Haechan tahu jika Jeno berfikiran sama dengannya, tapi mereka juga tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Apakah membawa anak ini atau mengembalikannya ke panti asuhan, Haechan menatap Piyo yang menikmati makanannya. Merasa gemas sendiri karena anak itu makan dengan lahap,
"Mas, ini kalo Piyo dibalikin aku kasian sama dia. Anak-anak panti yang lain pasti nasibnya sama juga." ucap Haechan sedikit berbisik pada Jeno.
"Saya udah minta bantuan kenalan saya buat selidikan panti asuhan mereka. Piyo pasti nggak papa." ucap Jeno berusaha meyakinkan Haechan, mendengar itupun Haechan bisa bernafas lebih lega. Mana tega dia melihat anak selucu Piyo disakiti orang lain?Lihat? dia lucu sekali.
"Kalo udah selesai makannya mau jalan-jalan?" tawaran Jeno langsung diangguki oleh Piyo yang sampai bertepuk tangan dengan heboh, dia tidak pernah jalan-jalan sebelumnya. Setelah menyelesaikan makan siang itu mereka pergi menuju ke mall tempat dimana Piyo juga bisa bermain dan membelikan beberapa barang untuk anak itu.
Piyo terlihat senang ketika dibawa ke mall, anak itu dengan senang menunjuk penjual es krim dan beberapa makanan kecil lainnya. Pemberhentian terakhir tentunya ditempat bermain, Piyo terlihat menikmati waktunya sambil bermain diarea bermain anak-anak bersama dengan anak-anak yang lain.
"Mas boleh nggak sih bawa pulang Piyo?" mendengar itu Jeno menatap Haechan lalu menggeleng,
"Nanti kita kunjungin dia ya." jawaban Jeno tidak memuaskan Haechan dan hal itu membuat Haechan mengerucutkan bibirnya."Tapi janji kalo bapak bapak jahat itu udah ga di panti kalo nanti Piyo dibalikin." ucap Haechan,
"Iya sayang iya, janji." Jeno mengusap kepala Haechan, mereka duduk ditempat yang tak jauh dari area bermain anak-anak yang menyediakan berbagai permainan itu, mulai dari trampolin, panjat tebing untuk anak-anak, mandi bola, dan masih banyak lagi.Piyo melambaikan tangannya pada Haechan ketika anak itu ingin berseluncur dari perosotan, Haechan balas melambaikan tangannya. Ah dia masih ingin berlama-lama dengan Piyo. Hari itu mereka kembali ketika jam sudah menunjukkan pukul 07.00 malam dan Piyo masih bersama mereka. Karena jalan ke panti lebih dekat dari rumah Haechan makanya mereka ke rumah terlebih dahulu sebelum mengantar Piyo.
"Eh, Mama sama Abang udah pulang." Haechan melihat mobil milik Hendery terparkir dan pintu samping rumah terbuka,
"Aaaa bau soto buatan Mama, ayo Mas masuk sekalian makan." Haechan keluar dari mobil dengan menggandeng Piyo.
"Ini rumah kakak, kamu jangan sungkan ya disini. Nggak gede sih tapi semoga kamu betah." ucap Haechan, Piyo nampak tersenyum dan mengangguk."Mama! Echan pulang." Haechan melepas sepatunya dan langsung berjalan ke dapur dengan Piyo yang senantiasa mengikuti Haechan dibelakangnya.
"Malem bang." Jeno menyapa Hendery yang duduk disofa sambil menikmati serial TV kemudian duduk disamping pria itu."Halo ad- anak siapa ini kamu kok main bawa-bawa pulang?!" Ten terkejut ketika melihat sosok Piyo yang datang bersama dengan Haechan, saking kagetnya Piyo sampai bersembunyi dibelakang Haechan, takut kalau kehadirannya tidak diterima.
KAMU SEDANG MEMBACA
PE;A
FanfictionA story about them, Haechan and Jeno. A student and his lecturer. ----------------------------------------------------------------------------------------- WARNING! bxb Trauma Family issues