rumah sakit

91 16 0
                                    

Terlihat betapa tenangnya gadis yang sudah berganti dengan baju pasien itu tertidur setelah beberapa saat yang lalu mendapatkan suntikan pereda rasa nyeri.

Wajah cantik dihiasi rambut panjang hitam yang kini terurai membuatnya terlihat bak putri tidur. Tidak ada yang terlalu parah padanya. Tulangnya semua aman. Tapi memang benturannya bisa dipastikan cukup keras hingga meninggalkan memar yang lumayan.

Jam sudah menunjukkan pukul 3 malam saat mereka semua masih terjaga. Lucas dan Eunwoo menunggu di depan, Kun dan Jaehyun yang sedang menyelesaikan administrasi, dan tinggal Mingyu Sania yang ada di kamar.

Pelan, Sania mengusap punggung tangan saudarinya tanpa berniat melepaskannya sedikitpun. Air bening menetes dari ujung matanya menandakan betapa khawatirnya dia dengan saudarinya itu. Sefia yang biasanya selalu melindunginya dan selalu terlihat kuat, kini terbaring dengan memar di punggungnya.

“Apa sebenarnya yang kamu alami?”

Mingyu menoleh ke sumber suara yang lemah itu. Matanya sayu melihat gundah di wajah Sania.

“kamu Cuma nunjukin sisi lainmu setiap saat nutupin dengan baik masalahmu. Apa sulit buat berbagi cerita sama aku? Aku tau, aku gak berguna dan gak akan bisa bantu kamu. Tapi aku juga sakit tau kamu gak jujur sama aku...”

Mingyu menghela nafas pelan dan mendekat pada Sania. Diusapnya lembut Surai adiknya itu sambil menatap Sefia yang bahkan masih bisa menunjukkan senyum dalam tidurnya. Iya, sepertinya Mingyu sadar kalau itu kebiasaan Sefia. Tertidur dengan wajah tersenyum.

Sebelumnya Mingyu juga pernah melihat itu saat Sefia tertidur di sofa kamar Jaehyun dan sempat membuatnya berfikir kalau gadis itu Cuma pura-pura tidur. Dalam hatinya, dia merasakan ketakutan. Takut Sefia tidak akan membuka matanya lagi. Berlebihan memang. Tapi jujur dia sudah merindukan ocehan dan tingkah aneh anak itu. Ke-absurd-tan yang sekarang dia ketahui diajarkan oleh Lucas.

Karena ketika mereka berdua disatukan, tawa semua orang akan pecah karena ulah mereka. Diakuinya, Kun dan Lucas benar-benar sudah membantu membesarkan gadis itu sehingga terlihat jelas sifat dari kedua pria itu sedikit menurun pada Sefia.

Pintu ruang rawat terbuka dan masuklah seorang kakek yang diduga Mingyu merupakan kakek dari Sefia dan Sania ditemani Suho, Lucas, Eunwoo dan dua pria berpakaian rapi seperti pengawalnya. Sania langsung berdiri dan Mingyu segera merengkuh bahunya untuk mendekat saat kakek itu mendekat ke arah Sefia dengan tatapan sedihnya.

Diusapnya wajah cucu tercintanya itu dengan tangan gemetar. Lagi,pintu rawat terbuka lalu masuklah Kun dan Jaehyun.

“Sudah berapa kali kakek bilang, tapi kamu tidak pernah mendengarkannya. Apa kamu suka sekali membuat kakekmu yang sudah tua ini khawatir? Apa kakek benar-benar harus membuatkan penjara di rumah supaya kamu kapok dan menuruti ucapanku?”

Kun mendekat dan mengusap punggung kakeknya pelan.

“kek...Sania ...” bisiknya membuat kakek menoleh ke arah yang ditunjuk Kun.

Terlihat Sania menatapnya kaku. Tentu saja, sudah sangat lama sejak terakhir kali pria tua itu bertemu dengan cucunya satu lagi. Selama ini dia hanya bisa melihat Sania dari fotonya saja dari para mata-mata yang dia tugaskan mengawasi cucunya itu.

“kemarilah, sayang...”

Sania menoleh pada Kun yang dijawab anggukan pelan. Perlahan Sania mendekat pada kakek Sefia yang tidak lain kakeknya juga.

“Kamu sudah sangat besar, walaupun tidak setinggi saudarimu yang nakal ini...”

Ucapan kakek cukup membuat Sania terkekeh.

Different (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang