Story for fan
00 Line
Kisah ini memiliki banyak sisi, tentang persahabatan empat gadis dan masalah percintaan mereka. Menghadapi berbagai tantangan, cinta tak terbalas, terjebak friendzone, perjodohan hingga kisah cinta rumit karena trauma.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah membaca pesan dari Ares, gadis itu menghela napasnya berat, tapi lebih berat jika menolak Ares, bukan karena perasaan tidak enak hati melainkan Chaery yang cukup penasaran padanya walaupun terselip rasa takut. Tak perlu bimbang, ia akan menghadapinya jika Ares kurang ajar, lagipula sejauh ini aman-aman saja.
Segera ia turun dari kasurnya untuk bersiap-siap, sabtu pagi ini awalnya Chaery akan menghabiskan waktunya di rumah bahkan ia terbangun karena notifikasi pesan dari Ares.
Ia pikir Ares senang dengan olahraga sehingga mempengaruhi tinggi badannya yang cukup jauh dengannya.
Setelah siap, Chaery segera keluar kamarnya dan kebetulan berpapasan dengan sang mama di ambang pintu.
"Baru aja mau mama bangunin kamu buat sarapan."
"Nanti aja, aku mau joging dulu."
"Sendiri, Chae?"
Chaery tertawa canggung, semenjak kedua orang tuanya yang over protective padanya, kini Chaery tidak dapat menyembunyikan sesuatu, "Ares."
"Ohh.. Pulang nanti bawa Ares ke sini ya?"
"Ma.." ia merajuk, tak tahu apa yang harus ia katakan pada Ares untuk bertemu mama.
"Mama harus tahu orang-orang yang deket sama kamu, apalagi Ares yang akhir-akhir ini sering bareng kan?"
"Tapi-"
"Caery!"
"Iya." finalnya. Chaery pasrah dan soal cara mengajaknya nanti saja ia pikirkan pas di taman.
"Yaudah hati-hati."
•••
Chaery baru saja menyelesaikan lari putaran kedua, tapi kakinya sudah pegal dan butuh istirahat, ia duduk di kursi taman yang mengarah langsung ke joging track dan matanya terfokus pada Ares yang masih berlari di sana. Tetapi otaknya memikirkan cara mengajak Ares ke rumahnya.
'Mama gue mau tau lo.' 'Mama gue pengen kenalan sama lo?' 'Punya waktu gak, Res? Ke rumah gue bentaran aja.' 'Masa nyokap gue nyuruh lo ke rumah.' 'Res! Gue malu tau gak ngajakin lo ke rumah gue!'
"Chae!" Ares sedikit berteriak menyadarkan lamunan Chaery, tiba-tiba saja cowok itu sudah ada di depannya padahal tadi masih dalam pengawasannya.
"Eh apa?" Chaery mengerjap pelan, hilang sudah rangkaian kata yang ia susun untuk Ares.
"Ini minum dulu."
Chaery menerima sebotol minum dari Ares, lalu meneguknya sampai setengah, diliriknya cowok itu menempati tempat kosong di sampingnya. Entah dari mana tiba-tiba muncul ide mengajak ketiga temannya sekalian agar tidak terkesan private.
"Res, temen gue mau pada ke rumah, lo mampir aja sekalian." tak perlu lama menunggu jawaban, Ares langsung mengangguk dan berdiri mengajak Chaery mengikutinya.
Gadis itu menghela napas lega, mencoba menghubungi teman-temannya untuk datang ke rumah.
•••
Yang pertama Seiya dan Yesha lihat saat masuk ke dalam rumah Chaery adalah Ares yang sedang mengobrol dengan seorang wanita yang mereka yakini adalah ibunya Chaery, sontak keduanya saling menatap binggung, pasalnya temannya tidak bilang apapun tentang Ares hari ini.
"Eh kalian udah dateng?" dari dalam rumah yang pintunya terbuka lebar, dapat Chaery lihat kedua temannya yang baru datang berdiri tak jauh dari ambang pintu.
"Demi apa lo bawa Ares ke rumah lo?" tanya Yesha ketika Chaery menghampirinya.
"Mama gue yang minta, yaudah ayo masuk."
"Ma.. Ini Seiya sama Yesha temenku di kampus."
"Hallo." wanita yang tengah berbincang dengan Ares pun beralih pada kedua gadis yang ada di sisi Chaery.
"Hallo tante saya Seiya sebelah saya Yesha."
"Ya ampun manis sekali, lebih cantik dari yang di foto."
"Terima kasih tante," sahut Yesha dengan senyuman manisnya.
"Duduk duduk.. Anggap aja rumah sendiri ya." setelah mengucapkan itu, sang mama pergi untuk membuatkan minuman untuk mereka.
"Terima kasih tante." kata kedua gadis itu lagi.
"Res, lo dapet lampu ijo." ujar Seiya pelan dan cowok itu hanya terkekeh pelan.
"Sei!" peringat Chaery yang mendengar ucapan Seiya, gadis itu tertawa kecil menanggapinya.
"Joan masih sakit ya?" tanya Yesha membuka obrolan.
"Udah mendingan." semua menatap Ares karena dengan santainya cowok itu menjawab seolah paling dekat dengan Joana.
"Lha? Tau mana dari lo?" Yesha terkejut mendengarnya.
"Jevin, semalem gak ikut ngumpul katanya Joan lagi sakit."
"Jevin gak balik?" Yesha menerka bahwa sepanjang malam Jevin ada di apartemen Joana.
"Balik, dia gak akan mau tidur di tempat cewek, paginya baru ke sana lagi buat ngecek."
"Jadi Jevin sering ceritain Joan ke kalian ya?"
"Enggak, ini kebetulan aja kita lagi nanya kenapa gak ngumpul."
"Serius, Res?"
"Iya."
"Atau Jevin pernah bilang apalagi tentang Joana gitu yang kebetulan lainnya lagi."
"Ada, waktu itu kita ngiranya dia sama Joan udah jadian ternyata dia suka aja enggak katanya."
Ketiga gadis itu saling menatap satu sama lain, seolah merasakan apa yang Joana rasakan. Mendengar jawaban-jawaban Ares membuat mereka kecewa jika dilihat dari raut wajahnya, perhatian Jevin hanya sebatas teman, tidak lebih. Hanya Joana yang terjebak friendzone.
•••
Maaf partnya pendek2 bgt hehe..
Btw aku mau double update tapi kalian jawab dulu pertanyaan aku.
Apa yang udah buat kalian bertahan sampai part ini?