PART 5

335 50 1
                                    

Di luar sana mungkin orang-orang menghabiskan malam minggu dengan santai atau bersenang-senang. Tapi tidak dengan keempat gadis ini, kamar Joana sudah menjadi milik bersama dan menjadi tempat ternyaman jika berkumpul padahal ruang tamu di dalam unit apartemen Joana lebih luas.

Yesha berbaring dengan bantalan paha Joana, pertahanan gadis itu akhirnya runtuh, menangis sesenggukan, Chaery tidak tega melihat pemandangan itu, ia hanya bisa mengusap-usap punggung Yesha agar tenang.

"Si Regan kenapa si?" tanya Seiya, ia memang yang paling terakhir datang dan mendapati kedua temannya yang sudah mengerubungi Yesha. Gadis itu belum cerita sama sekali, biarkan ia mengeluarkan semuanya sejenak. Seiya pikir ia ketinggalan dengan cerita itu.

"Gak tahu," balas Joana.

"Sha, udah dong. Kalau perlu gue pukul Regan juga nih?"

Yesha menghentikan tangisannya mendengar ucapan Seiya yang tidak main-main, ia menggeleng cepat pada Seiya dengan posisi yang masih berbaring.

"Jangan Sei, gue gak mau di katain bisanya ngadu."

"Tahan dulu Sei, jangan ada Ares kedua setelah ini." peringat Chaery yang sebenarnya tidak enak pada Ares, kena pukul tapi masih mau memberikan tumpangannya malam itu.

"Denger ceritanya dulu deh." sahut Joana.

"Ini gue aja yang baperan, Regan sekalinya ngomong bikin sakit hati, gue cewek bar-bar yang bukan tipenya dia."

"Iya jelas jauh level lo sama Regan, cowok mulut kayak gitu gak bisa di sandingkan sama lo!" ujar Seiya kesal bermaksud menenangkan Yesha.

"Gue juga nangis sih di bilang gitu sama orang yang kita suka, karena jauh banget dari ekspetasi kan?" sahut Joana.

"Iya, wajar sih. Udah ah Sha jangan sedih lagi." Chaery memeluknya dengan membaringkan tubuhnya di samping Yesha.

"BTW lo darimana pake dress kayak gini?" tanya Chaery yang baru menyadari pakaian yang di kenakan Yesha.

"Biasa acara bokap nyokap."

"Lo belum cerita, Jo." Yesha sudah berhenti menangis dan cukup tenang, kini ia beralih pada Joana.

"Jangan bilang masih binggung milih yang mana." kesal Seiya, bisa-bisanya curhat seperti itu di depan para jomblo.

"Enggak, gue yakin sama Jevin, tapi dia cuekin gue."

"Kenapa gitu?" tanya Yesha yang ikut penasaran.

"Gak tahu dari kemarin, kepikiran deh gue mana ini pertama kalinya Jevin gak bales chat, gak nganterin gue sampai depan pintu, di motor diem aja gak ada obrolan."

"Hidup lo berwarna banget sih Jo bestian sama Jevin." kata Yesha.

"Sayang cuma bestian." sahut Seiya yang membuat Joana tersadar kembali.

"Ah iya gue kan terjebak friendzone, kenapa harus sedih Jevin cuekin, mau nanya juga gak punya hak apapun." Joana tersenyum kecut mengingat hubungannya dengan Jevin.

"Kalau ini sih lo cuma bisa bersabar, Jo." ujar Seiya.

Sempat hening seketika, Joana ikut berbaring di samping Yesha, tinggal Seiya yang masih terduduk di tepi kasung.

"Guys, mama gue mau ketemu kalian." kata Chaery membuka obrolan kembali.

"Yuk, kapan-kapan main ke rumah lo." sahut Joana.

"Tau gak? Mama gue juga pengen ketemu Ares."

"Hah? Emang tahu Ares?" pertanyaan Seiya membuat Chaery menampakkan ceringannya.

STARLIT REVERIE | 00 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang