-Sepenggal Kisah-

29.2K 3K 76
                                    

Sial- Mahalini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sial- Mahalini

.

Adakah perempuan sehebat Nesta? Adakah wanita se-lapang dada memberikan suaminya untuk perempuan lain seperti apa yang Nesta lakukan?

Ada.

Manusia itu makhluk dengan beribu topeng menghiasi, dengan watak warna-warni. Mereka nampak seperti rusa lugu yang tak tau bahwa ia hanyalah mangsa empuk untuk para pemburu.

Tapi, rusa tidak benar-benar lugu, dia punya insting tertentu yang mana terkadang menempatkan mereka pada situasi distingtif.

Begitulah Nesta menebus rasa bersalahnya pada beberapa tahun silam. Tentang siapa si rusa kecil yang tidak tau apa-apa, sudah tumbuh dewasa di pekarangan singa, mulai menebus sebagaimana para pendahulunya menebar murka.

Selama telepon berlangsung, seharusnya kalian tau, bahwa dia tetap wanita lemah yang masih mencintai suaminya- ralat, mungkin mantan suami- dan Kai yang selalu tau saat ibunya sedang tidak baik-baik saja. Anak lelaki berusia enam tahun itu tumbuh dengan baik dan juga tampan, walau rupanya tak mirip sang ayah maupun sang ibu, tapi aura Kai dapat di bilang mendominasi Jarrel.

"Mama?"

Nesta menoleh. "Iya Kai?"

"Kalo sedih liat Kai, kata Oma Kai obat sedihnya mama, hehe." Dengan Gigi gingsul nya yang terpatri kala suara tawa dari Kai merembet keluar. Lucu.

Nesta ikut tertawa. "Iya, Kai tuh candu nya mama. Oh iya mama mau tanya, Kai tau maksud dari ucapan Kai tadi?"

"Yang mana ma?"

"Soal penyakit El,"

Kai amat tau sekarang, kemana arah pembicaraan, sedang wajah yang sedari tadi menatap polos ibunya, kini berubah dengan senyum manis paling halus.

Kai berucap. "Kai tau, tau segala konsekuensi nya, ma,"

Nesta mulai bingung, sejak kapan ia tidak bisa membaca pola pikir anak nya? Sejak kapan ia sudah tak bisa mengontrol putranya?

"El juga seharusnya tau, konsekuensi jika Kai kasih jantung Kai, hehe." Anak lelaki itu tertawa tanpa beban, saat perkataan nya justru membuat Nesta kelimpungan dengan sorotnya yang lagi-lagi akan mengalirkan cairan.

Kaki kecil Kai berjalan mendekati sang ibu, tangan nya ia bawa diatas paha wanita cantik itu.

"Mama, pangeran itu harus melindungi orang-orang dari kesulitan kan?" Wajahnya mendongak.

Nesta balas menunduk. "Kai, kamu bukan pangeran dengan banyak penduduk di kerajaan kamu, kamu cuma pangerannya mama, yang akan mama lepas kalau sudah saatnya, jangan berfikir aneh-aneh, kamu tau kan apa yang mama takutin? Kehilangan sang pangeran perisai mama."

Kai hanya tersenyum mendapati kehangatan di kedua sisi pipinya. Bukan pangeran dengan penduduk banyak ya? "Hadiah ulang tahun Kai mana mah?"

Dahi Nesta mengernyit bingung. "Bukankah sudah Mama kasih? Kue dan mainan kesukaan Kai?"

Mommy KelayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang