PART 9

277 47 1
                                    

Paji tahu Ares sedang tergila-gilanya pada Chaery sampai layar ponselnya diajak tertawa dan melupakan keadaan sekitarnya, padahal sedari tadi Ajun yang duduk di belakangnya memanggil-manggil namanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Paji tahu Ares sedang tergila-gilanya pada Chaery sampai layar ponselnya diajak tertawa dan melupakan keadaan sekitarnya, padahal sedari tadi Ajun yang duduk di belakangnya memanggil-manggil namanya.

"Woi!" Paji menyenggol kasar lengan Ares hingga ponsel di genggamannya terjatuh ke lantai, beruntung kelasnya belum kedatangan dosen jadi keributan kecil itu tidak terlalu menarik perhatian.

"Sialan!" umpatnya sembari memungut ponsel, layarnya retak dan sisanya masih berfungsi dengan baik.

"Nanti gue ganti," kata Paji, Ares tidak terlalu memedulikannya dan berlanjut saling mengirim pesan dengan Chaery.

"Ajun daritadi manggil lo."

"Apa Jun?" kali ini Ares menengok ke belakangnya, yang didapati Ajun sedang menatapnya jengah sembari menyilangkan kedua tangannya.

"Laptop gue ketinggalan di basecamp, nanti siang kan ada praktik." kata Ajun malas karena dicuekin.

"Yaudah ambil aja, ada nyokap gue kok di rumah."

"Anter lah."

"Iya iya, nanti abis matkul ini."

•••

Ting.

Joana masih tertidur di dalam kamarnya, tubuhnya lemas hanya untuk membukakan pintu yang ia yakini adalah Jevin yang menjemputnya berangkat kuliah. Bagaimanapun cowok itu tidak tahu password unit apartemen ini, Joana hanya memberikannya pada Yesha yang paling sering bulak balik ke tempatnya.

Karena benar-benar tidak sanggup berjalan, ia hanya terbangun membenarkan posisi tidurnya menjadi duduk di atas kasur, mengambil ponselnya yang ada di nakas sampingnya lalu menekan panggilan pada kontak Jevin.

"Gue gak masuk kuliah dulu." kata Joana to the point.

"Kenapa lo?" suara di telepon itu terdengar khawatir.

"Lemes banget badan gue."

"Lo sakit?"

"Mungkin."

"Biarin gue masuk Jo."

"555555."

Tak lama pintu apartemennya terbuka, karena hanya ada satu kamar, Jevin mengetuk pintu itu dan Joana langsung berseru menyuruh Jevin membuka pintunya.

"Jo." sorot mata Jevin terlihat jelas ia panik melihat Joana pucat pasi di tambah penampilan yang acak-acakan.

"Badan lo panas," ujar Jevin saat memegang dahi gadis itu dengan punggung tangannya, selanjutnya merapikan rambut panjang Joana yang sedikit menutupi wajahnya.

"Lo istirahat dulu, gue mau panggil dokter ke sini." Jevin membantunya berbaring dan menutupi tubuh Joana dengan selimut.

Cowok itu keluar dari kamar sambil memainkan ponselnya menghubungi dokter yang biasa menangani keluarganya, lalu setelah itu membalas pesan Yesha yang menanyakan keduanya karena sedari tadi tidak ada balasan dari Joana.

STARLIT REVERIE | 00 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang