"Congratulation Joan atas keberhasilan lo dan Chaery yang udah membuat semua orang di auditorium tadi terpesona sama suara lo!" teriak Yesha sambil berdiri dan mengangkat segelas minuman layaknya orang-orang merayakan pesta, Seiya yang tengah duduk di sebelahnya menarik Yesha agar duduk kembali.
"Malu-maluin lo di kantin juga." bisik Seiya.
"Thank you guys, tapi gue malu banget tau."
"Enggak kok, Chae. Lo hebat." sahut Joana.
"You really deserve to be a star, chaery!" ah Yesha memang memiliki hobi berteriak, apalagi sekarang tangannya sambil menggebrak meja kantin sebagai selebrasinya.
Chaery justru tertawa melihat Seiya yang terkejut mendengar teriakkan Yesha, padahal sering mendengarnya, namun gadis itu suka tanpa aba-aba melakukannya.
"Sha sha sha.. Stop dulu." kata Joana.
"Why?"
"Regan di belakang lo."
Yesha membuka mulutnya terkejut, ia menengok ke belakang memastikan. Benar saja Regan sedang makan dengan santainya tanpa merasa terganggu sedikitpun. Cowok dari Fakultas Kedokteran itu adalah favorit Yesha.
"Gue samperin jangan ya?" katanya sambil menimbang, terlihat jelas matanya berbinar bak menemukan berlian di tengah-tengah pasir.
"Terus udah di depan dia lo mau ngapain?" kata Chaery.
Sejenak Yesha berpikir, ia menemukan sebotol minuman isotonik yang belum di buka, "Kasih ini ceritanya," ujarnya sembari memegang botol itu.
Sebelum sahutan teman-teman lainnya terdengar, Yesha berdiri dan siap menghampiri Regan.
"Halo Regan?" sapanya yang terdengar sangat ceria dan antusias.
Pemilik nama itu hanya meliriknya sekilas, lalu melanjutkan lagi kegiatannya tanpa memedulikan Yesha.
"Buat lo."
Regan bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan Yesha sendiri, bahkan makanannya belum habis ia tinggalkan bersama Yesha.
"Oke gue di tolak lagi," gumamnya kesal saat kembali ke teman-temannya.
"Cara lo terkesan memaksa," ujar Seiya.
"Iya sih, tapi gak ada cara lain."
"Eh gue harus rapat evaluasi," Joana segera menghabiskan minumannya dan merapikan tasnya. Detik selanjutnya ponselnya bergetar dari ketua pelaksana acara tadi.
"Btw Chae, lo juga harus ikut."
"Ngapain? Gue kan bukan panitia malu lah."
"Ketuanya yang langsung nyuruh."
•••
Paji sudah duduk di ruang rapat menunggu anggotanya berkumpul, hanya ada Ares yang sedang mengutak-atik ponselnya, sesekali tersenyum kecil, ia tahu temannya itu sedang melihat foto Chaery. Gadis yang baru di kenalnya beberapa jam yang lalu.
"Cinta pada pandangan pertama ceritanya, Res?"
"Gue akui iya."
"Anak Fakultas Ilmu Komunikasi, temennya Joan."
"Ji, ajak evaluasi dianya." saran Ares.
"Gue yakin gak mau, tadi aja susah banget bujuk dia buat maju."
"Kalau gak ada Chaery gue izin balik duluan kalau gitu."
"Iya ini gue usahain," kata Paji sambil menghubungi seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
STARLIT REVERIE | 00 LINE
FanfictionStory for fan 00 Line Kisah ini memiliki banyak sisi, tentang persahabatan empat gadis dan masalah percintaan mereka. Menghadapi berbagai tantangan, cinta tak terbalas, terjebak friendzone, perjodohan hingga kisah cinta rumit karena trauma.
