Betrand diam sejenak melihat bukti-bukti yang sudah dia kumpulkan bersama orang kepercayaannya, dia terdiam menatap ke depan tidak menyangka dengan pelakunya.
"Tuan."
"Simpan semua buktinya Mike, aku ingin mencari waktu yang tepat." Kata betrand memberikan buktinya pada Mike asistennya.
"Baik tuan."
Setelah melihat semua bukti yang di kumpulkan, betrand diam termenung masih belum percaya orang yang ada di sekitarnya adalah pelakunya, dia benar-benar tidak menyangka.
Padahal orang tersebut selalu berbuat baik padanya maupun Anneth, dia juga mensupport hubungannya bersama Anneth, lalu kenapa dia malah menusuk dari belakang, ada masalah apa sebenarnya yang membuat dia seperti itu.
Dret....dret....
Betrand melihat ponselnya berbunyi, dia menghela nafas mengangkat panggilannya. Itu.
"Halo bee."
"Halo Alf, aku mau jalan sama Nayla sama vio juga, boleh ya."
"Tidak."
"Ih! Kenapa?"
"Demi keselamatan kamu."
"Kan sama Nayla, lagian annyi juga ada Ichsan yang mengantar."
"Tidak aku izinkan."
"Karena apa? Kenapa aku gak boleh keluar sama Nayla."
"Demi kebaikan kamu."
"Tetap di rumah, jangan kemana-mana aku tidak mau dengar apapun."
Tutt
Betrand menghela nafas dia menatap ponselnya menyesal, dalam hati dia meminta maaf pada Anneth untuk saat ini dia harus melarang kebebasannya untuk keluar rumah.
Dret...dret....
Kali ini panggilan dari Nayla, betrand diam menatap layar ponselnya, entah mengapa dia enggan mengangkat panggilan dari Nayla sahabatnya.
Panggilan pertama sudah berhenti beberapa detik, ternyata Nayla tidak menyerah dia kembali menghubungi betrand.
"Ada apa?"
"Ada apa ada apa? Lo kenapa larang Anneth buat keluar? Dia itu bukan anak ayam, dia juga perlu keluar, lagian juga dia keluar sama gue bukan sendirian." Cerocos Nayla memburu.
"Dengan siapapun dia keluar, gue tetap gak izinin." Jawab betrand muntlak tidak ingin di bantah.
"Tan! Sama gue, Lo percaya kan sama gue?"
"Anneth tetap di rumah."
"Jangan bilang Lo udah gak percaya lagi sama gue?"
"Untuk saat ini, siapapun gak bisa gue percaya." Nayla terdiam ucapan betrand membuat hatinya sakit.
"Okeh! Gue harap ini bukan panggilan terakhir kita."
Tutt
Betrand menahan nafas dengan ucapan Nayla, matanya terpejam mendengar panggilan terputus setelah ucapan Nayla.
Ada rasa bersalah dalam dirinya mendengar ucapan kecewa dari Nayla, matanya terpejam menghembuskan nafasnya perlahan.
Tidak mau terlarut dalam kebimbangan hatinya betrand kembali melanjutkan pekerjaannya.
**
"Ada apa yang?" Jordan melihat istrinya duduk tepian ranjang menatap lurus kedepan.
"Belum berangkat?" Lanjutnya kembali bertanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Only You
FanfictionKelanjutan dari My Love Nona An Jika dulu kamu yang memperjuangkan aku, maka izinkan aku untuk memperjuangkan mu juga. Tolong! Jangan berubah disaat hati ini sudah menetapkan namamu, aku tidak mau ana nama yang lain lagi