Page 24

5.5K 469 37
                                    

Haechan menikmati biskuit kelapa yang disediakan sembari dia dimake over untuk acara Mark dan Jaemin hari ini. Menyebalkannya ia bahkan harus menutupi bekas yang dibuat Jeno di lehernya dengan make up agar tidak terlihat, Haechan sangat malu ketika Mark menemukan kissmark di lehernya dan langsung menggoda adiknya sampai berita itu sampai ke Jaehyun dan Taeyong juga. 

Semakin diingat ia semakin malu. 
"Uhuk! uhuk!" Haechan malah tersedak roti yang dia makan karena terlalu fokus dengan suara hatinya, 
"Duh kan keselek, makanya toh jangan ngelamun." make up artist yang mendandani Haechan mengomel tapi sambil menyodorkan aqua gelas padanya. 

"Sayang, udah selesai?" Jeno tiba-tiba masuk dengan pakaian yang sudah lengkap, menggunakan jas yang mereka beli kemarin. Jeno terlihat sangat tampan, 
"Duh ini yang mau tunangan siapa sih? kok kayak kalian yang mau tunangan?" tanya si MUA, 
"Kita udah tunangan kok, ayo dek udah ditunggu." MUA itu terlihat memekik girang, Haechan meletakkan biskuit kelapa dan mengelap tangannya dengan tisu, ia menghampiri Jeno yang memberikan kode agar Haechan mengamit lengannya. 

Mereka berdua berjalan keluar dari kamar rias dan menghampiri keluarga Jeno, 
"Haechan!" suara itu membuat Haechan mengallihkan pandangannya ke arah pintu masuk gedung, terlihat Doyoung dan Johnny datang bersama. Lihatlah, Doyoung terlihat sangat bahagia, padahal dulu Haechan sangat menghormati Doyoung dan mengetahui Doyoung sebagai sosok yang baik dan pekerja keras, tapi pemikirannya berubah ketika mendengar cerita dari Hendery. 

Ah astaga, Haechan jadi kesal mengingatnya, namun yang bisa dia lakukan kini adalah tersenyum pada Doyoung dan Johnny. 

"Ah John, gimana kabar? baik nih?" Jaehyun menyapa Johnny yang kemudian berlanjut pada pembicaraan 'Ayah'. 
"Kalian nggak mau buat pesta kayak gini juga? kan kalian udah tunangan." tanya Doyoung,
"Haha, katanya Haechan mau pas nikah aja nggak mau pesta tunangan kayak ini." kali ini Taeyong yang menjawab, Haechan hanya melemparkan senyum

Doyoung menatap Haechan dengan senyum, "Nak, gimana kuliah kamu? Lancar?" kepala Haechan mengangguk sebagai jawaban kemudian Doyoung mengusap kepala Haechan.
"Selesai kuliah sama skripsi, kamu masuk ke perusahaan Ayah aja ya?" ucapan Doyoung seakan memaksa Haechan agar ia bekerja di perusahaan Johnny. Anak itu tersenyum menanggapi ucapan Doyoung,

"Kenapa sih sama orang-orang?" batin Haechan,

Haechan kemudian mengamit lengan Jeno lebih erat, pria yang lebih tua mengerti akan kode Haechan, anak itu tidak nyaman. "Biar dia yang milih mau kerja dimana, saya bakal dukung dia kok." Ucap Jeno.
"Selamat pagi para hadirin sekalian, acara akan segera dimulai diharapkan para tamu undangan untuk duduk ditempat yang sudah disediakan." Suara MC membuat pertemuan itu bubar dan mereka duduk ditempat yang disediakan, tentu saja Haechan dan Jeno berada di barisan paling depan karena bagian dari keluarga Mark,

Acara perayaan pertunangan hari ini berlangsung dengan baik, Haechan banyak makan dan kini dia hanya bisa berdiam diri di mobil karena kekenyangan.

"Kamu sih, semuanya main dimakan aja." Ucap Jeno ditengah perjaanan, takut Haechan kenapa-napa karena anak itu hanya diam saja.
"Ih Mas udah ih, kan enak semua jadi aku mau semua." Haechan menjawab dengan bibir yang mengerucut kedepan, matanya menatap keluar jendela untuk mengalihkan pemikirannya. Kemudian secara random Haechan menyuruh Jeno untuk berhenti ketika baru melewati taman kota. 

"Berhenti mas!" Jeno sampai harus banting stir ke kiri, untung saja jalanan sepi. "Kenapa dek? ada apa?" tanya Jeno khawatir, Haechan menunjuk sesuatu diluar jendela.

"Mau lato lato." ucap Haechan random, ia menatap Jeno sambil tersenyum, lagaknya seperti anak kecil yang berharap dibelikan mainan oleh mamanya.
"Buat ap-"
"Ayo mass." Haechan memotong sebelum Jeno bicara, akhirnya Jeno menganggukkan kepala dan mereka turun dari mobil. Haechan dengan senang menggandeng tangan Jeno dan mereka menyebrang bersama menuju ke penjual lato lato di pinggir jalan itu. 

PE;ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang