momen bahagia 33

366 31 0
                                    

Betrand sedang mengurus bisnisnya yang beberapa bulan kemarin dia tinggal, dia harus kembali menstabilkan bisnisnya mengingat beberapa hal yang dia abaikan membuat bisnisnya hampir bermasalah.

Kehilangan satu perusahaan tidak akan membuatnya jatuh miskin, tapi kehilangan bisnisnya sama saja dia membiarkan orang-orang yang bekerja didalamnya harus jadi pengangguran, maka dari itu dia harus kembali menstabilkan bisnis perusahaannya yang dia rilis sejak pindah kejakarta.

"Ini tuan."

"Tolong minta berkas yang tadi saya e-mail." Kata betrand sambil membuka buka berkas yang di berikan Ichsan padanya.

"Baik tuan."

"Segera hubungi ketua divisi utama, saya ingin tahu laporan bulan lalu."

"Iya tuan."

"Kamu bisa kembali."

"Baik tuan."

Setelah dirasa cukup Ichsan kembali keluar dari ruangan betrand, untuk mengumpulkan berkas-berkas yang di minta.

Di sela-sela kesibukannya mengecek dokumen betrand mendapati telpon dari mamihnya Anneth, awalnya betrand ingin mengabaikan tetapi tahu siapa yang menelpon jadi dia angkat panggilan tersebut.

"Halo mih."

"Nak, kamu sedang di kantor?"

"Iya mih, ada apa?"

"Langsung rumah sakit ya, Anneth kayanya mau melahirkan."

"Iya mih, betrand langsung ke sana."

"Iya nak."

Tutt

Kabar yang dia dapatkan dari mertuanya langsung membuat betrand panik, dia simpan dokumen yang baru saja dia buka, bergegas dia keluar sambil menentang jas yang tidak dia kenakan.

"Ichsan!" Panggil betrand dengan nada cukup keras.

"Ada apa tuan?"

"Simpan dokumen yang saya minta, tolong kamu gantikan saya di beberapa pertemuan, saya ada urusan."

"Baik tuan."

Setelah berpesan betrand langsung menuju lift untuk turun ke lantai dasar, tidak pernah dia merasa sepanik ini dalam hidupnya, dirinya benar-benar cemas saat ini setelah mendengar kabar dari mama mertuanya.

"Silahkan tuan." Betrand mengangguk dia langsung masuk kedalam mobil.

"Langsung ke rumah sakit."

"Baik tuan."

Perjalanan yang di tempuh cukup membuat betrand tidak bisa bersabar, beberapa kali dia terus memburu-buru sopirnya agar cepat sampai di rumah sakit.

"Kenapa lama sekali? Bukankah jaraknya dekat."

"Sebentar lagi tuan."

"Cepat!"

"Baik tuan." Sesekali betrand melihat ponselnya jaga-jaga takutnya dia tidak mendengar bunyi ponselnya.

Setelah kesabarannya di uji dalam perjalanan yang terasa lambat akhirnya betrand sampai di rumah sakit, langsung saja dirinya menuju lift lantai atas karena mama mertunya sudah memberitahu dimana ruangan tempat Anneth di tangani.

Ting

Tap

Tap

Tap

Langkah lebar membawa betrand menuju ke salah satu ruangan, perasaannya semakin tidak karuan dia terasa gugup saat ini berdiri di jmdepan pintu.

"Huffh... Jangan terlihat gugup di depan mereka." Gumam betrand tidak mau terlihat gugup di hadapan mereka.

My Love Only You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang