PART 15

275 38 1
                                    

Seiya hanya duduk malas di salah satu kursi yang sudah di pesan oleh papanya, mereka tiba pertama di salah satu restaurant bergaya klasik di salah satu ruangan private. Beberapa makanan ringan sudah tersedia di sana, Seiya yang belum makan sama sekali mengganjal perutnya dengan pastry dan buah-buahan, ia baru selesai makan sambil menunggu teman papanya datang. Merasa ngantuk akhirnya Seiya menidurkan kepalanya dengan menjadikan lengan sebagai bantalan.

Baju yang sudah di siapkan mamanya tidak ia kenakan, sudah terlanjur sakit hati dan juga terlalu formal menurutnya. Jadinya jaket Paji ia gunakan kembali, hanya mengganti kaus putihnya yang kotor dengan kaus hitam, sebenarnya sekalian memanas-manasi papanya itu.

"Lama gak ketemu, Dave." terdengar suara asing masuk ke telinga Seiya yang nyaris masuk ke alam mimpi.

"Lo yang susah buat ketemu."

"Sorry, gue sekarang sibuk di Paris."

"Eh mana anak sama istri lo?"

"Nah itu mereka."

Baru kali ini Seiya mendengar sang papa berbicara dengan temannya menggunakan bahasa yang non formal.

"Hallo om." sapa seorang laki-laki pada Papanya Seiya, terdengar ramah dan sopan.

"Hallo Cakra."

Haruto sedari tadi sudah menepuk-nepuk bahu Seiya pelan tapi gadis itu tidak menggubrisnya.

"Ini Haruto anak kedua gue." Haruto tidak lagi membangunkan Seiya, ia berdiri dan memberi salam pada teman papanya.

Lalu mamanya Seiya pun menyambut istri dari teman suaminya itu.

"Eh sorry, anak gue kayaknya kecapean." katanya sambil mengusap kepala Seiya yang masih tertidur.

"Sei." panggil papanya pelan.

"Biarin Dave, kasian."

Anak teman papanya itu kini menyadari seorang gadis yang tertidur dengan jaket yang dikenakannya cukup familiar dan panggilan Sei yang mengingatkannya pada sosok teman di kampusnya lalu ia meminjamkan jaket padanya, tidak salah lagi gadis itu..

"Seiya!" panggilnya terdengar menyentak dan mengejutkan semuanya termasuk Seiya yang terbangun, ia tidak tidur dan mendengarkan semua percakapan mereka tapi teriakan seorang Paji mengejutkannya, lebih terkejut ketika Seiya dan Paji saling bertatapan.

"Kalian udah kenal?" bisik mama Paji.

"Teman kampus, Ma."

"Hai Seiya, maaf ya teriakkan Cakra bikin kamu terkejut." kata pria itu sambil mendudukkan dirinya di depan Dave lalu menyuruh Paji duduk di depan Seiya.

Cakra?

"A- em i- iya.."

"Jadi kalian udah saling kenal?" tanya Dave kembali pada mereka berdua, sontak keduanya mengangguk.

"Bagus kalau gitu."

Saat pura-pura tertidur tadi, ia memikirkan semuanya agar terbebas dari ancaman ibu tirinya yang selalu mengancamnya itu. Tapi Seiya ragu menjalankan misinya.

Seiya mencondongkan badannya dan memberi kode pada Paji agar mendekat, "Cakra siapa?" tanyanya dengan pelan.

"Gue."

Seiya kembali membenarkan posisinya, sekarang kedua keluarga itu tengah mengobrol dan yang menjadi bahan obrolannya yaitu Haruto si anak berprestasi yang membuat kedua orang tua Paji kagum, tentunya tanpa Seiya dan Paji.

"Cakra, thank you ya udah pinjemin jaket lo, nyaman banget gue pakenya," ujar Seiya yang sedikit menaikkan volume suaranya bermaksud mengambil perhatian mereka.

STARLIT REVERIE | 00 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang