama yang lain lagi