Taman belakang kampus masih menjadi tempat favorit, Chaery fokus dengan ponselnya, Joana dan Yesha tengah bertukar cerita lalu Seiya mendengar celotehan kedua temannya dengan tangan yang menopang dagunya.
"Terus lo terima?"
"Enggak, palingan mbak Eve marahin gue."
"Emang kenapa si lo gak mau, Jo?"
"Gak mau kuliah gue terganggu."
"Iya si."
Setelah itu Yesha dan Joana beralih membicarakan artis tampan yang masih dalam satu agensi dengan Joana, namun sayang Joana belum pernah menemuinya.
"Sei, Ares mau samperin gue ke sini." Chaery mengalihkan pandangannya dari ponsel pada Seiya, lalu gadis itu mengangguk. Ia pikir Chaery hanya sekedar meminta saran padanya jika berkaitan dengan Ares.
"Paji pengen ketemu lo katanya."
Seiya diam, ia harap hubungannya dan Paji tidak terungkap sekarang juga, tak ingin mereka yang notabenenya teman dekatpun mengetahuinya.
Chaery kembali mengetikkan sesuatu di ponselnya, selang beberapa menit kemudian Ares menghampirinya di taman belakang tapi ia tidak sendirian, di sampingnya ada Paji yang membawa paper bag berukuran sedang.
"Chae." sapa Ares dan langsung memilih duduk di samping Chaery yang berhadapan dengan Seiya.
"Ada apa?" bisik Chaery pada Ares, tapi cowok itu menggeleng pelan, mereka menyadari suasana tiba-tiba canggung saat Seiya dan Paji berdekatan, padahal keduanya mencoba tenang, tapi reaksi Joana dan Yesha yang malah membuat suasana hening, tidak seperti biasanya.
Mereka juga tidak tahu Seiya sudah tidak mempermasalahkan lagi kejadian kemarin karena diantara Seiya dan Paji ada masalah yang lebih penting dari itu, namun teman-temannya lagi-lagi tidak tahu.
Tadinya Joana ingin memecahkan keheningan, namun Paji sudah terlebih dahulu membuka mulutnya.
"Sei, anggap permintaan maaf dari gue soal kemarin." alibi Paji yang menyerahkan paper bag itu dan ia letakkan di atas meja beton tepat di depan Seiya.
Merasa aneh dengan Paji, Seiya mengintip isinya dan ada note kecil di sana, ia hampir membelalakan matanya melihat tulisan di dalamnya.
Titipan dari nyokap gue katanya buat lo. Btw, lo bilang-bilang gak si ke temen lo kalau kita di jodohin? Kalau lo mau rahasiain bilang aja ini cuma permintaan maaf gue kemarin.
08xxxxxx
Itu nomor gue, kalau ada apa-apa bisa bilang ke gue.Paji Cakrawala.
"Oke." hanya itu jawaban Seiya pada akhirnya.
"Ayok Res." kemudian Paji berlalu dari hadapan mereka, tidak biasanya cowok itu jutek apalagi terlihat sinis seperti tadi.
"Chae, gue ke sana dulu ya?" pamit Ares yang akan menyusul Paji.
"Iya Res."
"Jangan lupa makan." bisiknya agar tidak terdengar yang lainnya. Chaery tersenyum mendengarnya dan mengangguk, setelah itu Ares benar-benar pergi dari hadapannya.
Chaery sadar, sikap Ares yang perhatian padanya membuatnya senang. Perlahan kehadiran Ares di terima baik olehnya.
"Lo maafin Paji?" tanya Joana.
"Iya, lagipula dia gak sengaja."
"Syukur deh." Joana bernapas lega, ia takut Seiya akan terus mempermasalahkannya.
"Sei, itu isinya apa?" Yesha penasaran dengan isi paper bag titipan mama Paji yang ia tahu dari Paji langsung.
"Salad, makan aja nih guys." Seiya mengeluarkan makanan tersebut, lalu note yang ada di sana segera ia masukkan ke dalam saku celana sebelum teman-temannya melihat.

KAMU SEDANG MEMBACA
STARLIT REVERIE | 00 LINE
FanfictionStory for fan 00 Line Kisah ini memiliki banyak sisi, tentang persahabatan empat gadis dan masalah percintaan mereka. Menghadapi berbagai tantangan, cinta tak terbalas, terjebak friendzone, perjodohan hingga kisah cinta rumit karena trauma.