Dave datang bersama dua orang yang betrand yakini jika mereka adalah anak buah Dave, karena betrand tahu jika Dave bukan orang biasa, mengingat dia adalah putra kedua dari seorang bara yang sempat menjadi penguasa pada saat itu.
"Kita selesaikan semuanya, tidak perlu ada rencana busuk seperti ini." Ucap betrand tat kala Dave menghampiri.
"Apa yang terjadi, Lo memang pantas ada di tempat ini." Ucap Dave menatap betrand tidak suka.
"Jika bukan karena rencana busuk mundengan Jordan, dia tidak akan celaka."
"Ralat! Jika mobil mu tidak menerobos menabraknya dia tidak akan celaka!" Kata Dave meralat ucapan betrand.
"Niatku bukan untuk menabrak Anneth, aku ingin menghentikan rencana Jordan!" Dave tersenyum remeh.
"Lalu?"
"Lo bakalan bilang kalau penabrakan tadi hanya ketidak sengajaan?"
Kasus tabrakan yang terjadi membuat betrand harus kembli kedalam jeruji besi yang membatasi kebebasannya, tidak ada pembelaan yang di keluarkan oleh dirinya sedikitpun, bahan saat di persidangan betrand tetap diam dan hanya menjawab iya saya pelakunya."Tuan, jika begitu terus anda bisa kembali di tahanan tetap." Ucap Mike pada tuannya yang tidak memberikan pembelaan.
"Ini semua memang salahku Mike, aku tidak becus menjaganya, aku sudah membuat dia tidak sadarkan diri, dan aku pantas mendapatkan hukuman."
"Tuan."
"Pulanglah Mike."
"Bagaimana Dengan dendam Jordan tuan?" Tanya Mike.
"Aku percayakan semuanya padamu Mike." Jawab betrand pada Mike.
"Pulang dan lakukan tugasmu."
Tidak bisa kembali membantah, Mike bergegas pergi dari sana untuk melanjutkan misi tuannya.
Sepeninggalan Mike, betrand runtuh kembi dia duduk dilantai dengan kedua kaki di tekuk menangis sejadi mungkin, merasakan penyesalahan rasa bersalah terbesar yang hanya bisa dia keluarkan lewat air mata.
Menjadi pelaku utama dalam pembunuhan orang yang dia cintai ternyata jauh lebih menyakitkan di bandingkan melihat musuh membunuh orang yang dia sayang.
"Gue penjahat."
**
Tiga dokter sekaligus menangani Anneth di ruang UGD, seolah seperti sudah menjadi suratan takdir, sehebat apapun dokter yang menangani Anneth tetap saja dia harus melewati masa kritis dan dinyatakan koma.
"Kami sudah berikan yang terbaik, kami harap anda dan keluarga bisa bersabar dan berdoa." Ucap salah satu dokter beberapa hari yang lalu.
Amir dan Deby semakin terpuruk melihat kondisi putrinya, beruntung Dave selalu ada di Samling mereka menemani mereka dan meyakinkan jika Anneth pasti akan segera sembuh.
"Om, Tante." Dave kembali datang berkunjung kerumah sakit.
"Ini saya bawakan makanan untuk kalian."
"Terimakasih Dave."
"Bagimana sidang kemarin Dave?" Tanya Amir pada Dave.
"Hakim akan menetapkan betrand sebagai tersangka jika pihak betrand Minggu nanti tidak memberikan kesaksian bahwa dia tidak bersalah."
"Mamih masih belum percaya pih, kalau betrand pelakunya." Ucap Deby pada suaminya.
"Papih juga mih."
"Lebih baik kita lihat kedepan Om Tante, jangan pikirkan hal apapun lagi." Ucap Dave pada orang tuanya Anneth.
**
Betrand keluar kembali menemui anak buahnya, mungkin dia datang untuk memberikan kabar mengenai Anneth atau Jordan.
"Tuan."
"Jordan sudah berani menampakkan diri pada tuan Amir, dia sudah berani mengancam." Kedai tangan betrand terkepal mendengar hal tersebut.
Saat ini dirinya tidak bisa berbuat apapun, hany bisa menyuruh tangan kepercayaannya saja, hal tersebut membuat betrand semakin membenci dirinya.
"Nona Anneth dinyatakan koma dan belum sadarkan diri." Semakin dibuat merasa bersalah betrand dengan kabar kedua.
Hatinya sesak, sakit, dua kabar buruk yang membuatnya marah sekaligus kecewa.
"Saya rasa tuan harus segera keluar, sebelum Jordan berbuat nekat." Betrand menatap Mike.
"Tangani semuanya Mike." Ucap betrand.
"Tuan."
"Anda tidak bersalah." Ucap Mike pada tuannya.
betrand tidak mendengarkan Mike dia berlalu pergi kembali ke tempatnya
**
Dave menatap Anneth yang terbaring lemah lewat kaca jendela, tangannya terkepal menahan amarah dalam dirinya saat ini, melihat gadis yang dia cintai harus terbaring lemah karena orang yang di cintainya.
"Aku janji Anneth, akan menjaga kamu." Lirih Dave.
"Meskipun kak Deven dulu sempat ingin membunuh mu, tidak ada sedikitpun rasa benci dalam diri ini untuk mu. Karena aku yakin orang tua kita berhubungan baik, mereka hanya salah paham saja."
Teringat cerita pamannya waktu Deven kakaknya yang memiliki dendam besar, sampai dia gelap mata dan membahayakan nyawanya sendiri.
"Aku juga membenci betrand, aku ingin menyingkirkan dia karena telah membunuh kakak ku, tapi rencana itu akan ku tunda dulu, karena saat ini kamu prioritas ku." Lanjut Dave sambil membuka kepalan tangannya menempelkan tangannya di kaca.
"Setelah nanti kamu sadar, aku akan menjauhkan kamu dari bahaya, tidak akan ku biarkan satu goresan melukai dirimu. Aku janji Anneth."
Jika dulu kakaknya yang selalu menggoreskan luka, menghancurkan gadis yang dia cintai, maka sekarang dirinya yang akan membuat dia bahagia, tanpa mengenal tangis dan luka.
Puk
Satu tepukan di pundaknya membuat Dave berbalik, dia melihat Deby yang datang menghampirinya.
"Tante."
"Terimakasih."
"Untuk apa Tante?"
"Karena kamu sudah menyelamatkan putriku, meskipun dia harus terbaring lemah."
"Apa yang saya lakukan, karena saya benar-benar mencintai putri Tante."
"Tapi dia sudah memiliki tunangan." Kata Deby.
"Saya mencintai Tante, bukan untuk merebutnya." Kucap Dave.
"Lalu apa maksud permintaanmu pada suami ku?" Tanya Deby kembali.
"Saya hanya ingin menjaganya, jika pun dia terus bersama betrand dia akan tetap dalam bahaya, karena orang yang berada di sekitarnya." Ucap Dave.
##
Maaf banget buat temen-temen yang udah nunggu update ini, baru inget kalo hari Minggu udah kelewat😓🙏
Semoga suka ya sama part ini🤗✨🌘
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Only You
Fiksi PenggemarKelanjutan dari My Love Nona An Jika dulu kamu yang memperjuangkan aku, maka izinkan aku untuk memperjuangkan mu juga. Tolong! Jangan berubah disaat hati ini sudah menetapkan namamu, aku tidak mau ana nama yang lain lagi