Cahaya matahari masuk melalui celah jendela kamar yang sedikit terbuka, sinarnya nampak mengenai wajah Yesha yang tertidur pulas pagi ini, alarm alami terdengar di luar pintu kamarnya membuat sang empu perlahan terbangun.
"Sha, bangun!" teriak mamanya sambil menggedor-gedor pintu.
"YESHA SUSAN!"
Brugh.
Yesha terjatuh dari tempat tidurnya mendengar teriakan namanya yang cukup nyaring, padahal gadis itu sudah tebangun dan hendak turun dari kasurnya, tetapi mengumpulkan kesadaran penuh hingga ia harus merasakan sakit di punggungnya setelah terjatuh karena terkejut.
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, Yesha yang hobinya teriak itu adalah warisan dari mamanya.
Yesha menghampiri pintu tanpa membangunkan tubuhnya yang masih tersungkur di atas lantai sambil kesusahan membukakan pintu.
Mirip suster ngesot didukung dengan rambutnya yang acak-acakan.
"Kenapa, Ma?" tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur.
"Ya ampun, Sha. Ada-ada aja kelakuan kamu." mamanya menarik lengan anak gadisnya yang terduduk di bawah tanpa minat untuk berdiri.
"Malam ini kamu ikut Mama sama Papa ke acara peluncuran produk baru dari perusahaan Papa kamu."
Kini Yesha sepenuhnya berdiri di depan mama, lalu menampakkan raut wajah pasrah, "Aku nolak juga gak bakal di dengerin."
"Ngeyel banget sih cuma dateng doang juga."
"Iya iya!"
"Sana mandi, jangan kayak gembel."
"KAN ACARANYA MALEM MAMA."
"Ya emang selama seharian ini mau kayak gitu terus? Kamu ini cewek Yesha," ujar mama penuh penekanan.
"Mau secantik apapun juga dia gak bakal tuh liat aku."
"Dia?"
"Enggak! Udah ah aku mau mandi." Yesha kembali menutup pintu kamarnya.
Ahh rupanya ia malah teringat Regan, semalam gadis itu nekat menghampirinya di perpustakaan. Alhasil Yesha di sebut sebagai penguntit apalagi di malam hari. Buruk sudah citra gadis itu di depan Regan.
"Tenang, kesempatan buat deket sama Regan masih banyak kok," katanya menyemangati diri sendiri.
•••
Sabtu ini tidak ada jadwal kuliah, Chaery hanya berdiam di rumahnya karena teman-temannya pun tak ada yang mengajaknya pergi. Ia turun ke lantai bawah rumahnya dan mendapat sang Mama yang baru saja masuk rumah dengan menenteng beberapa bingkisan.
"Dari mana, Ma?"
"Belanja."
"Oh." Chaery memilih duduk di pantry melihat Mama yang merapikan bahan-bahan makanan di dapur.
"Papa kemana, Ma?"
"Cari mobil baru buat kamu."
Ratu yang sesungguhnya adalah Chaery, mobil masuk bengkel sekali aja langsung dibelikan yang baru agar gadis itu tidak ada masalah apapun lagi.
"Chaery baik-baik aja, Ma. Jangan terlalu memanjakan aku kayak gini, gimana kalau nanti aku kebiasaan?"
Mama menghentikan aktivitasnya dan menatap wajah anak gadis satu-satunya itu dengan intens, "Mama gak mau kamu terluka, cukup dulu kami bebasin kamu dan kurang perhatian berakhir dengan penyesalan. Mama gak mau kejadian itu terulang lagi, Chae."
KAMU SEDANG MEMBACA
STARLIT REVERIE | 00 LINE
FanfictionStory for fan 00 Line Kisah ini memiliki banyak sisi, tentang persahabatan empat gadis dan masalah percintaan mereka. Menghadapi berbagai tantangan, cinta tak terbalas, terjebak friendzone, perjodohan hingga kisah cinta rumit karena trauma.
