-Turbulensi-

33.5K 3.4K 78
                                    

As it was - cover prep

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

As it was - cover prep
.

Aduh sorry lagi😔

Ini agak panjang nih, buat kalian, jd maafin ya keterlambatannya hehe.

Love u too, baik-baik, jaga kesehatan. And hppy birthday buat yg lagi ultah.
(Gk tau siapa, tpi semoga ucapan ini bisa jadi hadiah ya🦋)

Anw kalian tau cerita ini dari mana?

.

Setelah mendapatkan telepon dari nomor tidak di kenal yang ternyata Jarrel, Ren langsung menarik tangan Thea, menyuruh gadis itu ikut perjalanan nya mencari bocil unyu.

Sekelebat kilat kebahagian Thea lihat dari iris berbeda Ren sesaat setelah panggilan terputus, entah dari siapa dan berita apa yang dibawa, tapi kenapa harus ia lagi yang kena? Padahal disekolah Ren bebas menyuruh nya, apa lelaki itu masih kurang?

Di sisi lain, Jarrel bersiap-siap kembali untuk penerbangan selanjutnya, cukup merasa tenang setelah menelpon bocah kurang ajar tadi, karena hanya itu yang Jarrel bisa berikan untuk El, Reniro tampaknya jauh lebih dekat dari orang tua El sendiri. Jarrel sadar dia baru memulai dengan putranya, di bandingkan dengan Gama dan Gege yang selalu anak itu butuhkan.

"Mave," ah mengenai sahabat karibnya, Mave sudah tidak lagi bicara dengan nya setelah insiden waktu itu terjadi, hingga sekarang pun sepertinya sama. Jarrel menghela nafas panjang.

Beberapa rekan kerja mulai bertanya-tanya apa yang terjadi antara dua orang yang semula begitu akrab kini terlihat asing. Apalagi tipe orang seperti Mave yang semula suka bercanda kini menjadi pria dingin. Frozen

Setelah penerapan doa selesai, mereka bergegas masuk ke dalam pesawat, menyapa para penumpang dan melayani mereka. Perjalanan di mulai kembali, kini tujuannya adalah, Doha Qatar. Jarrel mendadak Tremor tanpa sebab, dia mencoba terus tenang tanpa menimbulkan ekspresi mencurigakan. Akan tetapi gejolak tubuhnya berbeda, tangan yang siap menekan tombol itu mulai bergetar hebat sampai kopilot menyadarinya.

"Capt, are you okey!?"

Jarrel tidak mampu membuka suara, mata nya melirik sang kopilot dan mengkode dengan menggelengkan kepala.

Shift diganti, kopilot bernama Elgar itu bergegas berganti posisi, saat ini pesawat masih bisa di bilang aman karena hanya mengalami turbulensi kecil, namun di dalam kokpit suasana menegang, sedangkan Mave tengah mengoperasi kabin, jadilah Elgar yang begitu ketar-ketir tak karuan. Beruntung ia mampu mengendalikan Garuda satu ini.

"Tarik nafas capt! Jangan mati ya Allah ya Allah tolong hamba ya Allah!" Dia ini kopilot termuda di Garuda juga pria pendek yang takut ketinggian, masalah bagaimana ia bisa menjadi kopilot, itu juga masih sering dipertanyakan oleh dirinya sendiri. Mimik mukanya sudah pucat pasi. Jarrel segera menekan tombol pemberitahuan pada pramugari agar mengecek ACP terdekat mereka. Sinyal cahaya panggilan dari kapten.

Mommy KelayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang