PART 3

426 60 7
                                    

"Jo, kok kemarin Jevin balik sendiri?"

Mendengar pertanyaan Chaery membuat Joana teringat kembali bagaimana harinya kemarin dengan Jeno, cowok itu terang-terangan menunjukkan sikap rasa sukanya pada Joana, beruntung Jeno tidak menyatakan perasaannya, ia masih belum siap dan masih memikirkan Jevin.

"Iya gue kemarin bareng Jeno mampir dulu ke cafe nya."

"Makanan datang!" kata Yesha yang menenteng bungkusan yang berisi makanan. Padahal jaraknya masih jauh, Seiya yang ada di sampingnya terkejut dengan teriakkan itu. Lagi dan lagi, Seiya mengatur napasnya dan memilih memperlambat langkahnya daripada harus berbarengan Yesha yang hobinya teriak-teriak.

Tempat yang dipilih mereka adalah taman di depan gedung fakultas, sambil menunggu mata kuliah berikutnya gadis-gadis itu membeli makanan ringan untuk menemani jam kosong ini.

"Sha, setiap lo teriak pasti Sei kaget bukan maen." kata Joana yang me-notice Seiya. Ia mengambil bungkusan di tangan Seiya yang berisi minumannya.

"Sorry bestie." katanya sangat manis pada Seiya.

"Bentar lagi juga buat salah lagi jadi gak usah minta maaf Yesha sayang." sindir Seiya.

"Eh Jo lanjut cerita tadi, jadi lo sama Jeno udah sampai mana?" Chaery masih penasaran dengan kisah temannya itu.

"Jeno? Wah wah lanjut lanjut." sahut Seiya.

"Gak sampai manapun Chae, gue sama dia gak ada apa-apa kan."

"Eh btw menurut lo pada gue lebih baik sama Jeno atau Jevin?"

"Jeno, keliatan suka sama lo." kata Chaery.

"Jeno, pemberani tidak pengecut yang cuma bisa menyembunyikan perasaannya. Eh tapi gue kan gak tau Jevin ada rasa apa engga ke lo." kata Yesha.

"Jeno.." Kata Seiya, namun ia masih menimbang, "Eh Jevin deh karena dia selalu ada buat lo."

"Tapi Jevin gak ada perasaan ke Joan." Joana yang mengulum senyumnya dan kembali bersemangat langsung dipatahkan oleh ucapan Yesha yang memang fakta.

"Kenapa lo nanya perbandingan Jeno dan Jevin? Jangan-jangan lo terjebak friendzone sama dia?" ahh Seiya paling bisa membuat Joana tersenyum canggung.

"Kayaknya iya." jawabnya dengan suara yang sangat kecil.

"Oh my god!" Yesha cukup histeris mendengar pernyataan Joana, masalahnya ia senang karena mempunyai teman yang bernasib sama, sama-sama cinta bertepuk sebelah tangan.

"Gak heran sih gue." celetuk Seiya, ia sangat tahu Joana seperti apa pada Jevin.

"Gue dukung lo sama siapapun Jo," ujar Chaery.

•••

Kampus masih ramai oleh mahasiswa kelas malam juga Chaery dan kawan-kawan yang menggunakan perpustakaan sebagai tempat mengerjakan tugas, deadline besok pagi dan kebetulan tugasnya baru diberikan siang tadi.

Yesha menutup laptopnya karena sedari tadi rasa kantuknya menyerang, sejenak ia meletakkan kepalanya di atas lipatan tangan.

"Udah pada selesai kan?" Joana merapikan barang-barang ke dalam tas, ia sudah di tunggu Jevin sedari tadi, cowok itu menyelesaikan tugasnya bersama teman-teman laki-lakinya di taman belakang kampus.

"Udah." Chaery menyandarkan punggungnya pada kursi dan menutup macbook persis seperti Yesha karena mumet melihat tugasnya yang tertera di layar.

Hanya Seiya yang biasa saja, ia terbiasa pulang malam dan mengerjakan tugas sampai malam.

STARLIT REVERIE | 00 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang