Page 32.

3.1K 308 17
                                    

Hari ini Haechan akan menjemput Piyo, sejak pagi Haechan sudah riwuh bercerita pada Ten kalau dia akan menjemput Piyo. Ketika Ten pergi ke tempat kerjanya seperti biasa kini Haechan berada di kampus setelah mengantarkan Ten. Meskipun tidak ada kegiatan lain karena kelas juga sudah dilakukan secara online karena pembelajaran hybrid jadi Haechan ke kampus hanya untuk berjalan-jalan. Haechan pergi ke kantin untuk membeli sebotol air dingin dan takoyaki, 

Ditengah kegiatannya menunggu takoyakinya jadi, Haechan melihat dari kejauhan ada seorang laki-laki yang tak asing dimatanya, Hyunjin. Tetapi dirinya tidak bersama dengan Yeji, melainkan dengan adik tingkat mereka yaitu Ayen panggilannya, Haechan juga sudah tidak asing dengan Ayen karena memang secara terang-terangan semua orang tahu kalau Hyunjin berselingkuh dengan Ayen. 

Mas, takoyakinya mas." suara pelayan membuat Haechan tersadar dari lamunannya, ia segera mengambil pesanannya lalu makan di salah satu meja, menghiraukan Hyunjin dan Ayen di sisi sebrang. 

Tak lama kemudian Haechan dikejutkan dengan kemunculan Yeji yang tiba-tiba duduk dihadapannya, Haechan mengangkat kepalanya perlahan sambil menatap temannya yang dari wajahnya saja Haechan sudah tahu kalau anak itu sedang dalam mood yang tidak baik. 
"Kenapa lo? Butek amat itu muka." tanya Haechan, Yeji tak membalas, anak itu mengeluarkan puch make up miliknya dan memperbaiki penampilan wajahnya.

"Gue putus sama Hyunjin." Haechan tak terlalu kaget, ia sering mendengar ucapan itu dari mulut Hyunjin maupun Yeji, berkali-kali.
"Yang bener lo ah, paling balikan lagi." ucap Haechan,
"Kali ini beneran, dia udah jadian sama Ayen." jawaban Yeji membuat Haechan terdiam, ia sudah melihat Hyunjin dan Ayen tadi dan kali ini sepertinya benar. 

"Gue mau ngajak lo healing belom bisa, apa lo mau ikut gue jemput adek tiri gue?" mendengar kata adik tiri membuat Yeji menurunkan kacanya dan menatap Haechan,
"Sejak kapan lo punya adek?" 
"Rumit ceritanya, nanti gue ceritain. Mau ikut gak? nih anaknya." Haechan mengambil ponselnya yang tergeletak di meja lalu mencari foto Piyo di galeri ponselnya.

"Semalem dia kirimin pap ke gue, lucu banget kan?" Yeji langsung merebut ponsel Haechan, reaksinya selalu berlebihan seperti biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semalem dia kirimin pap ke gue, lucu banget kan?" Yeji langsung merebut ponsel Haechan, reaksinya selalu berlebihan seperti biasanya.
"Gemes banget anjing?! Gue ikut!" Yeji langsung berucap demikian, yah Haechan sudah bisa menduganya sih. Yeji suka hal-hal yang lucu, termasuk manusia lucu seperti Piyo. Haechan hanya berharap kalau bentukan Piyo akan masih sama nantinya setelah ditempeli oleh Yeji. 

"Yaudah, nanti bareng Pak Jeno tapi. Tunggu dia selesai dikampus dulu." kepala Yeji mengangguk kemudian ia kembali merias dirinya,
"Eh Chan pesenin makanan dong, laper gue. Mi nyamin yak, sayurnya dikit aja." 
"Yeu bagong, malah nyuruh." meskipun sambil mengomel tetapi Haechan tetap berangkat juga untuk memesankan mi nyamin untuk Yeji. 



Hampir jam makan siang, dan Jeno baru mengabari kalau dirinya baru saja selesai. Karena mereka akan berangkat menggunakan mobil Jeno, tadi Haechan meninggalkan motor di tempat kerja Ten dan pergi ke kampus dengan menggunakan ojek online.
"Siang Pak!" sapa Yeji dengan ceria sambil masuk ke dalam mobil, tentu saja Haechan duduk didepan sedangkan Yeji dibelakang,
"Siang juga," Jeno menatap Haechan untuk meminta penjelasan tentang kenapa makhluk satu ini ikut masuk ke mobil.

PE;ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang