PART 32

231 39 0
                                    

"Jevin!"

Pemilik nama yang tengah memainkan ponselnya di bawah pohon sakura itu menoleh ke sumber suara, Seiya yang berjalan ke arahnya dengan tatapan yang tidak bersahabat.

Seiya menarik jaket yang dikenakan cowok itu hingga Jevin berdiri dari duduknya, "Sei, kenapa sih?" protesnya sambil mencoba melepaskan tangan Seiya.

Brugh!

Sudut bibirnya terasa ngilu dan mengeluarkan setetes darah akibat pukulan Seiya, merasa Jevin masih baik-baik saja, Seiya kembali memukulnya hingga Jevin terduduk di kursi taman itu.

"Stop, Sei! Lo bisa jelasin apa salah gue." Jevin menahan tangan Seiya agar berhenti dan menariknya untuk duduk di sebelahnya.

"Tinggalin cewek lo atau jauh-jauh dari Joan?"

"Maksudnya?"

"Pilih salah satu."

"Atas dasar apa gue harus memutuskan memilih salah satu dari mereka, bukannya udah jelas ya posisi mereka berdua itu beda, Sei."

Seiya mendelik kesal, "Tapi Joan udah jatuh cinta sama lo!"

Jevin menggeleng pelan, "Gak mungkin."

"Apa yang gak mungkin? Tanpa sadar perlakuan lo itu buat dia bikin jatuh cinta ke lo, sekarang dengan enaknya lo malah nyakitin dia, sadar gak Vin sama perbuatan lo selama ini?"

"Lo serius?"

"Gue serius, kalau misalnya Joan bertepuk sebelah tangan, gue harap lo tau batasan ke dia."

"Ini yang gue gak ngerti, Sei." Jevin mengusap wajahnya gusar, lalu menghela napas panjang, "Gue jadian sama Angel cuma karena pengen tahu perasaan gue ke Joan."

"Terus sekarang gimana?"

Jevin terdiam sejenak, saat ini ia mengklaim dirinya sendiri sebagai laki-laki brengsek yang sedang memainkan hati perempuan.

"Lo tenang aja, Sei. Secepatnya gue bakal selesaikan masalah gue sendiri."

"Gue tunggu janji lo."

"Btw, kuat banget pukulannya sampai gue ngilu gini."

"Eh, sorry ya Vin, gue tadi kesel banget sama lo, masalahnya gue ikut sakit liat Joan nagis gara-gara lo."

"Joan nangis?"

"Iya asal lo tau." geramnya.

"Gue makin ngerasa brengsek."

"Banget!"

Mereka terdiam beberapa detik, kemudian Jevin kembali pada ponselnya dan tiba-tiba memotret Seiya yang tengah melamun.

"Eh?"

"Buat Paji, kita liat reaksi dia."

"Lo tau tentang gue sama Paji?"

"Tau, kalian pinter menyembunyikan sesuatu juga ya."

"Ya gitu lah Vin, lagian kita sama-sama gak mau melanjutkan hubungan itu."

"Beberapa hari yang lalu Paji curhat ke kita-kita tentang lo."

"Hah? Dia ceritain apa aja?"

"Gue rasa dia tertarik sama lo walaupun sarkas kalau bicara tentang lo."

"Itu sih namanya kesel, Vin."

"Vin?" panggil Paji yang turun dari mobilnya menghentikan obrolan mereka.

"Ada apa?" tanyanya karena tiba-tiba Jevin mengirim foto Seiya padanya, apalagi sekarang ada luka lebam di sudut bibir temannya itu mengundang keheranan Paji.

STARLIT REVERIE | 00 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang