Page 7

5.6K 636 53
                                    

Ketika Jeno dan Haechan sampai dirumah besar keluarga Jung, kakaknya menatap bingung kehadiran anak memakai jas hujan warna neon itu. Jarang-jarang Jeno membawa seseorang ke rumah terutama lelaki manis seperti Haechan kecuali-

"Jen-"
"Bantu ambilin P3K, gausah banyak tanya." Jeno mendudukkan Haechan di sofa panjang dan mulai melepaskan jas hujan milik Haechan dan dari situ Mark bisa melihat kaki Haechan yang mengalami luka. Mark langsung melakukan permintaan adiknya, padahal dia baru saja hendak berasumsi kalau itu adalah pacar Jeno, cih.

Mark kembali dengan kotak P3K dan memberikannya pada Jeno, kakaknya itu hanya melihat bagaimana Jeno mengobati luka pada kaki pemuda yang entah siapa namanya ini. Mata Mark naik memperhatikan wajah Haechan, merasa di perhatikan si manis menolehkan kepala ke arah Mark kemudian mengalihkan pandangannya dengan cepat saat tahu dia diperhatikan. 

"Nama lo siapa?" Mark memulai pembicaraan, 
"Haechan Kak, akh-!" Haechan meringis saat luka lecetnya terkena antiseptic lalu obat merah,

"Siapanya Jeno?" 
"Saya mahasiswa bimbingan Pak Jeno." Mark tertawa mendengar Jeno dipanggil 'Pak' oleh Haechan, bukan suatu yang aneh sih tapi Mark tetap saja merasa lucu. Jeno nampak menghiraukan Mark dan fokus mengobati Haechan. 

"Udah. Saya ambilin baju dulu buat kamu." Jeno beranjak dari duduknya, baru saja beberapa meter berjalan dia kembali. Haechan yang masih duduk menatap Jeno dengan sedikit mendongak, Jeno kemudian menatap Mark.

"Jangan macem-macem." ancam Jeno pada Mark,
"Yaelah mau gue apain juga." Mark membalas, setelah itu Jeno menuju ke kamarnya. 

"Kok bisa kayak gitu dek, jatoh dari motor?" Mark bersandar pada sofa sambil menatap lawan bicaranya, 
"Disrempet mobil Kak, mobilnya kabur, emang kurang ajar." Haechan mengerucutkan bibirnya, jujur dia kesal dengan mobil tadi. Seenaknya berkendara dengan kecepatan rata-rata lalu menyerempet motornya, kabur lagi. 

"Trus, mobilnya lo hajar ga?"
"Mana sempet!" protes Haechan bersungut-sungut, Mark tertawa melihatnya. Lucu, dia jadi teringat pada Nana yang selalu terlihat lucu saat marah. Ah...kekasihnya itu sedang jalan-jalan ke luar negri dengan keluarganya, dia jadi rindu. 

"Anu..nama kakak siapa?" tanya Haechan.
"Mark, kakaknya Jeno." Haechan membulatkan bibirnya, 
"Keturunannya udah ganteng ya." Haechan mengangguk-anggukkan kepala, ia kemudian mengedarkan pandangan dan menemukan foto keluarga terpampang nyata di ruang tamu tepat di depan agak keatas pandangannya. 

"Anjir, satu keluarga visual kerajaan semua." batinnya. 
"Gimana rasanya diajar sama Jeno?" pertanyaan Mark menuntun Haechan pada satu hal yang dia juga penasaran, 

"Kak, mau nanya dong." anak itu agak berbisik dan melihat ke tangga, memastikan Jeno belum keluar.
"Pak Jeno orangnya emang agak aneh ya?" pertanyaan Haechan membuat Mark menaikkan sebelah alisnya, bingung. 
"Aneh gimana?" 
"Agak freak orangnya." Mark langsung tertawa mendengar jawaban Haechan, baru kali ini dia mendengar Jeno dikatai freak. Oleh muridnya sendiri lagi. 

"Enggak ya?" Haechan mengusap tengkuknya,
"Nggak, dia emang agak aneh anaknya sih." 
"Ngomongin apa?"  Jeno datang dengan membawa baju ganti untuk Haechan, 
"Karna kaki kamu lecet saya kasih celana pendek, kamu bisa ganti sendiri kan?" kepala Haechan mengangguk sebagai jawaban, 
"Ayo saya anter ke kamar mandi." Jeno mengulurkan tangannya pada Haechan, ia membantu Haechan dengan memapahnya kali ini karena Haechan yang meminta. Rasanya malu jika dia digendong seperti tadi. 

"Kalo diluar kampus, panggil Mas aja." pesan Jeno sebelum menutup pintu kamar mandi untuk Haechan. 






PE;ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang