-Perintah tanpa tolakan-

55.4K 5.4K 705
                                    

Kngn gk sama anak-anak MK?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kngn gk sama anak-anak MK?

.
.

-Badai pasti berlalu, menguatkan siapa saja yang berpegang teguh- persephone

.
.
.

Anw thankyou so muchh guysy, gue terharu sama antusias kalian🦋

Sorry lama update nya gue ngeselin Sumpil, jdi orng males bngt ih knpa dah. Doain biar gk males ya.

.

Lhasa turun tergesa-gesa dari atas mengejar Kai yang tiba-tiba berlari karena mendengar suara ibunya.

"Mama," Kai berhenti di ujung tangga dengan satu tangan berpegangan pada pembatas.

"Kai! Jangan pergi sendirian!" Pria bujangan itu menarik nafas sebentar.

"Apa yang terjadi?" Kai termangu. Anak itu mengedarkan pandangannya ke sekitar, lalu berhenti pada wanita di gendongan sang papa.

"Tante kue?" Celetuk Kai, lalu ia berpindah menatap sang ibu. "Mama?"

Nesta mengalihkan pandangannya dari Kai, tidak ingin pria kecilnya kembali tau apa yang sekarang ia rasakan. Kai pasti akan ikut menangis, dan itu adalah kelemahan paling menakutkan untuk nya.

Kai berlari lagi dengan langkah kecil. Dia memeluk kaki ibunya dengan wajah mendongak.

"Papa, mama menangis.." kata kai dengan suara bergetar.

Nesta membekap mulut, enggan melihat kebawah dimana mata Kai mulai berkaca-kaca.

Lantas kai melihat ke arah sang ayah, dia menatap bingung pria itu. "Papa?"

"Kai, sini sama papa," Jarrel merentangkan tangannya.

Mata Kai sukses melelehkan cairannya. "Kalian ada apa? Mama menangis papa, Oma, Opa, kenapa mama menangis sendirian?" Ujarnya sambil menatap semua orang disana. Tangan mungil itu tak lagi memeluk kaki sang ibu, kai berjalan ke arah Jarrel. Bocah itu berhenti lima langkah didepan ayahnya.

Dengan netra berkobar rasa kecewa seorang bocah berusia hampir enam tahun, membuat sebagian orang disana terenyuh.

"Katakan pada kai-"

"Kai jangan seperti itu, mama baik-baik saja," Potong Nesta pada akhirnya setelah lumayan meredakan suara tangis.

Dengan badan yang tak seberapa tinggi, Kai berlari menghampiri ayahnya dan memukul perut pria itu mengunakan tenaga seadanya.

"Papa..hiks.. tidak sayang kai dan mama! Opa papa jahat.." Adu Kai pada Valar yang sedikit jauh dari dua orang tersebut.

Belleza menghampiri cucunya dan membawa si kecil kedalam pelukan. Walau mungkin Kai perlu jawaban bukan sekedar penenang tak berarti darinya, tapi Belleza harap anak itu cukup mengerti harus bagaimana bersikap lagi. Kai memang masih kecil dan mereka terpaksa mendewasakan nya dikarenakan keegoisan semata. Semua hancur oleh masa dan revolusi rasa.

Mommy KelayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang