pilihan akhir

155 12 0
                                    

Kun datang bersama polisi yang langsung meringkus Zen. Setelah dua tahun menjadi buronan di negara lain, Zen akhirnya menjadi tahanan di negara ini tepat dihadapan Soobin dan Sefia juga satu-satunya keluarga Soobin yang tersisa yaitu Seokjin yang baru saja tiba.

Seokjin mengenali Sefia karena berita penculikan Soobin dulu sempat booming di negara tempat orang tuanya tinggal sebelumnya bersama Soobin. Sampai akhirnya mereka datang ke negara ini dalam kondisi Soobin koma dan sadar namun Tidka dapat mengingat beberapa bagian memorinya termasuk Sefia.

“Sefia...”

Kini tubuh gadis itu kembali padanya. Pada dekapan Soobin. Kambali dia usap Surai kesayangannya dengan pelukan eratnya. Sefia hendak membalas pelukan Soobin namun matanya malah tertuju pada seorang gadis yang tengah menangis dan pria yang sedang menatap lemah mereka. Olivia dan Jaehyun. Mereka terluka disini.

Melihat kebahagiaan pasangan di depannya, Jaehyun perlahan melangkah mundur dan berjalan keluar dari rumah itu. Tubuhnya lemas hingga membuatnya berjalan gontai melewati Mingyu Enwoo, Kun dan Lucas yang menatapnya bingung.

Ya,mereka bingung harus bagaimana sekarang. Kun terutama. Dialah yang tahu dan membantu Sefia selama ini mencari kekasihnya yang hilang walaupun dia sendiri tidak tahu nama dan rupa pria itu. Dia selalu diam-diam menyelundupkan obat-obatan dari rumah sakit papanya seperti bius, obat penenang dan obat tidur untuk membantu Sefia. Yang tentu saja obat itu dia berikan saat Sefia sudah tidak terkontrol lagi emosinya setiap mengingat masa lalunya. Bahkan obat-obatan itu sering digunakan Sefia untuk melawan Zen selama 2 tahun ini.

Jaehyun berjalan menuju mobil dan duduk di cup mobilnya. Menangis. Itulah yang dia lakukan sekarang. Semua yang dilakukannya seakan percuma. Ternyata hati Sefia sudah ada yang memiliki dan bahkan dia berkorban banyak hal untuk anak yang bernama Soobin itu. Kenapa dia tidak pernah memikirkan ini sejak awal.

Kenapa dia tidak pernah mencoba menanyakan apakah Sefia sudah memiliki kekasih atau orang yang ada di hatinya atau tidak. Dia malah langsung lancang untuk mencintainya. Wajahnya tertunduk memerah dengan air mata yang terus menetes. Sakit, tentu. Sefia adalah gadis pertama setelah mamanya yang ingin dia bahagiakan.

Selama bertahun-tahun dia menutup hati untuk banyak wanita yang mendekat, dia malah jatuh hati pada wanita yang salah. Salah dari berbagai sudut. Hancur sudah semangatnya kali ini. Entah bagaimana dia bisa melanjutkan hidupnya jika sumber semangatnya ternyata milik orang lain.






“Yah... Kak Jaehyun menyebalkan!!!”


Jaehyun mengerutkan alisnya dan mengangkat wajahnya. Dilihatnya Sefia berjalan dengan alas kaki yang di tentengnya sambil mengangkat sedikit ekor gaunnya. Jaehyun langsung berdiri dari duduknya. Senang? Bingung? Apa yang gadis itu lakukan di sini? Bukannya seharusnya dia di dalam dengan Soobin?

“Kak Jae sudah ngeliat aku kesusahan, Cuma mau dilihatin doang?! Gak ada niat bantu Sam sekali?! Dan...enak aja langsung ninggalin aku disana! Aku Dateng sama kak Jae! Apa kak Jae mau ninggalin aku sendiri?! Enak saja...!! Sini bantu aku! High heels ku patah sebelah!” rengekannya membuat Jaehyun kaget namun senang juga.

Segera dia mendekat ke arah Sefia dan mengambil alas kaki di tangannya. Namun dengan cepat Sefia merebutnya kembali lalu melemparnya ke sembarang arah.

“Itu udah rusak. Besok Anter aku beli yang baru!”

Jaehyun membulatkan mata kaget. Besok?. Apa artinya mereka harus bertemu lagi besok?

Sefia mengangkat wajahnya menatap Jaehyun yang masih terlihat kebingungan. Sefia merentangkan kedua tangannya ke arah Jaehyun.

“aku capek habis berantem. Gak niat gendong? Waktu itu aku ditawarin. Apa kak Jae ku berubah sekarang?”

Kak Jae ku? Apa dia mengeclaim dirinya sebagai miliknya?

“Hah...lupakan! Kalau gitu aku mau jadi pacar kak Mingyu aja!”

Sefia hendak berbalik namun dengan segera Jaehyun menariknya kedalam pelukannya. Menangis? Pasti. Jaehyun jadi sensitif sejak perasaannya tumbuh untuk Sefia. Dia jadi mudah menangis jika mengenai gadis itu.

“jangan pergi...” lirihnya membuat Sefia tersenyum dan mengusap pelan rambutnya. Hangat dan menyenangkan. Itulah yang selalu Jaehyun rasakan dalam pelukan gadis itu.

“Kak Jae yang mau pergi tadi,kan?”
Jaehyun langsung menggeleng menolak mengakuinya.

“Aku fikir kamu mau bersamanya lagi. Kamu sudah berjuang untuknya dan sekarang kalau sudah...”

“sssttt...kita udah punya jalan hidup masing-masing. Kita memang gak ditakdirkan buat bareng lagi. Udah...cowok gak boleh nangis...”

Sefia melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Jaehyun yang masih setia melingkarkan tangannya di pinggang gadis itu.

“Jadi...sekarang kamu...aku...”

“Apa? Pacaran? Emang kak Jae ada nembak aku?” tanya Sefia dengan wajah kesal.

“Oh iya,ya. Sefia, aku...kamu...aku... Ahhh...aku harus bilang apa?” frustasi nya.

Sefia tertawa geli melihat tingkah lucu Jaehyun. Dia benar-benar nampak kebingungan dan linglung seperti anak hilang. Sefia menangkup wajahnya dan menyatukan kening mereka.

“Ikutin aku. Sefia...”

“Sefia...”

“apa kamu mau...”

“Apa kamu mau...”

“Menjadi...”

“menjadi...”

“Kekasihku?”

“kekasih...ku..?”

Sefia mengangguk tersenyum.

“Iya, aku mau...”

Senyum kebahagiaan langsung terlukis di wajah  mereka berdua.

“Terimakasih...terimakasih sudah mau mempertimbangkan ku...” ucap Jaehyun sambil tangannya mengelus pelan punggung Sefia.

“Hhmmm... Sama-sama...”

Perlahan, jarak diantara wajah mereka mulai berkurang dan...



Different (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang