Seiya hanya butuh menenangkan dirinya sendiri, menangis cukup membuatnya tenang, setelah itu ia kembali.
Joana melempar senyumnya pada Seiya yang menyusulnya ke kantin bahkan sudah memesan makanan dan membawa semangkuk ramyeon menuju tempat dimana teman-temannya duduk.
Lima langkah lagi sampai, namun secara tiba-tiba dari arah sampingnya seseorang berjalan mundur sambil becanda dengan teman-temannya, karena fokus Seiya adalah arah depannya ia tidak menyadari kehadiran orang-orang yang baru tiba itu dan..
Brak!
Punggung seorang laki-laki itu menabraknya.
Prang!
Semangkuk ramyeon yang di pegangnya tumpah, sebelum itu mengenai bajunya, ia hanya mengenakan kaus putih sebagai atasannya dan kuah panas itu meninggalkan noda di baju Seiya yang terlihat sangat jelas bagian depannya.
"Sorry gak sengaja," ujarnya penuh penyesalan setelah tahu apa yang terjadi di belakangnya.
Orang itu adalah Paji.
"Sei." dengan cepat Joana menghampirinya dan membawakan tissu membantu membersihkan bekas kuahnya meskipun tak akan hilang hanya di lap dengan tissu.
"Seiya, maafin gue juga ya?" sahut Ajun, karena Paji tadi becanda dengannya.
"Lo berdua kalau bercanda harus tau tempat." peringat Ares.
"Sei, gue bantu bersihin ya?" Yesha dan Chaery sudah di dekatnya, mereka agak takut dengan suasana hati Seiya padahal tadi hampir saja gadis itu sudah membaik, namun Paji membuat sudut bibir Seiya kembali tertarik ke bawah.
Sedangkan Seiya hanya diam dengan raut wajah datarnya.
Tanpa berkata apapun Seiya berlalu meninggalkan kantin, Joana hendak menyusulnya namun Paji menahannya, "Jo, biar gue aja yang tanggung jawab."
"Lo yakin?"
"Iya." segera ia menyusulnya keluar dan mengejar Seiya yang masuk ke salah satu gedung fakultas sepertinya mencari toilet terdekat.
"Seiya!"
Tak ada respon, Paji berlari menyamakan langkahnya dengan Seiya, setelah beriringan barulah ia memberikan jaket yang tadi dipakainya pada Seiya.
Tentu saja Seiya mengambilnya dengan kasar, seolah marah pada cowok di sampingnya. Sampai tiba di depan pintu gedung, Seiya menghentikan langkahnya.
"Ngapain masih ngikutin gue?"
"Ini lingkungan gue."
Seiya mengerjap pelan, tanpa sadar ia hampir masuk ke dalam Fakultas Teknik, "O-oh lo anak Teknik?" katanya dengan pertanyaan retorik.
"Iya, ayo gue tunjukin dimana letak toilet."
Diam.
"Kenapa?" tanya Paji heran.
"Lo jalan duluan, gue gak tahu!"
"Galak juga ni cewek." gumamnya tanpa maksud menyindir Seiya.
•••
Seiya sudah pulang karena tadi saat keluar dari toilet ia tidak menemukan Paji yang awalnya bilang akan menunggunya di luar. Seiya tidak peduli, selanjutnya ia akan kembali menemui teman-temannya karena sebelumnya sempat membuat mereka khawatir dan Seiya terbawa emosi. Namun papanya mengirim pesan pada Seiya agar segera pulang siang ini juga.
Seiya menurut karena jarang sekali sang papa siang hari ada di rumah, ia membuka pintu rumah dan mendapati papanya yang baru turun tangga rumahnya lalu menempati sofa ruang tamu.

KAMU SEDANG MEMBACA
STARLIT REVERIE | 00 LINE
FanfictionStory for fan 00 Line Kisah ini memiliki banyak sisi, tentang persahabatan empat gadis dan masalah percintaan mereka. Menghadapi berbagai tantangan, cinta tak terbalas, terjebak friendzone, perjodohan hingga kisah cinta rumit karena trauma.