PART 12

287 43 8
                                    

Minggu, 13.00

Para penghuni Ivander House sedang tidak ada di basecamp, mungkin mencari suasana baru karena bosan ada di dalam ruangan, cafe bertema outdoor di dekat kampus menjadi tempat kali ini mereka berkumpul. Nyaris setiap harinya menghabiskan waktu bersama apalagi di basecamp, padahal semuanya sibuk dengan ponsel atau laptop masing-masing, tokoh utama dalam pergerakan ini adalah Paji lalu di dukung penuh oleh Ajun dan Haikal, Jevin tim ikut-ikutan dan Ares yang paling di paksa, makannya basecamp mereka ada di rumahnya. Rasanya kayak kurang kalau gak ngumpul, katanya.

"Pesen aja semau kalian," ujar Paji pada teman-temannya, tidak heran lagi karena yang mereka rasakan selama berteman dengan Paji, cowok itu sangat royal.

"Thank you, Ji." kata Ajun lalu ia menyebutkan menu-menu makanan pada waitress.

"Jevin mana ya?" tanya Haikal.

"Bilangnya sih dateng."

"Guys!" baru saja dibicarakan, cowok itu langsung menampakkan batang hidungnya dan langsung bergabung.

"Gue bawa sepupu gue gak papa?" memang sedari tadi ada orang di belakangnya mengikuti. Mereka menyadari kehadiran sosok cowok sipit yang berpenampilan casual dan sangat rapi.

"Gabung aja, Bro!" Paji menepuk kursi kosong di sebelahnya dan di sambut baik oleh sepupu Jevin.

"Eh lo siapa? Gue Ajun, sebelah gue Ares sebelahnya lagi Haikal."

"Dan gue Paji."

"Regan." jawabnya dengan senyum tipis. Sejujurnya ia sangat sulit berteman dengan siapapun termasuk teman sekelasnya, kali ini Jevin yang memaksanya ia tahu sepupunya itu cukup anti sosial bahkan ketika di kampus saat bertemu Jevin pun tidak akan menyapa jika tidak Jevin tegur duluan.

Regan terlalu sibuk sehingga melupakan masa mudanya. Bagaimana bisa cowok seperti itu akan jadi dokter, pikir Jevin.

"Dari Fakultas apa?"

"Kedokteran."

"Wah, keren sih gue gak jadi masuk FK karena takut gak bisa nyelesain kuliah, gue pikir berat masuk sana." kata Haikal.

"Enggak kok."

"Belum lagi kuliahnya lama, iya gak sih Gan?" tanya Paji.

"Sama aja, cuma ada tambahan koas sekitar dua tahunan."

"Anjir, yang S1 kira-kira empat tahun aja pengen cepet-cepet selesai gue."

"Cepet-cepet mau kemana si, Jun?" canda Paji.

"Biar kayak lo Ji, megang duit banyak."

•••

"Sei, kamu lagi gak menghindari sesuatu kan?"

Pertanyaan itu dilontarkan tepat saat Seiya melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

"Maksudnya, Pa?" ia menutup pintu terlebih dahulu barulah menghampiri sang papa yang kebetulan tengah duduk di sofa memperhatikan putrinya.

"Setiap weekend kamu pasti nginep di rumah teman kamu."

Benar. Semalam ia berada di rumah Yesha, selain itu Seiya juga jarang di rumah, wajar saja jika papanya menanyakan hal tersebut.

"Jadwal kita di kampus padat banget Pa, gak sempet hangout dan segala macemnya, jadi setiap weekend ngumpul." alibinya.

Terdengar helaan napas dari pria itu, "Yasudah kalau gitu."

Seiya mengangguk dan berniat pergi ke kamarnya, namun papanya memanggilnya lagi.

"Seiya."

"Kenapa, Pa?" gadis itu berbalik badan untuk menghadap papanya.

STARLIT REVERIE | 00 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang