lagi dan lagi

116 17 0
                                    

Sefia baru saja selesai membagikan makanan pada anak-anak jalanan yang dia temui. Makanan apa lagi kalau bukan yang baru dia beli tadi dari ojek itu. Perutnya sudah kenyang karena sudah makan siang sebelum keluar untuk mencari kopi.

Sebenarnya dia ada mesin kopi di apartemen. Segala macam peralatan canggih ada di apartemen itu. Mana mungkin mamanya membiarkannya kelelahan sepulang sekolah. Belum lagi tugas-tugas sekolah nanti. Bahkan mamanya sudah mencarikan pelayan yang siap datang membereskan tempat itu seminggu 3 kali.

Ya, hanya 3 kali karena Sefia sendiri termasuk anak yang rapi dan lebih suka tidak di ganggu jika sedang dikamar. hanya saja dia bosan dan ingin berkeliling siang itu.

Baju seragam dan keperluan lainnya sudah datang tadi pagi ke apartemennya karena sudah diurus jauh-jauh hari oleh kerabat mamanya sebelum kedatangan Sefia. Intinya dia hanya terima jadi dan siap sekolah.

Nanti setelah libur, karena ini baru liburan kenaikan kelas. Sefia sengaja memilih berjalan kaki dan naik bus sekalian menghafal jalan-jalan di kota itu. Sudah terlalu lama dia tinggal di luar negeri hingga lupa segala hal tentang kota kelahirannya itu.

“Banyak yang berubah di kota ini. Bahkan aku sendiri juga berubah...”

Sefia Menunggu saat menyebrang hingga akhirnya lampu penyebrangan menyala dan dia mulai menyebrang bersama yang lain. Di depannya dia melihat seorang ibu hamil besar berjalan pelan sambil membawa belanjaannya membuat Sefia menghela nafas pelan.

“Gimana sih suaminya? Istrinya hamil malah dikasi jelan sendiri!” gerutunya kesal.

Dilihatnya penyebrang yang lain mulai berlarian menandakan waktu menyeberang akan segera habis sementara ibu hamil tadi baru melewati seperempat lebih jalan itu. Dengan cepat, Sefia menghampirinya dengan senyuman ramah.

“Bu, biar saya bantu bawa belanjaannya...”

“Ah...terimakasih banyak nak...”

Sefia tersenyum mengangguk dan segera mengambil alih tas belanja ibu tersebut tidak lupa juga membantunya berjalan khawatir ibunya buru-buru dan terjatuh nanti.

Tanpa dia sadari, beberapa pasang mata tengah mengawasinya dari dalam mobil yang berbeda. Mingyu berdecih heran sedangkan Eunwoo menarik seutas senyuman bangga. Di lain sisi, Jaehyun tetap dengan wajah datarnya tapi tetap fokus menatap adik tirinya itu.

Sungguh, dalam hati Jaehyun mulai merasa penasaran dengan anak itu. Seperti, bagaimana dia bisa melakukan hal itu? Kebaikan setiap saat. Senyum setiap detik. Anak itu benar-benar membuat pria dingin itu tertarik bahkan untuk mengalihkan pandangan padanya.

Sampai akhirnya Sefia tiba di seberang dan terlihat tersenyum ramah lalu sedikit berbincang dengan wanita hamil itu.
Jaehyun hampir saja kelewatan untuk menjalankan mobilnya karena lampu lalulintas sudah mulai menyala menjadi hijau. Tanpa pikir panjang lagi, dia melajukan mobilnya untuk kembali ke kantornya.


.
.
.
.

Different (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang