bantuan

106 19 0
                                    

Eunwoo duduk di ruang kantornya tersenyum sambil memegang pipinya yang tadi di cium oleh Sefia. Entah apa yang dia rasakan saat ini, sangat sulit untuk dia jelaskan. Anak itu sedikit demi sedikit bisa merasuki fikirannya. Ada saja tingkahnya yang bisa membekas di ingatan  pria bervisual sempurna dan simetris itu.

Eunwoo tertawa pelan lalu menggeleng dan melanjutkan mengerjakan tugasnya.

Di sisi lain, Mingyu memejamkan matanya dengan posisi duduk dan kepala menengadah ke atas. Dia stress karena bayang Sefia menganggu fikirannya saat ini. Apalagi ketika Mingyu mengingat tubuh sempurna remaja itu. Benar-benar dambaannya selama ini. Bohong jika dia tidak ada berfikiran ingin menyentuh tubuh itu. Namun dia masih sadar kalau Sefia itu adik tirinya. Itulah yang membuatnya stress berat sekarang.

“Aaarrgghh.... Anak aneh itu membuatku gila!”

Di sisi lainnya lagi, Jaehyun seperti sama sekali tidak berniat untuk bekerja. Dia hanya berputar-putar dengan kursinya sambil menjentik-jentikkan jari. Seperti ada alunan musik saat ini di telinganya yang membuatnya enggan sibuk.

Jaehyun bukan orang yang suka mendengarkan musik tapi kali ini seperti ada nada yang terdengar memenuhi pikirannya. Senyum dimplenya pun kini merekah di ruangan besar yang sepi itu. Beberapa saat kemudian dia tertawa pelan sambil mengusap keningnya yang tak gatal.

“that’s my type...!”



































Soobin baru keluar dari minimarket untuk membeli cemilan dan juga barang titipan mamanya sambil menggunakan earphone nya. Betapa kagetnya dia saat dia mengangkat wajahnya ternyata sedang ada meramaikan di kanan dan kirinya.

Dua kubu berseragam sekolah sedang saling berhadapan dan Soobin tau akhir dari pertemuan ini. Tawuran. Soobin melangkah mundur hendak kembali masuk kedalam toko namun ternyata pintunya sudah terkunci. Sepertinya penjaga supermarket juga takut kalau-kalau para peserta tawuran malah menerobos masuk dan mengacak-acak tokonya.

Soobin bukan tipe anak yang suka atau pernah ikut tawuran. Dia juga bukan anak bela diri yang jelas tidak akan bisa melindungi dirinya sendiri jika sampai dia menjadi target dari salah satu orang disana. Iya. Dia terjebak dan tidak berani bergerak lagi. Saat kedua kubu itu hendak memulai, tiba-tiba seorang gadis lewat begitu saja diantara mereka berjalan ke arah Soobin membuat semua orang kaget.

Gadis itu tersenyum lalu meraih tangan Soobin dan membawanya menyebrangi kedua kubu itu dengan santai sementara Soobin tertunduk ketakutan khawatir mereka diserang. Tapi dugaannya salah. Sampai mereka jauh baru bentrokan itu terjadi membuat Soobin syok berat. Dia merasakan tangan gadis itu mulai melepas tangannya dan berjalan begitu saja meninggalkannya.

“Eh...tunggu dulu...”

Soobin ragu untuk mengejar tapi gadis itu juga tidak berhenti dengan panggilan Soobin. Pasrah saja dia berdiri menatap kepergian gadis itu lalu membungkuk 90 derajat.

“Terimakasih...!!” teriak Soobin yang dibalas oleh gadis itu dengan mengangkat satu tangannya melambai pelan lalu hilang di pertigaan besar di depan.
Soobin mengerutkan alisnya merasa belum pernah melihat gadis itu sebelumnya disekitar sini. Seberkas senyum menghiasi wajah pemuda itu lalu segera berlari ke rumahnya saat mendengar suara teriakan dari keributan.

“gak lucu kan kalau sampai mereka ngejar!”



.
.
.
.
.

Different (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang