Jordan 13

247 40 3
                                    

Prak

Betrand terkejut kedatangan Nayla tiba-tiba kekantornya sambil melempar map di mejanya, dia berjalan dengan wajah marah kearah betrand.

Betrand berdiri melihat Nayla yang marah, dia membenarkan jasnya baru saja ingin bertanya Nayla sudah lebih dulu bicara.

"Apa lagi yang mau Lo ubah Tan? Sikap Lo, jauhin Anneth dari gue, dan sekarang Lo cabut semua kerja sama Lo sama Jordan, apalagi setelah ini?" Betrand berjalan menghampiri Nayla keluar dari lingkar mejanya.

"Nay."

"Lo mau ngejauh dari gue? Iya! Dengan cara ini? Lo ada masalah apa sama gue?" Tanya Nayla lagi dengan menggebu-gebu.

"Dengerin gue dulu."

"Dengerin apa? Lo mau bilang gue pelakunya, dan gue udah buat rencana buat celakain Anneth, iya? Itu kan yang mau Lo bilang."

"Nay, gue-"

"Laporin gue sekalian ke kantor polisi Tan, gak perlu tanggung-tanggung." Betrand mengusap wajahnya gusar.

"Gue lakuin ini semua karena ada alasan." Jawab betrand mengulurkan tangannya untuk menyentuh Nayla.

Nayla mundur menjauh menepis tangan betrand, menatap betrand dengan pancaran rasa marah dan kecewa.

"Tega Lo!"

"Tega Lo sama gue Tan, apa arti kebersamaan kita selama ini? Lo anggapa apa? Cuman angin lewat? Iya!"

"Engga nay, kita sahabat, Lo udah gue anggap kakak gue sendiri-"

"Tapi Lo tega sama gue!" Teriak Nayla.

"Lo acuhin gue, Lo perlakuin gue ini itu, dan Lo masih berani bilang gue sahabat dan kakak Lo? Bullshit!" Betrand menunduk tidak tahu bagaimana memberitahukan kepada Nayla.

Kret

"Nay."

"Alf, ada apa?" Nayla dan betrand melihat kearah pintu.

Itu Anneth

Dia muncul dari balik pintu, tadi pagi Anneth menghubunginya katanya dia bosan jadi betrand menyarankan untuk kekantornya saja, biar dia sendiri yang mengantarnya jalan keluar.

"Nay, you kenapa?" Tanya Anneth melihat Nayla dengan wajah kecewa dan air mata yang menetes.

"Alf, stop ngindar kaya gini, kita bicarain semuanya baik-baik, aku gak mau hubungan kita rusak hanya karena teka-teki orang yang berusaha buat celakain aku." Kata Anneth pada betrand sudah lelah dengan semuanya.

"Lagi pula dia hanya mencelakai saja, aku punya kalian, dan pasti-"

"Ai pelakunya neth." Sela Nayla sontak membuat Anneth langsung menatap Nayla.

"Makannya betrand berubah, dan tidak percaya ai lagi."

"Nay."

"Bukan Nayla pelakunya." Kata betrand membenarkan.

"Terus siapa? Lo mau tubuh siapa lagi? Bukannya selama ini Lo berubah cuman sama gue."

"Yang pasti gue minta Lo ngerti apa yang gue lakuin nay, demi kebaikan kita semua."

"Alf, gak gini caranya." Kata Anneth tidak setuju.

"Kalau memang bukan Nayla pelakunya, please! Jangan kaya gini." Betrand menatap Anneth.

"Jika pun aku mengatakannya akan sama halnya melukai Nayla."

"Kenapa begitu?"

"Biar ini semua menjadi urusanku dengan dia, tapi tolong untuk saat ini mengerti apa yang aku lakukan." Anneth terdiam dengan pikiran yang menerka-nerka.

"Gue pikir kita memang ada ikatan saudara Tan, ternyata gue salah! Lo sama gue itu cuman orang yang saling kenal dan harus jadi asing." Ucap Nayla sambil berlalu pergi dari ruangan betrand.

Anneth menatap betrand kecewa, bisa-bisanya dia bersikap begitu pada sahabatnya sendiri, siapa orang yang sudah membuat dia begitu, siapa dalang di balik semuanya, sampai membuat betrand tidak bisa mempercayai siapapun.

"Justru sikap kamu kaya gini malah buat keruh suasana." Ucap Anneth menjauh dari betrand.

"Nayla pasti akan ngerti." Anneth tertawa mencemooh menatap betrand masih bicara begitu.

"Benar kata Nayla, kamu terlalu banyak mengandalkan logika di bandingkan hati." Betrand mendekat.

"Aku juga tidak tahu siapa yang harus aku beri tahu, semuanya di luar dugaan." Anneth memalingkan wajahnya tidak ingin menatap betrand.

"Bungkam saja semuanya, jangan beri tahu siapapun, karena kamu memang tidak percaya manusia manapun."

"Bukan begi-"

"Iya bukan? Kamu tidak percaya manusia."

"Masalahnya-"

"Masalahnya ada di kamu Alf, jangan salahkan semuanya!" Sela Anneth kembali sambil menunjuk betrand.

"Jordan!" Tekan betrand.

"Jordan pelakunya." Anneth terdiam beberapa detik.

Dia menatap betrand kemudian menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan ucapannya.

"Kamu bohong."

"Kapan aku berbohong?" Tanya betrand pada Anneth.

Anneth terdiam tidak bisa menjawab, dia memalingkan wajahnya kearah lain, benar-benar terasa sakit dan dia merasa orang baik selama ini dia percaya Selain betrand dan juga Nayla.

"Apa penyebab Jordan begitu?" Tanya nya.

"Jordan adalah keluarga korban dari rencana ayah Deven dan papih kamu." Seketika tubuh Anneth terasa lemas.

Lagi-lagi masalah orang tuanya yang merumitkan hidupnya, Anneth tidak tahu seberapa besar dosa yang di perbuat papihnya, sampai membuat orang benar-benar membenci dirinya dan ingin mencelakainya.

"Pelaku yang mengirim surat ternyata dia, dan dua kejadian juga ulah dia." Lanjut betrand.

Betrand mendekat memapah Anneth untuk duduk di sofa, dan dia ikut duduk menghadap kearahnya. Tangannya menggenggam tangan Anneth menguatkan dirinya.

"Apa aku yang harus menebus semua dosa orang tuaku?" Tanya Anneth.

"Semua masalah yang menghampiri mu, tidak akan aku biarkan melukai mu kembali." Ucap betrand sungguh.

**

maaf ya gak bisa panjang-panjang part-nya, lagi buntu di cerita ini🙏🤗

✨🌘

My Love Only You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang