Sania yang duduk seorang diri di belakang kelas menatap ke arah punggung laki-laki pemilik lesung pipi manis itu. Pria tinggi pintar dan sudah sejak hampir setahun terakhir disukainya.
Entah kenapa, lesung pipinya membuat Sania teringat pada Sefia sehingga dia menyukai menatap anak itu terutama saat tersenyum.
Teman disebelah laki-lakir bernama Soobin itu memergoki Sania menatap temannya dan langsung memberi tahu Soobin hingga anak itu menoleh membuat Sania gelagapan dan membuang wajahnya ke lain arah.
Tentu akan memalukan dan akan menjadi bahan ledekan anak yang lain jika sampai mereka tahu Sania menyukai bintang sekolah mereka. Iya, Soobin si bintang sekolah.
Sedangkan Sania hanya anak culun dan tidak menarik sama sekali. Bahkan dalam kemampuan belajar pun Sania masih tidak bisa dibilang baik, walaupun tidak buruk juga. Di tengah-tengah lah intinya.
Setelah lama menatap jendela, Sania kembali melirik memastikan tidak ada lagi yang menatapnya lalu dia menghembuskan nafas lega dan melihat ke bangku kosong disebelahnya. Entah kenapa dia mulai tersenyum saat teringat Sefia yang akan segera duduk disebelahnya.
“besok pengumuman terus libur sekolah. Kita bakal habisin waktu bareng-bareng,Sef... Aku lega bakal ada kamu yang nemenin aku nanti disini...”
Jam 7 malam semua tiba di rumah bersamaan tanpa sengaja. Yang lain pulang kerja sedangkan Sania baru pulang les dijemput Sefia membuat parkiran yang awalnya lengang tersebut menjadi penuh seketika.
“Sefia...kamu menjemput Sania? Pantas saja dia tidak mau di jemput tadi...”
Sefia mengangguk tersenyum sambil membantu Sania melepaskan helm perlahan takut ada rambut Sania yang menyangkut.
“Iya ma... Mumpung gak ada kerjaan. Aku udah izin kok sama papa. Iya kan pa?”
Pria yang disebut pun mengangguk tersenyum.
“Biarkan saja. Kalau papa larang juga kamu akan mengomel panjang ke papa...” ucapnya membuat ketiga wanita itu tertawa.
“Ayo masuk sayang, makanannya pasti sudah siap. Ayo pa...”
Bram dan Tias lebih dulu masuk kedalam rumah sementara tiga pria lain sibuk mengeluarkan barang bawaan mereka dari mobil.
“Ayo Sef...” ajak Sania tidak sabar ingin segera makan.
“ Sabar San...aku buka helm dulu...”
Sania yang ingin tahu menyalakan stopkontak motor Sefia lalu memencet bel nya membuat tiga pria tadi kaget dan menoleh tepat saat Sefia melepas helmnya. Membuat rambut hitam panjang yang biasa tertutup topi dan helm itu terurai indah begitu saja menghilangkan kesan tomboy pada gadis itu seketika.
Mingyu bahkan sampai membuka mulutnya kaget dengan apa yang dilihatnya. Gadis aneh itu nampak berubah hanya karena rambutnya saja. Apalagi saat Sefia mengangkat rambutnya dan melilitnya untuk ditutupi topi rajutnya lagi. Bohong jika saat ini pria manapun yang melihat itu tidak berfikir kemana-mana melihat leher putih jenjang milik Sefia yang terekspos sebentar sebelum pemiliknya merapikan jaketnya hingga kembali menutupi lehernya.
“ayo...!”
Sefia tersenyum dan menggandeng tangan Sania untuk masuk kedalam rumah. Sontak saja itu membuat ketiga pria yang awalnya menatap mereka langsung menyibukkan diri lagi supaya tidak ketara sekali isi otak mereka.
“Kak Jaehyun,lain Eunwoo dan kak Mingyu, gak masuk?” tanya Sefia dengan santainya.
Berbeda dengan Sania yang seakan ingin menahan Sefia untuk menyapa pria-pria itu. Enggan bukan karena tidak suka, tapi karena Sania merasa masih malu disekitar orang asing. Iya, orang asing. Baginya mereka masih orang asing dan selalu akan begitu.
“Masuk saja duluan...” jawab Eunwoo dan dibalas anggukan oleh Sefia.
Baru saja mereka akan melanjutkan kembali langkah kaki mereka untuk masuk rumah, tiba-tiba hp Sefia berdering dan segera di raihnya dalam saku.
“San, kamu masuk aja duluan. Bebersih dulu...”
Sania mengangguk menuruti perintah Sefia yang langsung mengangkat panggilan itu sementara ketiga pria itu menutup pintu mobilnya dan hendak masuk rumah juga.
“Apa?! Iya...saya kesana sekarang. Tunggu sebentar ya... 10 menit lagi saya sampai!”
Sefia segera memasukkan hpnya ke saku dan hendak pergi namun tangannya di tahan oleh Jaehyun. Kesal buru-buru, Sefia menoleh dan memasang wajah memelasnya.
“Kak aku—”
“Kemana lagi kamu?” tanya Jaehyun dingin.
“Temenku mau melahirkan. Gak ada orang di rumahnya. Aku harus cepet kesana kak...” rengeknya supaya pria berwajah dingin itu setidaknya memberi sedikit rasa kasihan.
Jawaban Sefia tentu membuat ketiga pria itu kaget. Mereka yakin teman yang dia maksud adalah wanita yang tadi. Siapa lagi? Sefia masih baru di kota ini tidak mungkin sudah berteman dengan semua orang dalam dua hari saja.
“Kalau begitu biar aku—”.
Ucapan Eunwoo terpotong oleh ucapan Jaehyun.
“Pakai sopir dan mobil. Pak! Antar dia ke tujuannya!” ucapnya tetap dengan wajah cool dan suara tegas.
“Baik den. Ayo nona...”
Pak supir segera masuk ke dalam mobil yang sebelumnya dinaiki Bram.
“Thanks kak...titip ucapan maaf sama yang lain. Aku pergi dulu...”
Entah refleks atau bagaimana, Sefia tanpa sengaja malah salim pada tangan Jaehyun yang sebelumnya memegangnya dan berlari masuk mobil lalu meninggalkan rumah. Eunwoo dan Mingyu yang melihat kejadian itu merusaha menahan tawa mereka sedangkan Jaehyun terlihat cukup syok.
“Apa yang ada di otak anak itu saat ini? Sangat aneh!”
“Ayo...”
Jaehyun memimpin dua saudaranya masuk kedalam rumah. Setelah tiba di dalam mereka disambut dengan wajah senyum mamanya. Senyum bahagia yang entah karena apa.
“Loh, mana Sefia?” tanya Tias bingung mendapati hanya tiga pria itu yang masuk.
“Sefia tadi buru-buru pergi dan menitip permintaan maaf. Temannya yang hamil menelfon butuh bantuan ke rumah sakit...” jelas Eunwoo membuat wajah bahagia mamanya berubah sedikit sedih.
“Anak itu. Lalu untuk apa dia memasak disini jika dia tidak ikut makan?”
Jaehyun mengerutkan alisnya.
“Dia masak?”
Tias mengangguk sedih.
“Iya. Kata pelayan sejak sore dia disini memasak semuanya untuk makan malam. Tapi yasudah lah. Dia memang anak baik yang gak mungkin menolak permintaan orang lain...”.
Walaupun sudah terima, tapi masih bisa terlihat wajah sedih dan khawatir Tias untuk Sefia. Tentu saja dia khawatir karena Sefia pasti juga belum makan dan buru-buru pergi.
“Aku sudah minta supir mengantarnya. Jadi mama tenang saja...” ucap Jaehyun sambil mengusap bahu Tias membuat Tias sedikit lega dan bisa tersenyum lagi.
“Syukurlah kalau begitu. Terimakasih sayang, mama jadi tidak begitu khawatir padanya di jalan nanti...”
“Hhmmm...kita mandi dulu ma...”
“Iya sayang...”
Jaehyun, Mingyu dan Eunwoo pun berjalan menuju kamarnya dan tanpa mereka sadari mendapat tatapan senyum dari mamanya. Tias merasa senang, setidaknya ketiga putranya masih ada rasa peduli pada saudari mereka.
“Hah...aku akan mencicipi masakannya dulu. Aku sudah tidak sabar...” ucap Tias bersemangat sambil berlari kecil menuju dapur
.
.
.
.
.
![](https://img.wattpad.com/cover/324826649-288-k347490.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Different (✓)
RandomSefia. gadis dengan sejuta pesona dan keunikan itu ternyata juga menyimpan rahasia besar yang sangat sulit ditebak oleh orang lain. apa rahasia itu? dan bagaimana dia bisa membuat semua hal berubah dengan mudah? (Lengkap)