Page 11

5.5K 604 22
                                    

Hari ini Haechan ke kampus, dari pihak perusahaan membolehkan Haechan untuk pergi ke kampus dua hari seminggu jadi sudah ada perjanjian dan persetujuan antara kampus dan perusahaan Johnny. Ya meskipun Johnny akan tetap membiarkan Haechan kalaupun tanpa perjanjian seperti itu. 

Haechan berangkat setelah memastikan Ten tidur seperti biasanya, oh ya dia tentu saja pulang dulu ke rumah karena di apartemen Haechan belum membawa apapun. Ini sudah siang dan matahari sedang diatas kepala membuat Haechan ingin cepat cepat sampai kampus untuk meneduh. Entah kebetulan atau memang si Hyunjin yang menunggu Haechan, mereka bertemu di parkiran.

"Anjay, udah dibawa sendiri nih motornya ga dititip ke gue lagi?" tanya Hyunjin sambil mensejajarkan jalannya dengan Haechan.
"Iye." Haechan menjawab seadanya, 
"Si Yeji sama Yeri mana?" tanyanya,
"Lagi di jalan katanya. Lo mau cerita apa dah?" tanya Hyunjin.
"Ya nanti gue cerita pas kita ngumpul njir." mereka berdua berjalan bersama menuju ke ruang kelas sembari mengobrolkan hal seputar kuliah, hingga mereka melewati komplotan Ryujin yang sedang dduk di depan gedung fakultas, 

"Nah ini, si anak lontenya dateng." mendengar ucapan Ryujin membuat Haechan menatap Ryujin tidak suka, dia berbuat salah apa lagi ke perempuan itu memangnya?

"Ngaca dong, nih mau kaca spion motor gue ga?" pernyataan Hyunjin membuat Ryujin tertawa,
"Lo gatau ya? si Haechan ini emang anaknya lonte." ucapan Ryujin kini membuat Haechan sudah tidak tahan, maksudnya dia menghina Mae-nya gitu?

"Maksud lo apa?" tanya Haechan yang masih mencoba sabar karena Ryujin adalah seorang perempuan,
"Lo pura-pura gatau atau emang gatau?" pertanyaan Ryujin malah membuat Haechan bingung, memang apasih maksud Ryujin ini? 
"Mak lo kerja di Bar Ex kan?" Haechan heran, seberapa banyak Ryujin tahu soal dirinya. Apa dia mata-mata?

Ekspresi Haechan memberikan jawaban bagi Ryujin, "Mak lo tuh kerjanya bukan jadi pelayan, tapi jadi lonte disana." kali ini Haechan tidak bisa menaharan amarahnya lagi, tak peduli Ryujin perempuan dia meraih kerah kemeja biru yang dipakai gadis itu, 
"Kalo ngomong jangan sembarangan lo!" 
Hyunjin berusaha memisahkan Haechan dari Ryujin, dia tahu kalau Ryujin sudah keterlaluan tapi ini masih di kampus dan mereka mulai menjadi sorotan.
"Oh lo belom tau ya? gue udah baik hati loh ngasih tau lo-"
"Ryujin udah." peringat Hyunjin,
"Mak lo itu kerjanya jadi lonte, bukan pelayan." Haechan hendak melayangkan pukulannya ke Ryujin tetapi Hyunjin dengan cepat menahan dan menarik Haechan menjauh darisana. 
"Bangsat lo!" 
"Udah chan, ribut nanti keliatan dos-"
"Apa apa ini?" 

Keduanya berhenti ketika mendengar suara yang familiar ditelinga mereka, Haechan belum jauh dari Ryujin dan komplotannya yang kini terlihat puas melihat Haechan yang ketahuan dosen akan menghajar Ryujin. 
"Siang Pak." sapa Hyunjin, ia melepaskan pegangannya pada Haechan dan menyapa dosen dibelakang mereka. Jeno. 

"Habis kelas ke ruangan saya. Sekarang ayo semuanya ke kelas dulu." ucapan Jeno sepertinya bukan kabar baik untuk Haechan, dia pasti sudah membuat Jeno ilfeel karena kelakuannya yang seperti ini. 

"Gue ketinggalan apa woy?" Yeji yang baru datang berbisik pada sang kekasih,
"Nanti aja gue ceritain." jawab Hyunjin sambil berbisik, tidak mau Haechan mendengarnya karena masih termasuk 'konten sensitif' kalau kata Hyunjin. 


Siang itu kelas dimulai dan diakhiri seperti biasanya, bedanya Haechan setelah kelas selesai harus ikut Jeno ke ruangannya. Begitu sampai disana Haechan langsung duduk berhadapan dengan Jeno seperti biasanya,

"Tadi kenapa?" tanya Jeno, 
"Cuma masalah kecil aja Pak." 
"Jangan bohong." 
"Emang bapak tau apa soal saya?" pertanyaan itu membuat Jeno tergelak, sebagai tunangan resmi Haechan dia tidak bisa berdiam diri melihat hal tadi, apalagi Haechan hampir memukul seorang perempuan. Jeno melihat kesekitar dan ruang dosen sedang senggang, ia menarik tangan kanan Haechan untuk menggenggamnya dengan erat, tak membiarkan genggaman itu lepas meskipun Haechan beberapa kali berusaha untuk melepaskannya. 

PE;ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang