jika kita berjodoh 31

270 36 5
                                    

"Dave!"

"Dave!!"

"Iss! Kemana sih tu anak." Gerutuk Anneth dengan kesal karena orang yang dia panggil-panggil sedari tadi tidak muncul.

"Orang susah gerak gini, gak mikir apa dia." Perlahan Anneth bangkit dari duduknya sambil menyanggah perutnya karena takut jatuh.

Seiring berjalannya waktu cara jalannya begitu sangat lambat seperti semut, wajar saja dengan kondisinya saat ini sedang berbadan dua lebih lagi dirinya tengah mengandung dua bayi sekaligus.

"Awas aja kalo sampe ketemu, aku suruh panjat pohon dia." Gerutuk Anneth sambil berjalan saat menginjakkan teras depan taman Anneth memegang perutnya sambil mengaduh.

"Duh... Kenapa sayang, maaf ya bunda marah-marah, gak sama kalian kok." Kata Anneth sambil mengusap bawah perutnya.

Anneth diam sejenak mengusap perutnya beberapa kali karena ngilu, setelah itu kembali berjalan masuk kedalam rumah.

"Dave!!" Teriak Anneth kembali memanggil nama pria yang selama ini selalu menemaninya.

Tidak ada sahutan

Bahkan batang hidungnya pun tidak terlihat entah kemana laki-laki itu, padahal tadi dia bilang ingin membawa cangkul kecil untuk menanam bunga matahari, tapi sejak satu jam yang lalu pria itu tidak kunjung muncul juga.

Suasana di dalam tidak ada suara Anneth melihat penjuru rumahnya sepi, entah kemana laki-laki itu.

"Apa mungkin dia masih di gudang ya?" Gumam Anneth melihat kearah dapur.

Anneth menghela nafas melangkah kembali menuju dapur, padahal baru berjalan sebentar tapi rasanya seperti sudah berjalan ratusan kilo.

"Dave!"

"Iya." Samar-samar Anneth mendengar suara Dave dari arah dapur.

Bisa di pastikan jika Dave masih berada di gudang, jadi Anneth memutuskan untuk menghampirinya ke gudang.

"Kamu nyari cangkul apa nyari tukangnya sih? Lama banget." Protes Anneth sambil berdiri di ambang pintu.

Dave berbalik melihat kearah Anneth, bagaimana tidak dirinya harus mencari cangkul di tempat seperti ini.

"Kamu pikir aja, aku harus cari cangkul di rumah orang tua kamu, mana tahu aku cangkulnya nyangkut dimana." Gerutuk Dave.

"Yaudah gak usah, keburu gak mood." Ucap Anneth dengan wajah cemberut.

Dave menghampiri Anneth melihat bumil satu ini cemburut sudah di pastikan dia sedang tidak mood.

"Yaudah dari pada nyari cangkul, mendingan kita nyari tukang bakso di depan, biasanya jam segini suka lewat kan?" Ajak Dave merangkul Anneth.

"Yaudah ayo."

Berhubung perutnya juga sudah mulai merasa lapar jadi Anneth menyetujui ajakan Dave, menunda acara marahnya pada Dave.

Mereka berdua keluar dari dapur menuju ruang depan untuk menunggu tukang bakso yang biasa lewat sepatu rumah Anneth.

Tinggal beberapa langkah lagi suara bel tanda jika ada seseorang yang datang bertamu kerumah.

"Siapa ya?" Tanya Anneth menatap Dave yang ada di sampingnya.

"Tukang kurir paket kali." Jawab Dave ngasal.

"Mana ada, orang gak pesen paket." Dave berjalan lebih dulu untuk membuka pintu keluar.

Kret

Pintu perlahan terbuka Anneth bisa melihat siapa yang datang bertamu, Dave melihat bagaimana reaksi Anneth nampak terkejut saat melihat orang yang datang kerumahnya, Dave ikut melihat keluar sama terkejutnya seperti Anneth.

My Love Only You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang