PART 21

242 38 0
                                    

"Jeno?" gumam Joana ketika layar ponselnya yang tertera notifikasi pesan dari pemilik nama itu.

Isi pesannya hanya basa-basi, tapi karena Joana merasa tidak enak hati jika membiarkannya, akhirnya ia membalas pesan itu.

Tak lama terdengar bel dari dalam apartemennya, Joana menyimpan ponselnya sembarang di atas meja yang ada di depan sofa lalu membukakan pintu entah siapa yang datang.

"Pagi." sapa Jevin dengan senyum manisnya yang menular pada Joana.

"Masuk."

Jevin memberikan bingkisan yang di bawanya pada Joana, gelato favorit gadis itu, karena masih pagi ia membawanya ke arah dapur dan di letakkan di dalam kulkas.

Sementara Jevin menuju sofa dan duduk di sana, ia menyadari ponsel Joana yang bergetar, dengan refleks Jevin melihat layar menyala itu menampilkan notifikasi pesan dari Jeno lewat lockscreen, hanya nama kontaknya saja entah apa isi pesannya.

Tentu saja Joana melihat gerakan Jevin barusan, ia mengambil ponselnya memastikan apa yang Jevin lihat, setelahnya ia agak menyesal, mungkin Jevin salah paham, tapi gadis itu tidak bisa meluruskannya lagi pula ia pikir Jevin tidak akan peduli, jadinya Joana hanya berdiri kikuk sambil menatap layar ponselnya dengan nyalang.

"Ekhmm, lo mau keluar?" Jevin memecahkan keheningan sejenak.

"Mager hehe." ia langsung menempati posisi duduk di sebelah Jevin, ia hanya ingin hari minggunya ini menghabiskan waktu dengan Jevin saja dan berharap cowok itu peka.

"Yaudah kalau gitu gue mau ngumpul di basecamp."

"Yah.." jawabnya spontan.

"Kenapa, Jo?"

"Eh, maksudnya kirain mau lama di sini." sudah terlanjur tertangkap basah, lebih baik jujur saja.

Jevin tertawa kecil mendengar pengakuan itu, ia memegang puncak kepala Joana dan mengusapnya lembut, "Gak mau jauh-jauh dari gue hmm?"

"Bukan apa-apa, biasanya kan lo bareng gue." alibinya.

"Jo.." kini tangan cowok itu sudah tidak lagi mengelus kepalanya.

"Apa?"

"Kalau lo mau deket sama Jeno jalani aja, gue dukung lo dan jangan khawatir gue ngejauh, kalau lo butuh gue, gue pasti ada, selalu."

Tapi bukan itu yang Joana mau.

"Gue gak suka sama Jeno."

"Jeno suka sama lo, sesama cowok pasti ngerti gerak-gerik cowok yang deketin cewek."

"Balik ke point pertama." bantah Joana.

"Lo gak mau buka hati buat dia?"

"Buat apa?"

"Kenapa?" tanya balik Jevin.

Gue sukanya sama lo! Batin Joana berteriak kesal.

"Gue rasa Jeno bukan orang yang tepat buat gue."

"Jalani aja belum pernah kenapa udah bilang kayak gitu, Jo?"

Cukup! Joana muak dengan pertanyaan serangan itu, ia marah entah pada siapa mungkin dirinya sendiri yang cupu atau kurang ajar memiliki perasaan pada teman dekatnya.

"Vin katanya lo mau ke basecamp, mending berangkat sekarang," usirnya halus.

"Lo marah?" tanya Jevin hati-hati.

Tanpa menjawab pertanyaan Jevin, ia memilih masuk ke dalam kamar dan menguncinya, tak ada sepatah kata apapun untuk menjawabnya, terserah Jevin mau menganggap Joana aneh atau apa, ia hanya butuh menenangkan diri sebentar.

STARLIT REVERIE | 00 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang