-Anger Issues-

50.4K 5K 91
                                    

-Kepercayaan adalah kunci dari semua hal, lantas bagaimana kalau dibagi dua? Mana yang harus di pilih untuk dipercaya, kamu dan agama mu, atau aku dengan kepercayaan ku-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Kepercayaan adalah kunci dari semua hal, lantas bagaimana kalau dibagi dua? Mana yang harus di pilih untuk dipercaya, kamu dan agama mu, atau aku dengan kepercayaan ku-

-Kepercayaan adalah kunci dari semua hal, lantas bagaimana kalau dibagi dua? Mana yang harus di pilih untuk dipercaya, kamu dan agama mu, atau aku dengan kepercayaan ku-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa hayo(^^)

.

"T-thea," Kelaya mengangguk. Wanita itu memegang kedua pundak gadis yang baru saja diketahui namanya, Thea.

"Thea, bisa antar saya ke ruang kepsek?" Tanya Kelaya secara pelan.

Dia tidak suka suasana menghakimi ini.

"B-bisa,"

Mereka berjalan dengan Thea didepan dan pak Sukro dibelakang nyonya-nya. Suasana semakin membuat kelaya muak sendiri, tiap langkah tak lupa ia mengelus lembut perut membuncit itu, tidak jarang beberapa orang mencibir yang tidak-tidak tentangnya. Terlihat muda kemudian mengaku ibu dari seorang remaja 18 tahun, terdengar sangat mustahil bukan? Ya mereka mengatakan bahwa kelaya adalah jalang, itu terdengar jelas dibeberapa tempat yang ia lewati.

"Ini tidak bisa dibiarkan." Celetuk pak Sukro.

"Jangan lakukan apapun pak, biarkan hewan merasa bebas berkomentar," balas wanita itu tanpa mengindahkan sekitar, tetap berjalan dengan tegak kedepan.

Melihat Thea yang sedari tadi menunduk, kelaya inisiatif berjalan disampingnya, memegang bahu kecil itu dan tersenyum tulus.

"Angkat dong kepalanya, lagi catwalk ko nunduk, tuh penonton nungguin kamu tebar pesona, kasih tau kalo yang cantik itu gak banyak omong," Sindir kelaya mengedipkan sebelah matanya ke arah Thea.

Thea yang diperlakukan demikian merasa aneh- aneh yang menyenangkan, tapi- aneh, kenapa seorang berandal seperti Ren mempunyai ibu sebaik dan secantik ini, ia tidak percaya. Rasa terkejut itu bukan hanya berasal dari perilaku tiba-tiba yang Kelaya berikan, melainkan tutur katanya juga.

Selama perjalanan, Thea terus saja diam dengan tangan saling memilin seolah-olah ruang lingkupnya benar-benar terbatasi, padahal hanya ada kelaya yang bisa dibilang bukan pengusik. Tapi kali ini kepala berkerudung itu sedikit naik ke atas, berbeda seperti yang tadi. Terlalu merendah.

Mommy KelayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang