mimpi?

80 13 0
                                    

Jaehyun meregangkan tubuhnya dengan mata masih terpejam. Sedetik kemudian matanya langsung terbuka lebar dan bangkit melihat sekeliling. Tidak ada siapapun. Hanya dirinya sendiri. Pria itu menghela nafas panjang dan tertunduk.

“Aku rasa itu memang Cuma mimpi...” Gumamnya pelan.

“Mimpi apa kak?”

Sontak saja mendengar suara khas itu membuat Jaehyun mengangkat wajahnya dan langsung tersenyum. Segera dia melompat turun dari kasur dan memeluk Sefia.

“Aku fikir aku Cuma mimpi. Mimpi kamu tidur denganku dan berjanji tidak akan pergi...” ucapnya sedikit merengek.

Untuk pertama kalinya setelah ratusan purnama, seorang Jaehyun merengek lagi seperti anak kecil. Sebegitukah impact dari kehadiran Sefia dalam hidupnya? Entahlah...yang dia tahu dia tidak mau terima jika ini semua benar-benar hanya mimpi.

“aku Cuma ambil pesanan makanan tadi. Ini udah sore. Habis makan kak Jae harus pulang...”

Jaehyun terdiam. Pulang? Itu artinya mereka harus berpisah. Lagi?.

“Bolehkah aku tidak pulang supaya kamu juga tidak pergi?”

Sefia menggeleng dan melepas pelukan Jaehyun.

“besok hari pertamaku sekolah di tempat baru. Ada banyak hal yang harus aku selesaikan disana...”

“kamu pulang ke apartemen?”

Sefia mengangguk pelan sambil tersenyum.

“Setelah makan, bisa aku minta tolong antarkan aku ke apartemen? Aku naik taksi online tadi kesini...”

Jaehyun tersenyum dan menangkup wajah manis gadisnya itu.

“dengan senang hati...”

“terimakasih. Sekarang kak Jae cuci muka dulu. Aku tunggu di meja...”

Sefia melangkah keluar kamar tersebut dan Jaehyun segera masuk ke kamar mandi. Kurang dari lima menit dia sudah datang dengan penampilan rapi lagi dan wajah yang kini lebih segar. Tentu saja, dia sudah bisa tidur nyenyak setelah beberapa hari. Kini dia duduk disebelah Sefia yang sudah siap menyuapinya.

“kamu tau darimana aku belum istirahat?”

“Mama...”

Jaehyun mengerutkan alisnya.

“mama?”

“iya,mama. Mama bilang kak Jae sekarang makannya gak pernah habis. Terus mama sering ngintip ke kamar kalau kak Jae belum tidur padahal udah lewat jam...” jawab Sefia santai sambil mengunyah makanannya.

“Apa mama juga yang menyuruhmu kesini?” kali ini Jaehyun merasa lega karena Sefia menggelengkan kepalanya.

“pengen aja mumpung aku bisa kabur tadi dari rumah...” ucapnya bangga membayangkan bagaimana orang rumah dan para pengawalnya stres mencarinya. Jaehyun pun hanya bisa menggeleng pelan mendengar tingkah Sefia. Senyumnya sedikit luntur saat dia mengingat wajah kakek Sefia saat di rumah sakit.

“kakekmu sangat khawatir padamu,Sefia. Jika saja hanya ada kamu dan dia disana, mungkin dia sudah menangis melihatmu terbaring waktu itu...”

Sefia tersenyum santai tanpa beban membuat Jaehyun sedikit bingung.

“Kakek emang gitu. Dia udah biasa ngadepin anak kayak aku. Lebih tepatnya, ngadepin mama dulu. Kakek emang khawatir aku kenapa-napa. Tapi kakek jauh lebih takut kalau keluarganya gak bahagia. Itu kenapa kakek gak berani keras sama aku meskipun aku banyak tingkah...”

senyum penuh kebanggaan menghiasi wajah gadis belia itu. Jaehyun pun mengangguk setuju.

Dilihat dari Kun, Lucas dan Sefia sekarang, mereka terlihat bebas tanpa beban. Melakukan apapun yang ingin mereka lakukan tanpa menambahkan embel-embel keinginan papa atau mama seperti anak keluarga lain. Lalu Jaehyun? Dia ada disini memang karena keinginan dan hasil kerja kerasnya. Sedangkan adik-adiknya yang lain hanya mengikuti jejaknya entah karena terpaksa atau memang kemauan mereka.

Adik. Jaehyun kembali menatap ke arah gadis di depannya. Gadis itu juga terhitung adiknya,kan? Tapi kenapa hatinya menolak untuk menyayangi Sefia sebagai adiknya? Haruskah dia membuang jauh perasaannya dan mengubur mimpinya untuk bisa memiliki gadis yang dicintainya itu? Dan... Apa Sefia memberikan perhatian padanya memang murni sebagai adik ke kakaknya? Karena jika dia ingat kembali, Sefia juga sangat intens kedekatannya dengan Lucas dan Kun. Mereka biasa saling memeluk, cium dan berpegangan tangan seperti yang Sefia lakukan dengannya.

Apakah cintanya bertepuk sebelah tangan?
.
.
.
.
.
.

Different (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang