PART 35

341 49 1
                                        

Pagi yang cerah sekitar jam 10 mereka memanfaatkan momen liburannya di pantai yang ada di depan resort, Memoria Island - pulau kecil itu dikunjungi banyak wisatawan memang memiliki daya tarik yang cukup kuat. Pagi ini sudah di penuhi banyak orang yang melakukan surfing, berenang dan melakukan hal lainnya.

Sedangkan Yesha duduk santai di bawah payung pantai dengan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.

"Eh Regan kenapa di tinggal?" tanyanya ketika melihat anak-anak cowok sudah ada di sekitar pantai.

"Tadi bareng ke sini malah balik lagi dia." jawab Paji.

Ares menghampiri mereka berdua sedangkan yang lainnya mulai bermain air bahkan bersiap memainkan voli pantai.

"Ji, Joan sama Jevin masih jaga jarak, gak enak banget liatnya." kata Ares.

Paji dan Yesha mengikuti arah pandang Ares pada Joana yang duduk di bebatuan sendirian sambil melihat ombak di depan matanya, lalu beralih pada Jevin yang memegang bola voli sambil duduk di atas pasir dengan menatap objek yang sama dengan Joana.

"Iya yang biasanya nempel 24 jam sekarang malah canggung." sahut Yesha.

"Nanti kita kasih moment buat mereka berdua." saran Paji, lalu ia menghampiri tepi pantai yang sudah disiapkan untuk bermain voli.

"Yok main yok!" teriaknya yang membuat Ajun dan Haikal tak lagi berenang.

Tak lama Regan datang dengan sebuah kain di tangannya, ia menghampiri Yesha dengan melebarkan kain itu, lalu ia berlutut di depan Yesha dan menyampirkan kain pada tubuh Yesha.

"Terlalu terbuka, Sha." ucap Regan saat keduanya berjarak dekat.

Sementara Yesha hanya terpaku dengannya, mengeratkan kain tersebut dan benar-benar menutupi seluruh badannya.

"Maksud lo apa?" tanyanya pelan.

"Gue cuma melindungi lo, kalau ada yang tertarik sama tubuh lo gimana?"

"Thanks."

"Hmm, jangan pergi jauh-jauh tanpa gue ya? Kalau bosen bilang aja, gue sering ke sini jadi cukup taulah beberapa tempat di sini."

Hah? Regan ih apaan sih, gue ngerasa jadi cewek lo kalau gini.

"Oke." jawab Yesha pada akhirnya.

•••

Setelah makan malam, mereka berpisah juga Joana yang mendapat pesan dari Seiya agar segera datang ke pantai, katanya mereka sedang berkumpul, akhirnya ia menuruti temannya itu.

Entah pantai bagian mana, Joana menelusuri tepiannya bahkan entah sudah berapa meter ia berjalan, pandangannya menunduk menatap pasir putih yang lembut sambil berjalan pelan hingga pada akhirnya kakinya bertemu sepasang kaki lainnya yang berlawanan arah dengannya, saat mengangkat kepalanya, ia melihat Jevin yang tingginya melebihi Joana itu.

Tak lama ponsel yang ada di genggaman Joana bergetar, pesan dari Seiya.

Kesempatan lo ngobrol sama Jevin.

Setelah membacanya, Joana hanya tersenyum kecut, ia berbalik arah membelakangi Jevin dan melangkahkan kakinya menjauh.

"Jo!" dengan cepat Jevin menggapai lengannya membuat sang empu menepiskannya kasar.

Joana kembali menghadap Jevin, "Vin, lupain aja ucapan Sei waktu itu. Gue gak akan pernah menaruh perasaan lagi ke lo, setelah ini anggap kita gak pernah kenal."

Cowok itu menggeleng pelan, "Jangan lakuin itu Jo, jangan pernah berpikir buat jauh dari gue."

"Cukup Jevin."

"Gimana kalau gue juga ada perasaan ke lo?"

Joana terpaku setelahnya, ia tak menampik soal pernyataan Jevin barusan membuat jantungnya bekerja dua kali lipat dan ini moment yang Joana nantikan sejak lama.

Tapi ia pikiri semua ini sudah terlambat, "Lo gak boleh kayak gini, Vin. Lo cuma bisa nyakitin cewek lo." katanya dengan suara pelan, menahan tangisnya, "Dan nyakitin gue tentunya." lanjutnya.

"Semenjak gue jadian sama Angel, gue sadar sama perasaan gue sendiri, ternyata lo Joan, the most special person in my life."

"T-tapi Angel."

"Gue udah putus sama dia pas abis Seiya temuin gue."

Tangisan Joana pecah seketika, ia merasakan cinta dan benci menjadi satu pada sosok di depannya ini, bahkan Joana memukulnya berkali-kali meluapkan kekesalannya selama ini.

"Lo jahat Jevin."

"Gue benci sama lo!"

Jevin hanya diam membiarkan Joana seperti ini, mungkin ia juga sudah menangis bersamanya jika saja tidak menahan sekuat-kuatnya.

"Gue-"

Joana tak lagi melanjutkan ucapannya saat tubuhnya di tarik Jevin ke dalam pelukannya, merengkuh gadis yang tengah terisak itu dengan mengusap punggungnya.

"Maaf." kata Jevin penuh penyesalan.

"Gue sayang sama lo, Jo."
"Jangan pernah ngomong buat jauh dari gue."
"Janji?"

Joana mengangguk pelan mendengar itu, lalu melepaskan pelukannya, "Maafin gue juga, kita kayak dulu lagi kan?"

"Gue gak mau!" sanggah Jevin membuat Joana mengerutkan keningnya.

"Kita harus naik satu tingkat dari status teman." lanjutnya, Joana hanya tertawa kecil.

"Setuju?" tanya Jevin yang berusaha menatap wajah Joana lebih dalam bahkan mendekat hingga gadis itu gugup apalagi ia tidak mundur karena punggungnya di tahan oleh tangan Jevin agar tidak bisa kemana-mana.

Kini wajah keduanya hanya berjarak tiga senti, tatapan Jevin membuat Joana memejamkan matanya juga tangan Jevin yang satunya lagi menangkup pipi gadis itu.

"Aaaakkk!"

Sontak keduanya membuat jarak karena terkejut dengan teriakan Chaery, Seiya dan Yesha yang tak jauh dari mereka, seperti tengah menonton drama secara live.

"Vin kita cowok-cowok gak ada niat ganggu ya tapi nih cewek-cewek, sumpah!" Paji membuat pembelaan, bahkan ia langsung membekap mulut Seiya yang ada di sampingnya.

"Lanjutin aja woi!" teriak Ajun.

"Ajun ih, gila ya lo." kata Chaery.

"Emang kenapa sayang? Pengen juga?" tanya Ares dengan alis yang di naik turunkan.

"Ares!" alhasil ia mendapat pukulan dari Chaery.

"Sepupu gue udah dewasa." gumam Regan yang di dengar Yesha.

"Kemana aja lo?"

"Baru keluar dari goa."

"Nah tuh lo sadar, Gan."

•••

Maaf kalau ada typo.

Ohiya ini oot, kalian ada yang suka jaeminju, yorina atau jenrina? Btw aku ada cerita baru ttg mereka jadi binggung mau up yg mana dlu wkwk.

STARLIT REVERIE | 00 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang