Semua yang terjadi dalam hidupnya jika diingat rasanya suatu hal mustahil bagi Anneth, pernah ada di situasi nyawa keluarganya terancam meninggal, kemudian di pertemukan dengan laki-laki yang dia pikir pria itu adalah orang jahat tapi nyatanya tidak dia laki-laki yang selalu melindunginya dengan keluarganya.
Pahit manis perjalanan cinta dalam hidupnya sudah membuatnya bisa menerima takdir yang Tuhan gariskan untuknya, Anneth menerima semua yang terjadi saat ini padanya, karena ini semua adalah pilihannya Anneth tidak ingin mengatakan mengapa takdir kisah hidupnya begini karena ini semua adalah keputusannya.
"Hemfihh..." Hembusan nafas yang dia keluarkan bersamaan dengan ungkapan hatinya berusaha untuk menguatkan dirinya.
Tidak ada yang perlu di sesali, tidak pula untuk dia tangisi karena ini semua adalah kemauannya, demi kebaikan semuanya Anneth tidak ingin bertanya mengapa hidupnya selalu begini, sudah tidak ingin lagi.
"Melamun lagi hmm?" Anneth mengerjap melihat kearah sumber suara.
"Gak baik buat ibu hamil." Anneth tersenyum menunduk menatap perutnya yang dia peluk sedari tadi.
"Susu yang di buat khusus untuk bumil yang cantik ini." Anneth menerima susunya itu sambil tertawa.
"Terimakasih Dave." Dave tersenyum dengan senyum manisnya.
Dave yang duduk di samping tersenyum melihat Anneth, tatapannya mengandung banyak arti untuk perempuan tegar di sampingnya ini.
"Delapan bulan udah di lalui neth, dan aku tahu kamu adalah wanita yang paling sabar di dunia ini." Ucap Dave di sela Anneth meminum susu yang dia buat.
Anneth menjauhkan gelasnya dari bibirnya, tatapannya melihat lurus ke depan kemudian menghela nafas.
"Aku tidak sesabar itu Dave." Ucap Anneth sambil menatap kearah Dave.
"Iya kan yang sabar itu aku, tiap hari harus ladenin ngidam yang aneh, terus yang paling bikin aku kesel itu kadang-kadang kamu suka marah-marah gak jelas sama aku." Anneth tertawa mendengar keluhan Dave semasa dirinya hamil.
"Oh jadi Gak ikhlas nih?"
"Ikhlas banget neth! Saking ikhlasnya aku sampe rela jungkir balik buat kamu." Ucap Dave geregetan.
"Lebai banget."
"Udah ah! Kalo masalah perjuangan aja suka bilang lebai. Abisin itu susu, habis ini ada jadwal cake up kandungan kan?"
"Masa sih hari ini? Bukannya besok ya?"
"Hari ini Oneng! Kan tiap tanggal 14." Anneth terkekeh melihat Dave seperti ini malah lucu.
"Yaudah sana mandi, bau banget."
"Iya iya ini juga mau mandi." Sahut Dave sambil melangkah pergi dari taman masuk kembali kedalam rumah.
Anneth tersenyum melihat Dave yang sudah pergi, sebenarnya dia juga ingat hari ini hari cake up kandungan, tidak ada satu momen pun dia lupakan jika menyangkut masalah buah hatinya.
"Kalian sehat-sehat ya, sampai ketemu bunda nanti." Gumam Anneth mengusap perut besarnya.
**
Mata Anneth berkaca-kaca melihat perkembangan buah hatinya lewat layar monitor USG, dia melihat kearah Dave yang juga menyaksikan dua bayi yang ada di dalam perutnya.
"Mereka sangat aktif dan perkembangannya juga sangat baik, tetap di jaga ya ibu pola makannya, harus sering banyak gerak, sama satu lagi jangan terlalu setres memikirkan sesuatu." Pesan dokter.
"Tuh dengerin apa kata dokter. Suka susah kalo di bilangin."
"Bapaknya juga harus siaga ya, si ibu gak akan setres kalo suaminya juga ikut mendampingi."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Only You
FanficKelanjutan dari My Love Nona An Jika dulu kamu yang memperjuangkan aku, maka izinkan aku untuk memperjuangkan mu juga. Tolong! Jangan berubah disaat hati ini sudah menetapkan namamu, aku tidak mau ana nama yang lain lagi