Malam ini semua terasa aneh bagi semua yang ada di meja itu. Iya apa lagi penyebabnya selain senyum dan semangat pria bernama Jaehyun yang dia tunjukkan tanpa sadar di depan seluruh keluarganya. Bahkan bik Lim saja sampai berdiri keheranan sambil menggeleng pelan sementara Mingyu dan Eunwoo saling senggol satu sama lain.
Baiklah. Bohong kalau mereka tidak berfikir kakak mereka itu mulai mengalami sedikit kelainan. Apa kakaknya Kesambet setan penunggu kantor? Rasanya gak mungkin. Setannya bisa takut duluan sama tampang dingin yang biasanya dia tunjukan.
Tias? Dia antara heran, bingung dan ingin tertawa melihat anaknya itu. Memang dasarnya dia receh atau moodnya memang membaik akhir-akhir ini sejak kehadiran Sefia.
“Ada apa nih?! Serius banget!”
Sontak saja semua menoleh ke sumber suara yang sudah tak asing lagi dan cukup dirindukan di rumah itu. Terlihat gadis itu tersenyum cerah seperti biasanya. Bedanya adalah ada dua pria tampan dibelakangnya yang berdiri tegak bak pawang dari gadis manis tersebut. Keberadaan dua pria lain itu cukup membuat tiga pria yang sedang duduk makan itu sedikit sinis.
Dengan segera Sefia mencubit pelan pipi Sania, lalu seperti biasa mencium pipi papa, mama dan ketiga pria itu lalu kembali berdiri diantara kedua Gege nya. Tangan kekar Lucas pun otomatis melingkar di pinggang Sefia membuat pria lain sedikit kesal.
Bukan tanpa alasan Lucas melakukan itu karena bagi Lucas tiga pria itu bukanlah siapa-siapa Sefia. Kenapa adiknya malah mencium mereka juga?. Jika saja Lucas tidak melihat kondisi, mungkin dia sudah menarik Sefia pulang sekarang. Itu sebabnya dia merangkul adiknya sebagai tanda kalau dia lebih berkuasa dari ketiga pria baru itu. Tak lupa dengan senyum bangganya yang tentu saja menjengkelkan bagi Jaehyun, Eunwoo dan Mingyu.
“Kun?Lucas? Apa kabar kalian?”. Sapa Bram dengan senyum hangatnya dan dibalas senyuman oleh kedua pria itu.
“Baik om Bram. Om gimana kabar? Dan, ini Sania?”. Kun tersenyum menoleh ke arah Sania yang tertunduk malu membuat Tias tersenyum dan mengusap pelan rambutnya.
“ah...iya-iya. Dia Sania. Kalian masih inget kan?”
“Tentu om. Oh iya, maaf ya om,Tante. Waktu acara kalian,kita gak bisa Dateng...”
“Oh,iya. Gak masalah kok. Orang tua kalian sudah bilang kalau kalian sedang ada ujian di kampus. Gak mungkin kan ujiannya minta diundur...” jawab Tias sambil tersenyum cerah.
“Pa, ma... Aku izin ya mau ajak Sania jalan-jalan sama kita?” pinta Sefia dengan wajah khasnya saat meminta sesuatu pada papanya.
“Ikut!”
Sontak suara tiga pria es kutub itu membuat semua menoleh ke arah mereka. Sania yang awalnya hendak tersenyum senang kini malah berubah kaget dengan tingkah ketiga kakaknya itu.
“Kalian mau ikut mereka?” tanya Tias memastikan lagi. Maksudnya, sejak kapan mereka mau pergi dengan orang yang mereka tidak akrab. Apalagi Tias menyadari benturan aura dari kedua kubu itu.
“emm... Sania akan pergi. Jadi, kita harus mengawasinya juga,kan? mereka kan belum terlalu akrab dengan Sania...” jawab Eunwoo sambil melanjutkan suapannya.
Tias dan Bram mengangguk pelan. Tapi nampaknya senyum di wajah Tias menandakan dia paham situasinya juga. Kun sepertinya juga mulai menyadari suasana itu dan mendekat ke arah Sania dan membungkuk untuk menyamakan posisinya dengan salah satu adiknya itu.
Senyumnya yang jelas tidak terlalu berbeda dengan Sefia. Gimana gak mirip, orang tua mereka saudara. Kun ge sendiri memang yang paling terlihat lebih mirip saudara dengan Sefia dibanding dirinya,fikir Sania.
“Kamu takut ikut kita? Takut kenapa?” tanya Kun lembut. Sania bisa merasakan hanya dari suaranya saja Kun itu orang yang berbeda dari kakaknya yang lain. Termasuk Lucas. Sania pun menggeleng pelan dan mencoba membalas senyumannya.
“Nanti kita jalan-jalan sama belanja apapun yang kamu mau. Gimana? Setuju?”
Wajah Sania langsung cerah seketika. Senyum yang awalnya ragu kini terlihat lebih alami. Ia memperbaiki kaca matanya dan mengangguk pelan.
“se-serius kak?”
Kun tersenyum mengangguk sambil mengelus pelan kepala Sania membuat anak gadis itu berbunga-bunga hatinya. Apa begini rasanya punya kakak laki-laki normal? Pantas saja Sefia betah dengan mereka hingga lupa datang kerumah.
“Iya sudah,Sania. Kamu ganti bajumu dulu sana. Kasian nanti mereka menunggu lama...”
Sania mengangguk dan langsung berdiri. Tapi baru beberapa langkah dia berjalan,Sania terhenti dan berbalik sambil tertunduk.
“pa,ma... Kalau aku mau nginep sama Sefia, boleh gak?”
Sefia tersenyum semangat dan merangkul saudarinya itu.
“Boleh lah, iya kan pa,ma?”
Bram dan Tias pun mengangguk memberi izinnya. Bagi Bram selagi ada Sefia, dia tidak akan ragu dengan keadaan Sania. Tias menoleh ke Jaehyun, Eunwoo dan Mingyu dengan niat jahil.
“Kalian mau menginap juga?”
“Boleh!” jawab Mingyu enteng membuat yang lain kaget juga.
Mingyu yang sadar menjadi pusat perhatian langsung meminum airnya.
“Kenapa? Ide bagus kan? Kita bisa berkumpul bersama saudara dan biarkan mama dan papa berduaan dulu?”
“Kenapa gak sekalian saja kalian liburan bersama? Kan lumayan juga!”
Sefia menjentikkan jarinya tanda setuju.
“ide bagus ma! Gimana kalau malem ini kamu gak usah nginep, tapi besok kita liburan bareng? Ke luar kota,gitu nginep beberapa hari. Asik kan?”
Mata Sania langsung berbinar bahagia. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana senangnya bisa liburan bersama saudara-saudaranya. Terutama Kun ge. Kun ge benar-benar menjadi tipe Kakak ideal baginya.
“Boleh juga. Papa setuju itu. Bagaimana kalian para pria? Apa kalian bisa mengambil cuti?”
“seharusnya sih bisa. Itu kan perusahaan kalian. Masak gak bisa ngurus hal kecil gitu. Yah, tapi kalau gak bisa juga gak apa. Sania dan Sefia biar liburan aja sama Kun dan Lucas berempat...” ucap Tias agak memancing juga.
“kita ikut!”
Jaehyun angkat bicara lagi membuat Sania dan Sefia berjingkrak senang. Sontak saja Sefia berlari mendekat dan memeluk ketiga kakaknya itu dari belakang.
“Kalian emang keren! Thankyou so much! Sekarang tunggu apa lagi? Kalian gak mau ganti baju buat ikut kita keluar? Atau gak jadi ikut?”
Sontak saja ketiga pria itu segera meminum air mereka dan bangkit dari duduknya. Sania pun sudah lebih dulu berlari ke kamarnya untuk berganti baju.
“Tunggu sebentar...”
Ketiga pria itu langsung pergi ke kamarnya dan Tias memberi kode Sefia untuk mendekat. Dengan senang hati gadis itu mendekat dan memeluk Tias dari belakang sambil meletakkan dagunya di bahu mamanya itu.
“Good job! Kerja sama yang baik sersan!” bisik Tias senang.
“Ayay kapten! Terimakasih pujiannya!”
Tias mengusap pelan pipi gadis itu yang membuat Bram mulai curiga dengan kegiatan ini.
“Hah...memang ekstrovert kalau dijadikan satu akan kompak!”
.
.
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
Different (✓)
De TodoSefia. gadis dengan sejuta pesona dan keunikan itu ternyata juga menyimpan rahasia besar yang sangat sulit ditebak oleh orang lain. apa rahasia itu? dan bagaimana dia bisa membuat semua hal berubah dengan mudah? (Lengkap)