PART 2

439 57 4
                                    

"Pagi sayang." Chaery baru saja turun ke lantai dua rumahnya pagi ini untuk sarapan.

"Pagi Ma."

"Kamu udah rapi? Emangnya kuliah jam berapa?" tanya mamanya, mereka kini duduk berhadapan, sebenarnya mamanya sudah sarapan bareng papanya. Ia hanya menemani Chaery di sini.

"Masuk pagi hari ini."

"Pak Hwang sudah tahu?"

"Udah kok tadi pas bangun tidur aku langsung turun ke bawah buat ngabarin."

Pak Hwang, supir pribadi keluarganya terkhusus Chaery. Gadis itu nyaris mengalami pelecehan seksual oleh mantan pacarnya sendiri sejak dua tahun yang lalu jika saja Chaery tidak berhasil kabur dengan cepat.

Mengingatnya hanya akan membuat bergidik ngeri dan merinding di saat bersamaan, selain itu dua kali ditinggalkan kekasihnya tanpa alasan, hubungan percintaannya tak pernah mulus. Sampai di sini Chaery dapat menyimpulkan bahwa laki-laki adalah trauma terbesarnya sekarang.

Sebenarnya chaery selalu diam tak ingin kedua orangtuanya tahu namun karena chaery yang selalu menangis setiap malamnya setelah kejadian itu, Kedua orangtuanya memaksa chaery untuk bercerita dan pada akhirnya mereka sangat protect terhadap anaknya.

"Baterai ponsel kamu penuh kan?" tanya sang mama saat Chaery sudah menghabiskan sarapannya.

"Penuh kok, Ma."

"Bagus, nanti kalau ada apa-apa bisa langsung kabarin."

"Iya Ma, aku berangkat ya."

•••

"Pak turun di sini aja, ada temen aku."

"Bener non?"

"Iya Pak, tenang aja ini udah di pekarangan kampus kan."

Meskipun masih jauh ke Fakultasnya, namun ini sudah di pekarangan kampusnya yang sangat luas, Chaery turun di jalan yang menghubungkannya ke fakultas, sisi kananya pohon-pohon sakura yang tumbuh membuat jalanan ini cerah dan sisi kananya gedung-gedung fakultas lain dan tempat duduk di outdoor yang ada di depan gedung.

"Sei!" panggilnya pada Seiya yang berjalan sambil memegang buku-buku tebal di tangannya.

Merasa terpanggil, gadis bernama Seiya itu menoleh ke belakang dan tersenyum kecil mendapati temannya.

"Chae." sapanya.

Keduanya kini berjalan besisian, dari arah berlawanan dua orang laki-laki tampak ribut kecil, yang satu menyenggol-nyenggol lengan temannya dan yang satu lagi terlihat menahan senyumnya.

"Lo Chaery kan?" tentu saja Chaery terkejut bukan main tiba-tiba sosok cowok yang menjulang tinggi itu menahan langkahnya.

"Maaf lo siapa ya?" katanya sedikit takut dan mendekat pada Seiya.

"Ares." kata cowok itu sambil mengulurkan lengannya, Paji memantaunya dan duduk di kursi taman di bawah pohon sakura.

Melihat Chaery yang sedikit ketakutan, Seiya menariknya ke belakang lalu kini Ares berhadapan dengan Seiya.

"Iya dia Chaery, udah ya gak usah ganggu."

"Gue mau ngobrol sama Chaery bukan sama lo."

"Liat kan respon temen gue ke lo kayak gimana harusnya nyadar."

Ares tahu dan peka, Chaery terlihat ketakutan bukan cuek padanya. Sontak Ares melirik Chaery dan mereka saling tatapan sebelum akhirnya Chaery memutuskan kontak mata.

"Gue pengen kenal lebih dekat sama lo boleh, Chae?" tanya Ares hati-hati.

Namun yang di dapati Ares sangat jauh dari ekspetasinya, gadis itu menggeleng cepat.

STARLIT REVERIE | 00 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang