-Dua belati tumpul-

40.6K 4.4K 130
                                    

Ini gue upload

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini gue upload. Makin hari, makin galak aja ya.

Happy reading.

.

"Mereka kemana Bi?"

Ren menyugar rambutnya kebelakang dengan duduk diatas motor.

Ketidaksengajaan yang menguntungkan, Bi Siah yang kebetulan tengah menyapu halaman depan, membuat Ren bergegas menghentikan laju motornya. Karena ada sesuatu janggal yang perlu ia pertanyakan.

"Tuan El atau nyonya Kelaya?" Tanya bibi balik.

Ren berdeham sebentar sebelum membalasnya. "Dua-duanya,"

Bibi mengangguk sembari melipat bibir kedalam, tersenyum pelan-pelan. "Di rumah utama Lejairo den, orang tua pak Jarrel." Bisik bibi hati-hati.

Ren nampak mengerutkan keningnya sekilas sebelum mengangguk paham dan pamit pulang.

Tibanya di dalam rumah, remaja itu mencari keberadaan sang nenek.

"Oma!" Teriak Ren tanpa dosa. Ia berdecak kesal karena tak kunjung menemukan Oma.

Terlampau kesal, Ren terpikir untuk menyerukan nama neneknya. "VELL-"

"Mau panggil apa kamu?" Namun seketika figur pendek dari sudut pandang Ren, datang sambil bersedekap dada dengan daster peach menyelimutinya, raut menantang Velle membuat Ren memainkan lidahnya di dalam mulut dengan kikuk.

"Try again," pinta Velle tersenyum. Senyum yang membuat Ren masam.

"Rumah utama Lejairo itu dimana?"

"Maafnya mana?" Tuntut Oma menghiraukan pertanyaan cucunya.

Ren berpaling kesal, kemudian ia berbalik lagi menatap sang Oma. "Sorry Oma," Ren mencium kening neneknya.

"Kamu kenapa tanya rumah utama Lejairo?"

"Kangen El,"

"Kangen El apa kangen mama nya?" Ren menaikan sebelah alisnya bingung.

"El." Balas nya yakin.

Velle berjalan melewati Ren. "Valar Morghulis Lejairo. Tuan rumahnya." Ucap Velle.

Ren diam sesaat, mengingat-ingat apakah pernah ia mendengar nama tersebut.

"Teman Opa?" Tebak Ren asal sambil berbalik badan melihat Oma yang tengah menyiapkan cemilan- sepertinya wanita itu akan menonton.

"Iya, satu projek,"

"Ren pergi dulu." Pamit Ren mendadak.

Velle langsung mendongak menatap cucunya. "Kemana lagi kamu?"

"Beli rokok." Jawab Ren tanpa melihat lawan bicaranya. Berjalan begitu saja keluar dari mansion.

Velle menggelengkan kepala sembari menghela nafas. "Maaf Ren, tapi kayaknya kamu emang pantas di usir oleh ibu mu, orang selengean begitu."

Mommy KelayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang