Page 21

4.8K 482 14
                                    

Haechan berangkat dengan suasana hati gondok hari ini, setelah ia turun di parkiran ia bahkan langsung pergi meninggalkan Jeno setelah salim sebagai tanda menghormati tunangannya itu. Yeji dan Hyunjin sudah menunggunya di depan pintu gedung fakultas, melihat wajah masam temannya itu tentu membuat Hyunjin dan Yeji bertanya-tanya. 

"Lo kenapa dah?" tanya Hyunjin, namun Haechan tak menanggapi dan hanya berjalan begitu saja. Hal itu tentu membuat Hyunjin khawatir, takut-takut kalau temannya kesurupan dan membuat anak itu memukul dada Haechan agar menjawab pertanyaan mereka berdua. Namun yang didapatkan oleh mereka berdua adalah teriakan sakit dari Haechan sambil memegang dadanya. 

"Eh anjir! Chan lo kenapa anjing?!" Hyunjin panik setengah mati melihat Haechan yang kesakitan, lantas Yeji memukul kepala Hyunjin.
"Lo mukulnya kekencengan anjir! anak orang jantungnya kelempar goblok." ucap Yeji, ia menarik bahu Haechan sambil menepuk bahunya, 
"Chan lo gapapa?" kali ini Hyunjin bertanya dengan lebih kalem,
"Gapapa, kok." bohong jelas. 

"Bo'ong lo keliatan banget." Hyunjin memperhatikan gelagat Haechan dan itu nampak aneh, lantas dia dengan sengaja menarik tangan Haechan dan membawanya menuju ke toilet, Yeji bertugas untuk menjaga di luar karena itu toilet laki-laki. Pokoknya jangan sampai ada yang masuk dulu,

"Lo abis di hajar sama siapa?" tanya Hyunjin, 
"Gue nggak dihajar jin." Haechan hendak pergi namun Hyunjin malah tiba-tiba menarik kaosnya hingga keatas membuat Haechan yang tidak siap itu loading beberapa saat sebelum akhirnya mencoba untuk menarik kaosnya ke bawah, 
"Chan-" Hyunjin menatap wajah Haechan yang sudah memerah, jujur yang dilihat Hyunjin tadi pasti bukan sesuatu yang menyenangkan dilihat. 

Oke jika kalian penasaran maka jawabannya adalah, semua ini ulah Jeno yang semalaman meminta 'jatah' nyusu pada Haechan dan itu benar-benar sampai pagi tidak dilepas oleh Jeno, membuat Haechan harus merasakan perih pada dadanya. Bahkan dia sampai memakaikan handsaplast pada putingnya agar tidak tergesek pakaian yang dipakainya. 

"Njir, lo diapain sama Pak Jeno?!" Hyunjin bertanya panik, takut-takut kalau temannya sudah tidak perjaka lagi, dari wajah Hyunjin saja Haechan bisa menebak pertanyaan utama Hyunjin itu mengarah kesana.

"Dia cuma minta nyusu doang, ah. Udah ayo ke kelas anjing gue malu." Haechan berucap setelah memukul kepala Hyunjin lalu berjalan keluar dari toilet, terlihat Yeji yang menatap Haechan lalu Hyunjin. 

"Jadi kenapa?" tanya Yeji, 
"Urusan cowok." jawaban Hyunjin membuat Yeji merengut, percuma dia menjaga pintu toilet laki-laki bahkan sampai mengusir Jeno tadi. Iya, Jeno saja dia usir dengan dalih Haechan sedang ada urusan mendesak dan tidak bisa diganggu. 

Mereka sampai dia kelas dan pembelajaran belum dimulai karena seperti biasa Jeno akan menyiapkan presentasinya dulu, 

"Ketua kelas, bantu saya." ucapan Jeno membuat Haechan yang baru saja duduk harus berdiri lagi dan berjalan ke depan untuk membantu Jeno. 
"Kamu tolong jaid operator, ini kamu bisa benerin nggak? saya dari tadi coba masukin flashdisk nggak muncul file saya." Haechan duduk di kursi operator dan mendengarkan permasalahan Jeno, wajahnya sudah serius setelah mengeluarkan dan memasukkan flasdisk Jeno karena di komputer belum terbaca. 

"Kamu sakit?" tanya Jeno dengan suara kecil agar tidak terdengar oleh siswa lain, tangan kirinya bertumpu pada meja dengan mata yang memperhatikan layar komputer, 
"Enggak." jawab Haechan dengan suara kecil juga,
"Terus tadi ke kamar mandi kamu ngapain?" tanya Jeno, 

"Nggak papa, cuma nemenin Hyunjin aja." jawaban Haechan mengakhiri percakapan seputar keadaan Haechan, 
"Sudah, silahkan dimulai presentasinya Pak." pembelajaran pun dimulai dan semuanya menjalankan tugas masing-masing. 





PE;ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang